Quantcast
Channel: FOTO BELAHAN MEMEK
Viewing all articles
Browse latest Browse all 143

Cerita Ngentot Kurenggut Keperawanan Sahabat Pacarku

$
0
0

Cerita Seks | Cerita panas | Cerita Hot | Cerita Dewasa Terbaru | Cerita Ngentot | Cerita Mesum | Cerita ABG | Cerita Porn | Cerita Seks Dewasa – Kurenggut keperawanan sahabat pacarku.  Setelah kejadian di tengah hujan tersebut persetubuhan yang Doni lakukan dengan Syifa semakin bergelora. Doni dengan cepat menjadi ahli di tangan Syifa. Setiap percumbuan yang selalu berakhir dengan persetubuhan itu selalu ada hal yang baru yang dipelajarinya .

Ini karena Syifa yang selain memiliki gairah yang besar juga tak sungkan sungkan meminta hal- hal yang masih asing bagi Doni dalam setiap aktifitas seks mereka. Sampai saat itu hubungan Doni dengan Syifa tidaklah sampai menyebabkan sang gadis hamil, Syifa selalu menjaga agar tak terjadi hal itu. Selain rajin dengan kontrasepsi juga menjaga kapan saat suburnya.

Syifa tau kalau Doni sang kekasihnya adalah lelaki yang baru saja mengenal persetubuhan dan dia yakin bahwa Doni belum bisa menjaga agar tak terjadi kejadian yang tak di harapkan mereka berdua. Hingga satu saat mereka berdua bertengkar hebat, yang menyebabkan Syifa pulang ke kota asalnya tanpa memberitahu Doni. Kekerasan kepala mereka berdua menyebabkan mereka tak dapat membendung ego mereka masing-masing. Telah seminggu Doni tak bertemu dengan Syifa. Kontak lewat telepon yang dulu mereka lakukan hampir tiap hari kini tak ada, hilang di telan oleh ke egoan mereka. Pusing rasanya kepala Doni. Aktifitas seks yang sekurangnya mereka lakukan 3 kali seminggu sudah seminggu ini tak ada lagi.

“Ah…aku harus menemuinya….” pikir Doni.

“Dan aku harus minta maaf…” batin Doni.

Tak seharusnya seorang lelaki mempertahankan egonya terhadap wanita. Sabtu sore dengan mobil biasanya Doni pun meluncur membelah kemacetan kota Bandung. Di kepalanya telah terbayang senyum manis Syifa seperti biasanya. Doni yakin hubungannya dengan Syifa akan membaik kembali.
Kurenggut keperawanan sahabat pacarku

Kurenggut keperawanan sahabat pacarku

Setelah memarkir mobilnya sambil bersiul Doni melangkah ringan, menuju kost-an Syifa. Tak seperti biasanya pintu kost-an Syifa tertutup rapat. Tanda tanya besar muncul dikepalanya. Langsung ia mengetok pintu yang tertutup, beberapa kali tetapi tak ada yang keluar. Penasaran ia melangkah ke pintu sebelahnya , kost-an Vira sahabatnya Syifa. Mengetok pintunya perlahan. Muncul seraut wajah tak asing berambut basah, Vira sahabatnya Syifa.

” Oh..Aa…ada apa?”  tanyanya melongokkan wajahnya dari balik pintu.

“Syifa kemana ya Vir?” Tanya Doni.

“Emang dia ga beritahu Aa?” tanya Vira balik.

“Ngga,..kemana dia?”  Doni bertanya mengkerutkan keningnya.

“Syifa kan pulang” terang Vira.

“Emang ga bilang sama Aa?” Tanya Vira kembali.

“Masuk dulu deh Aa….” ajak Vira seraya membukakan pintu kamarnya.

Doni melangkah masuk. Semerbak wangi kamar seorang gadis menghampiri indra penciumannya. Kamar yang bersih dan tertata dengan baik meski tak besar. Vira menghilang di balik sebuah pintu mengenakan handuk yang membungkus tubuhnya.

“Ternyata habis mandi dia” batin Doni

Tak lama Vira kembali dengan 2 cangkir minuman.

“Ini kopi untuk Aa” ujarnya menaruh cangkir di tangan kanannya ke hadapan Doni.

“Tau aja kamu kesukaan Aa’ timpal Doni menyeruput kopi hitam panas tersebut.

Aromanya sungguh enak, dengan takaran gula yang pas di lidahnya. Vira menuturkan kepada Doni bahwa Syifa langsung pulang ke kota asalnya sehari setelah pertengkaran mereka. Matanya yang bulat berkali-kali mengerling indah saat ia bercerita. Doni juga menyesalkan kejadian itu dan bermaksud akan minta maaf tapi ternyata telah terlambat. Vira juga menegaskan bahwa Syifa tidak memberitahukan akan kembali atau tidak.

“Nah kamu mo kemana nih, udah mandi dan rapi?” Tanya Doni kepada Vira.

“Ga kemana-mana hanya biar seger aja…” sahutnya renyah.

“Temanin Aa yuk….Aa lagi bingung…” ajak Doni.

“Ga enak ah…ga enak sama Syifa nanti”  tolaknya sopan.

“Biar Aa  yang bilang nanti sama Syifa, lagipula Aa ga bisa berharap banyak lagi pada Syifa setelah kejadian sekarang ini..” terang Doni panjang.

Setelah berargumen panjang lebar, akhirnya Vira setuju menemani Doni. Berbarengan mereka berjalan menuju parkiran.

“Sebenarnya Vira juga lagi suntuk..” ujar Vira membuka pembicaraan sesaat mobil melaju.

“Emang ada apa?” kejar Doni.

“Kami putus kemarin…” tuturnya lagi.

Doni langsung terbahak-bahak mendengar kalimat terakhir itu. Tubuhnya terguncang.

“Kenapa ketawa A?” Tanya Vira ketus.

“Aa ngetawain Vira ya?” tanyanya mencondongkannya tubuhnya kearah Doni.

“Iya… ya?” tanya Vira kembali sambil menjatuhkan cubitan pada pinggang lelaki kekasih sahabatnya tersebut.

“Udah…udah…sakit…!” pinta Doni menggeliatkan tubuhnya menahan perih.

“Ayo jawab?” perintahnya kembali tak melepaskan cubitannya

“Tau ga, kita ini korban” ujar Doni.

“Korban pasangannya” sambung Doni kembali.

Langsung Vira pun tergelak, melepaskan cubitannya. Sampai berair matanya yang galak tersebut menahan gelinya.

“Kemana kita nih…Aa?” Tanya gadis berkulit putih bersih tersebut setelah tawanya mereda.

“Kamu punya ide?” Doni balik bertanya.

“Hmmm, ke disco yuk?” ajaknya mantap.

“Boleh juga, ke sana kan?” Sahut Doni menyebutkan sebuah discotik yang sering menjadi tempat kunjungannya bersama Syifa.

” Ok…” tutup gadis itu disela gumaman nya mengikuti lagu yang terdengar dari radio.

Baca juga cerita dewasa Mantan pacar bikin aku nikmat.

Malam itu tidak terlalu ramai. Mungkin karena bukan event Ladies Night. Mereka berdua segera tenggelam dalam irama musik yang menghentak. Doni pun dapat mengimbangi gerakan lincah Vira, tubuh mereka berdua pun basah oleh keringat. Tubu Vira yang proporsional bergoyang meliuk-liuk, kadang sedikit erotis menggoda Doni. Tersenyum mereka berdua di tengah dentuman musik yang hingar- bingar. Saling memandang tak lepas kedua mata mereka di tengah gerakan  gerakan sensual mereka.

“Gadis ini sungguh enerjik dan seksi” pikir Doni.

Tiba-tiba musik berganti lambat temponya. Beberapa pasangan kembali ke tempat duduknya. Ada juga pasangan yang melangkah memasuki dancefloor. Doni menyunggingkan senyuman mengangkat bahu dan tangannyanya. Mendekat ke arah Vira yang berdiri bingung.

“Boleh..kan?” tanya Doni sambil meraih telapak tangan Vira dan merangkul pinggang ramping di balik kaos ketatnya yang telah basah.

Vira tak menjawab, hanya membiarkan saja perlakuan Doni. Doni menyadari hal itu sudah cukup menjawab pertanyaannya . Berdua mereka melantai dengan perlahan seirama tempo lagu dalam jarak tak terlalu rapat. Kadang mata mereka bersitatap, bercakap-cakap tanpa kata-kata. Doni merasakan dirinya yang sedari tadi bergairah terpicu gerakan- gerakan Vira erotis tadi. Ditariknya tubuh Vira lebih dekat. Ada sebentuk perlawanan saat itu. Vira menengadah menatap bola mata Doni, dan akhirnya membiarkan tubuhnya merapat .

“Aa Doni ini sungguh menarik… sudah dari dulu aku ingin berdekatan dengannya” batin Vira.

Pikirannya hanyut oleh perasaannya. Vira merebahkan kepalanya pada dada Doni merasakan debur jantung yang berdebar debar.

“Sungguh menggemaskan kamu Aa…” batin Vira larut dalam suasana.

Doni terlonjak kaget hampir menjerit merasa perih pada dadanya. Ternyata Vira menggigit kecil dadanya, gemas.

“Gila kamu…” sergah Doni.

“Hi..hi…hi..” sahut Vira tertawa kecil.

Menatap lelaki tegap tersebut dengan senyum simpul. Entah apa artinya senyum itu, Doni tak mengerti. Kini mereka bergoyang rapat ditimpali irama lambat tersebut. Dapat Doni merasakan gundukan bukit membusung milik Vira menekan perutnya. Gesekan gesekan yang terjadi mulai memercikkan gairah pada mereka. Mereka tetap bergoyang sambil bersitatap. Doni merangkul tubuh langsing itu mendekapnya erat. Seiring juga kedua lengan Vira yang memeluk erat pinggang Doni. Vira melepaskan kedua tangannya pada pinggang Doni, meluncur ke atas mengalungkan lengan kirinya di leher Doni. Sementara itu jemari kanannya bergerak mengusap wajah Doni, dari pipi terus kebawah dan mengusap bibir lelaki tersebut dengan ibu jarinya dengan tatapan pernah lepas sekalipun dari mata Doni. Doni merasa gerakan tersebut sangat seksi sekali dan sangat mengundang.

“inikah undangan?” pikir Doni.

“Harus ku penuhi, peduli amat dengan Syifa” Doni dengan perlahan menurunkan wajahnya, diiringi tekanan jemari Vira di belakang lehernya.

“Ayo Aa..aku menginginkannya” batin Vira memandang lekat-lekat bibir Doni yang mendekat.

Tepat bibir mereka hanya berjarak kira-kira 1cm, Doni menghentikan gerakannya, memandang bibir Vira yang mungil terbuka perlahan bersiap menyambut. Menggoda gadis itu dengan gerakan tak selesai tersebut. Seperti yang telah diduganya, Vira menekan leher Doni dan segera mencaplok bibir Doni yang telah siap sedari tadi itu. Segera kedua bibir tersebut saling lumat dan saling kulum. Teresakan oleh Doni bibir gadis itu begitu lembut dan hangat. Napas segar segera terhembus ke indra penciuman Doni. Kadang lidah mereka berpalun- palun saling membelit di kedalaman mulut Vira. Kadang lidah Doni menjelajahi setiap mili di kedalaman mulut Vira yang terbuka. Gadis berkulit putih itu segera terbangkit gairahnya. Ciuman dan kuluman Doni yang bergelora membangkitkan rasa yang telah lama tak menghampirinya. [ baca cerita panas Calon Sekretarisku dan adiknya. ]

“Hmmmhh….” desahnya Vira melepaskan bibirnya sambil menghembuskan napasnya yang hampir putus oleh kecupan dan lumatan Doni.

Doni tak memberikan gadis itu lebih lama waktu dan kembali melumat bibir mungi nan ranum tersebut. Kini tangan Doni mulai bergerak, meluncur dari kepasifannya. Mengelus perlahan bagian samping tubuh Vira menambahkan sengatan sengatan halus pada gadis bertubuh padat tersebut. Berkali-kali naik turun di samping tubuh padat tersebut. Menjalar ke ketiaknya turun kembali, berhenti sesaat. Kedua jari jempol Doni menekan bagian pinggir bukit dada Vira memberikan sentuhan- sentuhan sporadis disana.

“Uhh…” lenguh Vira hampir tak terdengar.

Sementara itu kedua lidah mereka juga tak hentinya saling berkejaran, saling belit dan menjilat di kedalaman mulut mereka, berganti ganti didalam mulut Doni dan Vira. Praktis mereka berdua tak memperdulikan musik lagi. Diam saling merangkul dan meraba.

“Ladies and gentlemen, here we go!!!” terdengar suara Dj yang membahana disambung hentakan musik bertempo cepat memutus aksi mereka berdua.

Melangkah kembali menuju sebuah kursi bar yang tinggi. Vira duduk di kursi menghadap dance floor. Doni pun merapatkan punggungnya ke tubuh sang gadis yang dengan segera merangkulkan tangannya. Terasa gundukan padat menekan punggungnya yang basah. Sambil merangkul Vira menempatkan dagunya pada ubun-ubun Doni. Bergoyang mereka kembali mengikuti irama, hanya kali ini dengan goyangan lembut dan perlahan. Terdiam mereka berdua tak berkata-kata. Sibuk dengan perasaan masing-masing, meresapi kejadian yang baru saja berlangsungi.

“Pengap Aa….pulang yuk?” ajak Vira pelan.

Doni menengadahkan wajahnya memandang pemilik bibir yang saja berucap. Dengan cepat sebuah kecupan kilat didaratkan Vira di bibir Doni. Tak berkata kata lagi Doni segera menyambut tubuh Vira yang turun dari kusi bar yang tinggi tersebut. Menyambut pada kedua belah sisi tubuhnya di iringi lengan Vira yang datang menyambangi pundaknya. Melangkah dengan berpelukan erat menuju pintu keluar dan terus melangkah menuruni tangga. Tak lepas pelukan mereka melangkah menuju mobil Doni yang di parkir di sudut.

“Kemana lagi kita?” Tanya Doni sambil memutar kunci kotak.

Memandang ke wajah oval yang tengah menatapnya juga sambil menggigit-gigit bibir. Tangan Doni terulur perlahan menjangkau. Wajah Vira juga mendekat dan tanpa aba-aba kedua bibir mereka kembali bertemu dalam pagutan-pagutan hangat. Kali ini lumatan dan kecupan mereka berlangsung sangat panas bergelora. Lidah Doni menjalari leher yang ditumbuhi bulu halus. Naik kearah belakang telinga menyebabkan Vira mendongakkan kepalanya sambil mengeluh kegelian. Tak menyia-nyiakan kesempatan yangan Doni beralih kini kebalik kaos yang dikenakan gadis berkulit mulus itu. Merabai bukit padat yang masih terbungkus. Tak cukup begitu saja jemari Doni meluncur di permukaan kulit licin tersebut. Merabanya perlahan. Jemarinya dengan lincah memilin dan memijit puting di balik pembungkusnya.

“Uhh….” desah Vira membusungkan bagian dadanya memberikan keleluasaan pada jari Doni.

Langsung saja tangan Doni yang sebelah lagi menyelusup ke belakang punggung gadis berkulit putih tersebut. Menemukan kait bra dan dengan satu sentakan kecil melepaskan kait yang mengekang. Cepat sekali dan tau-tau bibir dan lidah Doni telah bermain di permukaan bukit yang padat di dada Vira, menjelajahi permukaannya dengan lidahnya yang kasar. Terus ke puncaknya dimana bertengger putingnya berwarna merah muda tersebut.

Dengan rakus langsung dihisap dan disedotnya. Vira terhenyak merasakan hisapan dan kuluman Doni bak bara panas mulai membakar gairah kewanitaannya yang bergelora. Hampir tak kuasa ia membendung gelombang demi gelombang yang datang menyerbu, menghanyutkannya pada gejolak birahi badani.

“Mhh…..Aa, jangan disini…” desahnya terputus-putus melerai aksi Doni.

“Banyak orang ih! Nanti dilihat orang Aa.. malu” tambahnya sembari mengangkat kepala Doni dari permukaan dadanya.

Doni pun mengangkat wajahnya dan menggelengkan kepalanya mengusir gairah yang melanda dirinya. Dan mobil pun bergerak.

“Aa antarkan kamu pulang yah Vir..” ujar Doni seraya memutar setir keluar dari basemen gedung diskotik tersebut.

“Jangan Aa… ga enak sama ibu kost pulang tengah malam begini, mending pagi aja sekalian” tambah Vira membenahi rambutnya yang agak kusut tadi.

“Kemana kalau…” ucap Doni terputus.

Khawatir ia meneruskan kata-katanya yang dapat merusak suasana.

“Kemana Aa?” ulang Vira menatap penuh harap.

“Gimana kita ke kost-an Aa?” ujar Doni pelan dan hati-hati.

“Hmmm….boleh…” jawab Vira.

“Tapi besok pagi antarin pulang ya…” pintanya tak berubah ekspresi.

“Siap….” sahut Doni girang.

“Akhirnya kudapatkan gadis ini” pikir Doni.

Niat kotor mulai merasuki pikirannya. Mobilpun meluncur ke utara. Melaju di sepanjang jalan Cipaganti lalu turun ke jalan Setiabudhi, belok kekiri, menerobos lampu lau lintas yang berkedip-kedip dengan warna kuning. Melaju terus keatas sepanjang jalan Ciumbuleuit. Tak lama kemudian berbelok ke kanan, menepi. Setelah mengunci sambil menggandeng Vira Doni melangkah masuk di sebuah gang. Melihat kekiri dan ke kanan mengawasi kalau-kalau ada yang melihat mereka. Tepat pada sebuah belokan mereka masuk pada sebuah pekarangan sebuah rumah. Berbelok ke kiri mereka tekah sampai di depan pintu.

Tergesa- gesa Doni memutar kunci diiringi senyum simpul Vira. Dan beberapa menit kemudian mereka telah berada dalam ruangan yang hangat

“Silakan dudukvir…” ujar Doni menutupkan gordin dan nako jendela kamarnya.

Melangkah ke belakang ke kamar mandi mengemasi beberapa pakaiannya yang berserakan.

“Haus kan..”  Doni melangkah dengan 2 cangkir teh hangat di tangannya.

Memberikan satunya ke tangan Vira. Pakaiannya telah berganti dengan singlet dan sarung yang membalut pinggangnya kebawah.

“Enak juga A kost- annya..” ucapnya memperhatikan berkeliling ruangan.

Berhenti di depan meja gambar yang ada di ruangan tersebut. Memperhatikan coretan- coretan pada kertas buram yang tersampir di meja tersebut. ?

“Ini tugas-tugas kuliah Aa?” tanyanya memandang kertas yang menempel di meja tersebut.

“Hmm….Begitulah….” jawab Doni yang tiba-tiba telah berada di belakang gadis itu.

Wajahnya sedemikian dekat dengan leher si gadis, mengharumi wangi yang terbit disana. Hembusan napasnya terasa hangat di leher dan pundak Vira.

“Ih….Aa…. geli……” ucap Vira menggelinjangkan tubuhnya.

Melangkah menjauhi Doni. Masuk ke kamar mandi. Terdengar desir air,

“Aa… punya pakaian yang bisa Vira pakai… biar yang ini ga kusut”  Tanya Vira melongokkan wajahnya dari bali pintu kamar mandi.

Doni melangkah menuju lemari pakaiannya, menemukan sehelai kaos katun dan sebuah celana olahraganya yang langsung diberikannya ke balik pintu kamar mandi tersebut. Tak lama kemudian Vira pun muncul dengan pakaian yang di berikan Doni tadi. Kaos tersebut longgar di tubuhnya yang padat, sedangkan celana olahraga Doni tak dapat menutupi keseluruhan pahanya. Memampangkan paha yang mulus dan putih itu ditimpa cahaya lampu tidur yang temaram yang di stel Doni.

“Kamu belom ngantuk?” Tanya Doni yang telah berbaring kepada gadis berkulit putih tersebut.

“Udah sih….tapi…”  sahutnya perlahan duduk dikursi meja gambar yang ada di ruangan itu.

“Ya udah sini….” sambung Doni menepuk kasur disampingnya.

Ragu Vira melangkah,tetapi hasratnya untuk berbaring mengalahkan keraguan di kepalanya. Doni menggeser tubuhnya lebih ke tepi memberikan ruangan untuk gadis itu berbaring pada sisi lainnya. Tak berselang lama Vira pun telah meringkuk di kasur tersebut membelakangi Doni. Memunggungi Doni yang juga berbaring searah yang tenggelam dalam pikirannya. [ Baca cerita panas tante girang Liburan Nikmat bersama janda Montok. ]

“Biarlah dia tidur, cape dia mungkin” batin Doni.

Doni mendekatkan tubuhnya menempel pada punggung gadis yang berselimut itu. Merangkul ke depan mencoba memberikan kenyamanan hangatnya pelukan. Merasakan matanya yang juga mulai memberat. Tiba-tiba saat matanya akan terpejam,tubuh didepannya berbalik!! Wajah Vira segera menyusup di hangatnya dada Doni yang bersinglet tersebut.

Terasa hembusan napas panas yang teratur dipermukaan kulitnya. Langsung kantuknya hilang. Doni memberanikan dirinya, mengecup kening yang tepat di depan dagunya, mencium wangi rambut kecoklatan milik Vira. Tiba-tiba terasa oleh Doni sentuhan bibir lembut Firi di bahunya yang tak tertutup oleh singlet.

“Dia belum tidur?” batin Doni girang.

Entah karena kebetulan atau karena dorongan hati yang sama, wajah mereka bergerak. Vira mendongak sedangkan Doni menunduk. Kedua mata mereka langsung bertatapan. Hanya hati mereka yang berbicara mencoba menemukan kesamaan hasrat yang mulai terbit.

“Mhh…..Aa..” desah Vira perlahan saat bibir Doni mendarat di bibirnya, yang langsung di sambutnya dengan hangat.

Mengundang lebih lanjut. Lidah merekapun kini telah saling membelit, bercengkerama, berkejaran di dalam taman rongga mulut Vira yang basah. Doni bertindak lebih berani, ikut menyusupkan tubuhnya ke dalam selimut yang di membalut tubuh Vira. Berdua mereka berada dalam satu selimut.

Terasa oleh Doni gundukan lembut di dada gadis berkulit putih tersebut menekan dadanya. Puncaknya yang runcing telah menggosok dadanya yang terbalut singlet tipis tersebut. Ternyata Vira tak mengenakan behanya lagi. Tangan Doni langsung membelai bukit padat tersebut,merabanya perlahan. Menyelusuri kelembutan terbalut bahan tipis tersebut dengan telapak tangannya.

Doni bergerak naik, menempatkan tubuh gadis itu perlahan di bawahnya. Tangannya langsung bekerja mendorong kaos gadis ke atas, menelanjangi kemulusan tubuh bagian atas Vira. Demikian pula dengan Vira tak ketinggalan menelanjangi tubuh bagian atas lelaki yang menindihnya. Segera saja kulit mereka bertempelan.

“Ahhhh…..”  rintih Vira, merasakan tau-tau bibir dan lidah Doni telah mengulum puting dadanya.

Matanya mendelik hanya terlihat bagian yang putihnya saja. Kedua lengannya hanya bisa menggerumasi rambut ikal Doni. Sambil menggeser tubuhnya ke samping tangan Doni tak tinggal diam, membelai turun menyusuri perut yang rata, terus ke bawah menemukan pertemuan paha si gadis. Saat berusaha membelainya, sebuah tangan Vira langsung memegang tangannya, menutupkan kedua pahanya, menghentikan keinginan Doni. Doni meneruskan tangannya lebih bawah membelai batang paha yang licin bergantian kanan dan kiri. Perlahan tak disadarinya Vira membuka kedua pahanya secara tak langsung mengundang Doni beraksi lebih jauh.

“Ohhh…shhhh…”  desah dan rintihan Vira terdengar menceracau di telinga Doni, menandakan gelora badai birahi mulai melanda gadis itu.

Doni mengerakkan tangannya kembali menaik ke atas. Menyusuri licinnya paha hangat tersebut, jarinya masuk pada lobang celana pendek tersebut. Membelai gundukan padat terbalut kain satin di sana. Menemukan bahwa kain tersebut telah basah!!! Doni mergerak turun, bibir dan lidahnya menjalari kulit perut yang licin dan hangat tersebut yang begerak turun naik seiring napas Vira yang memburu. Terus turun menapak tilas pada jejak jari dan tangannya tadi. Menyusupkan lidahnya pada celah lobang celana pendek tersebut. Menggesernya ke atas hingga kini lidahnya mencucupi gundukan kewanitaan Vira.

“Ah….Aa…..Ohhhh…” rintih Vira merasakan lidah Doni yang basah bergerak pada daerah pribadinya.

Gerakan lidah Doni serasa sengatan-sengatan bara nikmat yang membubungkan perasaannya pada titik tak terkendalikan lagi. Kehendak birahinya telah merajai perasaannya. Pinggulnya bergerak-gerak gelisah. Doni bergerak kembali keatas, meluncurkan lidahnya sepanjang ban celana pendek itu tersebut. Kedua tangannya mulai menarik celana pendek tersebut. Dan Vira membiarkan penutup tersebut lepas dari tubuhnya satu persatu. Dan Akhirnya tubuh putih itu tak menyisakan selembar benangpun yang membalut tubuhnya. Telanjang!!! Seraya tangannya melepaskan kain penutup terakhirnya, wajah Doni mendekati segitiga di pertemuan kedua paha lenjang Vira. Mencium aroma yang khas.

“Ahhhh…” erang Vira merasakan sengatan basah lidah lelaki tegap tersebut pada kewanitannya.

Tubuhnya kaku sesaat dengan mata membeliak. Secara sporadik lidah Doni mengeksplorasi bagian tersebut, menbuat tubuh putih tersebut melonjak. Kadang pinggul padatnya bergerak gelisah membuat wajah Doni ikut terbawa. Lepitan sempit tersebut telah basah!! Doni tak peduli dan tetap pada aksinya.

“Ouhh…” erangan demi erangan Vira meningkahi gemuruh gelombang birahi yang melandanya.

Doni bergerak keatas mensejajarkan tubuhnya di atas tubuh padat gadis berkulit putih itu. Menggerakkan pinggulnya kekiri dan ke kanan menyibakkan kedua paha Vira, menempatkan batang tegarnya tepat di permukaan lepitan kewanitaan Vira. Bergerak perlahan

“ja.. jangan….Aa..” terdengar ucapan lirih Vira di tengah gemuruh napsunya yang memburu.

Tetapi tubuhnya tak seiring dengan ucapannya. Tak kuasa ia menghentikan gerakan Doni. Doni mendorong dengan pelan, terpeleset… Doni bangkit dan duduk, menempatkan kelamin mereka berdempetan. Menggenggam batang tegar kejantanannya, mengarahkan ujung membelah tepat di permukaan lepitan basah tersebut, menggosok- gosokkan ujung tersebut di permukaan itu. Kembali mendorong perlahan lepitan tersebut memberikan jalannya terdesak oleh ujung membola yang licin tersebut.

“Aahhh….” ucap Vira dengan mulut menganga saat ujung batang tegar Doni bergerak masuk mili demi mili dan berhenti saat telah tenggelam sekitar 2-3 cm, di telan kelembutan hangat lepitan tersebut. Doni bergerak menempatkan tubuhnya kembali menutupi tubuh si gadis. Kedua tangan Vira segera menemukan pegangan nya pada bahu tegap Doni, memandang sayu wajah lelaki idamannya itu. Keringat telah membasahi tubuh mereka di segala bagian, membuatnya licin mengkilat di remang sinar lampu kamar. Doni kembali bergerak, Kembali mendorong pinggulnya perlahan, mendesakkan batang tegarnya membuka kelembutan kenyal lepitan hangat yang basah tersebut. Mili demi mili batang tegarnya Doni masuk.

CERITA SEKS NGENTOT TANTE SAMPAI HAMIL

CERITA SEKS NGENTOT TANTE SAMPAI HAMIL

Sepanjang perjalanan batang tegarnya tersebut jepitan liat liang kewanitaan Vira terasa mencekal erat.

“Sakkitt….. Aaa….” erang Vira lirih.

Sepanjang perjalanan batang tegar itu kedua tangan Vira yang mendekap bahu Doni mencengkeram kuat, terasa pedih. Doni mendorong terus, hingga pada satu titik seolah tertahan oleh sebentuk cincin kenyal. Mengakibatkan laju batang kejantanannya terhenti sesaat. Setelah menarik napas Doni bergerak lagi.. Dengan satu dorongan kuat.. Sesuatu berdetus..putus di bawah sana, yang langsung mengakibatkan batang tegarnya amblas terbenam seluruhnya dalam liat dan hangatnya kewanitaan Vira

“Aaaaa……….” jerit Vira merasakan terbelah oleh sebentuk batang liat dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Mulutnya telah berada di bahu Doni, menggigitnya melampiaskan rasa perih yang timbul di bawah. Tubuhnya mengaku sesaat. Napasnya terengah-engah. Doni menghentikan gerakannya memandang kedua bola mata Vira bergantian, tak yakin dan takjub pada pengalamannya sesaat.

“Gadis ini masih perawan?.!!” Serunya dalam hati.

Dikecupnya mata Vira yang berkaca-kaca di antara keringat pada kelopak matanya. Dan setelah merasa napas si gadis mulai teratur, Doni bergerak kembali. Menaikkan tubuhnya,kembali turun berulang ulang dalam tempo lambat. Kening Vira yang tadi mengernyit kini perlahan mulai normal kembali. Tubuhnya telah mulai rileks dan menyambut setiap gerakan Doni. Gairahnya menyala-nyala dalam setiap hujaman tubuh Doni.

“Ohh….” erangnya menceracau.

Sebersit rasa perih yang sempat timbul telah berganti dengan sengatan- sengatan batang membara yang mengalirkan deru-deru birahi yang tak terbendungkan. Naluriah pinggulnya bergerak menyambut setiap hunjaman batang tegar Doni yang membombardir kewanitaannya tak lelah- lelahnya. Perlahan tapi pasti kedua tubuh licin berkeringat tersebut melangkah setapak demi setapak menuju puncak tujuan. Bergumul dalam indahnya persebadanan, menggiring nafsu yang telah membakar keduanya ke penghujung pencapaian.

Doni bergerak makin cepat, hunjaman batang tegarnya makin lancar di lumasi cairan licin yang terbit dari kewanitaan Vira. Persentuhan batang tegarnya dengan hangatnya kewanitaan Vira yang liat mencekal tak terbandingkan rasanya. Doni bergerak makin cepat, gemas menghunjamkan tubuhnya. Sementara Vira pun naluriah bergerak gelisah. Geli gatal di kewanitaanya yang terbelah otot kenyal tersebut makin menggila. Sebentuk aliran rasa yang terbit dari dasar kewanitaannya, menjalar di sepanjang sumsumnya, terus ke atas di tulang belakang menuju kepala

“Ahh….ahhh…. ahhhhhhhhhhhhhhhh…” pekik Vira sambil menyentakkan kepalanya ke belakang.

Tubuhnya melenting seperti ulat tertusuk duri dengan pinggul yang bergerak-gerak memacu saat gelombang puncak melambungkan perasaannya pada padang nirwana. Kedua tangannya memeluk ketat leher Doni seolah olah memakunya dengan jepitan kedua kakinya bak sepasang tak raksasa.Tubuhnya serasa kosong setelah gelombang tersebut pecah berkeping- keping di kepalanya. Perlahan mulai mereda, mengalir rasa damai yang sangat di pelupuk jiwanya. Jepitan-jepitan sporadis otot peristaltik yang liat mencekal laju batang tegar Doni. Seolah olah memeras setiap serat yang ada disana. Doni bergerak makin cepat mengejar puncak yang telah dicapai Vira. Menghunjam tak henti-hentinya memacu gelombang demi gelombang yang semakin bergelora. Bergerak terus

“Argh…..” geram Doni sambil menghunjamkan batang tubuhnya, merasakan sebuah aliran berkejaran di sepanjang tulang punggungnya, menuju pembuluh batang tegarnya yang menggelegak sesaat sebelum akhirnya menumpahkan semua isinya dalam beberapa semburan- semburan hangat yang kental.

Membasahi dasar dan seluruh permukaan bagian dalam kewanitaan si gadis. Tersentak sentak tubuhnya seiring semburan demi semburan yang meledak. Tercabut jiwanya dari kefanaan dan melayang dalam keabadian rasa nyaman sesaat. Akhirnya tubuhnya menggelosoh disamping tubuh putih Vira yang bersimbah keringat, yang terdiam dalam peresapan nikmat yang masih tersisa. Kedua matanya yang indah terpejam. Lebih kurang limabelas menit dalam kebisuan, Vira berucap lirih, terisak-isak “Aa…. harus tanggung jawab kalau Vira nanti hamil….”

TAMAT


Viewing all articles
Browse latest Browse all 143

Trending Articles