Quantcast
Channel: FOTO BELAHAN MEMEK
Viewing all articles
Browse latest Browse all 143

Cerita Dewasa Gadis Perawan Penggoda

$
0
0

Cerita Dewasa Gadis Perawan Penggoda – Nama saya Lila. Sebenarnya itu bukan nama asli saya, tetapi nama samaran yang diberikan Arthur dalam kisahnya di Arthur: Snow, Ski & Sex. Menurut orang, wajah saya cantik sekali. Mataku yang sayu sering membuat pria tergila-gila pbo-anh-bikini-cua-nozomi-sasaki—nguoi-mau-tuoi-teen-nhat-ban-n-97ac83adaku.

Saya sendiri tidak GR tapi saya merasa pria banyak yang ingin bersetubuh dengan saya. Saya senang saja karena pada dasarnya saya juga senang ML. Saya dibesarkan di keluarga yang taat beragama. Dari SD hingga SMP saya disekolahkan di sebuah sekolah berlatar belakang agama. Sebenarnya dari kelas 6 SD, gairah seksual saya tinggi sekali tetapi saya selalu berhasil menekannya dengan membaca buku.

Selesai SMP tahun 2003, saya melanjutkan ke SMA negeri di kawasan Bulungan, Jaksel. Di hari pertama masuk SMA, saya sudah langsung akrab dengan teman-teman baru bernama Winda, Angki dan Nia. Mereka cantik, kaya dan pintar. Dari mereka bertiga, terus terang yang bertubuh paling indah adalah si Winda. Tubuh saya cenderung biasa saja tetapi berbuah dada besar karena dulu saya gemuk, tetapi berkat diet ketat dan olah raga gila-gilaan, saya berhasil menurunkan berat badan tetapi payudaraku tetap saja besar.

Di suatu hari Sabtu, sepulang sekolah kami menginap ke rumah Winda di Pondok Indah. Rumah Winda besar sekali dan punya kolam renang. Di rumah Winda, kami ngerumpi segala macam hal sambil bermalas-malasan di sofa. Di sore hari, kami berempat ganti baju untuk berenang. Di kamar Winda, dengan cueknya Winda, Angki dan Nia telanjang didepanku untuk ganti baju. Saya awalnya agak risih tetapi saya ikut-ikutan cuek. Saya melirik tubuh ketiga teman saya yang langsing. Ku lirik selangkangan mereka dan bulu kemaluan mereka tercukur rapi bahkan Winda mencukur habis bulu kemaluannya. Tiba-tiba si Nia berteriak ke arah saya..

“Gileeee, jembut Lila lebat banget”
Kontan Winda dan Angki menengok kearah saya. Saya menjadi sedikit malu.
“Dicukur dong Lila, enggak malu tuh sama celana dalam?” kata Angki.
“Gue belum pernah cukur jembut” jawabku.
“Ini ada gunting dan shaver, cukur aja kalau mau” kata Winda.
Saya menerima gunting dan shaver lalu mencukur jembutku di kamar mandi Winda. Angki dan Nia tidak menunggu lebih lama, mereka langsung menceburkan diri ke kolam renang sedangkan Winda menunggui saya. Setelah mencoba memendekkan jembut, Winda masuk ke kamar mandi dan melihat hasil saya. “Kurang pendek, Lila. Abisin aja” kata Winda.

“Nggak berani, takut lecet” jawabku.
“Sini gue bantuin” kata Winda.
Winda lalu berjongkok di hadapanku.
Saya sendiri posisinya duduk di kursi toilet. Winda membuka lebar kaki saya lalu mengoleskan shaving cream ke sekitar vagina. Ada sensasi getaran menyelubungi tubuhku saat jari Winda menyentuh vaginaku. Dengan cepat Winda menyapu shaver ke jembutku dan menggunduli semua rambut-rambut didaerah kelaminku.

Tak terasa dalam waktu 5 menit, Winda telah selesai dengan karyanya. Ia mengambil handuk kecil lalu dibasahi dengan air kemudian ia membersihkan sisa-sisa shaving cream dari selangkanganku.
“Bagus kan?” kata Winda.
Saya menengok ke bawah dan melihat vaginaku yang botak seperti bayi. OK juga kerjaannya. Winda lalu jongkok kembali di selangkanganku dan membersihkan sedikit selangkanganku.
“Lila, elo masih perawan ya?” kata Winda.
“Iya, kok tau?”
“Vagina elo rapat banget” kata Winda.

Sekali-kali jari Winda membuka bibir vagina saya. Nafasku mulai memburu menahan getaran dalam tubuhku. Ada apa ini? Tanya saya dalam hati. Winda melirik ke arahku lalu jarinya kembali memainkan vaginaku.
“Ooh, Winda, geli ah” Winda nyengir nakal tapi jarinya masih mengelus-elus vaginaku.
Saya benar-benar menjadi gila rasanya menahan perasaan ini. Tak terasa saya menjambak rambut Winda dan Winda menjadi semakin agresif memainkan jarinya di vaginaku. Dan sekarang ia perlahan mulai menjilat vagina saya.
“Memek kamu wangi”
“Jangan Winda” pinta saya tetapi dalam hati ingin terus dijilat.

Winda menjilat vagina saya. Bibir vagina saya dibuka dan lidahnya menyapu seluruh vagina saya. Klitorisku dihisap dengan keras sehingga nafas saya tersentak-sentak. Saya memejamkan mata menikmati lidah Winda di vaginaku. Tak berapa lama saya merasakan lidah Winda mulai naik kearah perut lalu ke dada. Hatiku berdebar-debar menantikan perbuatan Winda berikutnya. Dengan lembut tangan Winda membuka BH-ku lalu tangan kanannya mulai meremas payudara kiriku sedangkan payudara kananku dikulum oleh Winda.

Inikah yang namanya sex? Tanyaku dalam hati. 18 tahun saya mencoba membayangkan kenikmatan seks dan saya sama sekali tak membayangkan bahwa pengalaman pertamaku akan dengan seorang perempuan. Tetapi nikmatnya luar biasa. Winda mengulum puting payudaraku sementara tangan kanannya sudah kembali turun ke selangkanganku dan memainkan klitorisku. Saya menggeliat-geliat menikmati sensualitas dalam diriku. Tiba-tiba dari luar si Nia memanggil..
“Woi, lama amat di dalam. Mau berenang enggak?” Winda tersenyum lalu berdiri.

Saya tersipu malu kemudian saya bergegas memakai baju berenang dan kami berdua menyusul kedua teman yang sudah berenang. Di malam hari selesai makan malam, kita berempat nonton TV dikamar Winda. Oiya, orang tua Winda sedang keluar negeri sedangkan kakak Winda lagi keluar kota karenanya rumah Winda kosong. Setelah bosan menonton TV, kami menggosipkan orang-orang di sekolah. Pembicaraan kami ngalor-ngidul hingga Winda membuat topik baru dengan siapa kita mau bersetubuh di sekolah. Angki dan Nia sudah tidak perawan sejak SMP. Mereka berdua menceritakan pengalaman sex mereka dan Winda juga menceritakan pengalaman seksnya, saya hanya mendengarkan kisah-kisah mereka.

“Kalau gue, gue horny liat si Ari anak kelas I-6” kata Nia.
“Iya sama dong, tetapi gue liat horny liat si Marcel. Kayaknya kontolnya gede deh” kata Angky.
“Terus terang ya, gue dari dulu horny banget liat si Vito. Sering banget gue bayangin kontol dia muat enggak di vagina gue. Sorry ya Winda, gue kan tau Vito cowok elo” kata saya sambil tersenyum.
“Hahaha, nggak apa-apa lagi. Banyak kok yang horny liat dia. Si Angky dan Nia juga horny” kata Winda.
Kami berempat lalu tertawa bersama-sama. Di hari Senin setelah pulang sekolah, Winda menarik tangan saya.

“Eh Lila, beneran nih elo sering mikirin Vito?”
“Iya sih, kenapa? Nggak apa-apa kan gue ngomong gitu?” tanya saya.
“Nggak apa-apa kok. Gue orangnya nyantai aja” kata Winda.
“Pernah kepikiran enggak mau ML?” Winda kembali bertanya.
“Hah? Dengan siapa?” tanya saya terheran-heran.
“Dengan Vito. Semalam gue cerita ke Vito dan Vito mau aja ML dengan kamu”
“Ah gila loe Winda” jawab saya.
“Mau enggak?” desak Winda.
“Terus kamu sendiri gimana?” tanya saya dengan heran.
“Saya sih cuek aja. Kalo bisa bikin teman senang, kenapa enggak?” kata Winda.
“Ya boleh aja deh” kata saya dengan deg-degan.
“Mau sekarang di rumahku?” kata Winda.
“Boleh” Saya naik mobil Winda dan kami berdua langsung meluncur ke Pondok Indah.

Setiba di sana, saya mandi di kamar mandi karena panas sekali. Sambil mandi, perasaan saya antara tegang, senang, merinding. Semua bercampur aduk. Selesai mandi, saya keluar kamar mandi mengenakan BH dan celana dalam. Saya pikir tidak ada orang di kamar. Saya duduk di meja rias sambil menyisir rambutku yang panjang. Tiba-tiba saya kaget karena Winda dan Vito muncul dari balkon kamar Winda. Rupanya mereka berdua sedang menunggu saya sambil mengobrol di balkon.

“Halo Lila” kata Vito sambil tersenyum.
Saya membalas tersenyum lalu berdiri. Vito memperhatikan tubuhku yang hanya ditutupi BH dan celana dalam. Tubuh Vito sendiri tinggi dan tegap. Vito masih campuran Belanda Menado sehingga terlihat sangat tampan.
“Hayo, langsung aja. Jangan grogi” kata Winda bagaikan germo.

Vito lalu menghampiriku kemudian ia mencium bibirku. Inilah pertama kali saya dicium di bibir. Perasaan hangat dan getaran menyelimuti seluruh tubuhku. Saya membalas ciuman Vito dan kita berciuman saling berangkulan. Saya melirik ke Winda dan saya melihat Winda sedang mengganti baju seragamnya ke daster.

Vito mulai meremas-remas payudaraku yang berukuran 34C. Saya membuka BH-ku sehingga Vito dengan mudah dapat meremas seluruh payudara. Tangan kirinya diselipkan kedalam celana dalamku lalu vaginaku yang tidak ditutupi sehelai rambut mulai ia usap dengan perlahan. Saya menggelinjang merasakan jari jemari Vito di selangkanganku. Vito lalu mengangkat tubuhku dan dibaringkan ke tempat tidur. Vito membuka baju seragam SMA-nya sampai ia telanjang bulat di hadapanku. Mulut saya terbuka lebar melihat kontol Vito yang besar.

Selama ini saya membayangkan kontol Vito dan sekarang saya melihat dengan mata kapala sendiri kontol Vito yang berdiri tegak di depan mukaku. Vito menyodorkan kontolnya ke muka saya. Saya langsung menyambutnya dan mulai mengulum kontolnya. Rasanya tidak mungkin muat seluruh kontolnya dalam mulutku tetapi saya mencoba sebisaku menghisap seluruh batang kontol itu. Saya merasakan tangan Vito kembali memainkan vaginaku. Gairah saya mulai memuncak dan hisapanku semakin kencang. Saya melirik Vito dan kulihat ia memejamkan matanya menikmati kontolnya dihisap.

Saya melirik ke Winda dan Winda ternyata tidak mengenakan baju sama sekali dan ia sudah duduk di tempat tidur. Vito lalu membalikkan tubuhku sehingga saya dalam posisi menungging. Saya agak bingung karena melihat Winda bersimpuh dibelakang saya. Ah ternyata Winda kembali menjilat vagina saya. Nafas saya memburu dengan keras menikmati jilatan Winda di kemaluan saya. Di sebelah kanan saya ada sebuah kaca besar dipaku ke dinding. Saya melirik ke arah kaca itu dan saya melihat si Vito yang sedang menyetubuhi Winda dalam posisi doggy style sedangkan Winda sendiri dalam keadaan disetubuhi sedang menikmati vaginaku.

Wah ini pertama kali saya melihat ini. Saya melihat wajah Vito yang ganteng sedang sibuk ngentot dengan Winda. Gairah wajah Vito membuat saya semakin horny. Sekali-kali lidah Winda menjilat anus saya dan kepalanya terbentur-bentur ke pantat saya karena tekanan dari tubuh Vito ke tubuh Winda. Tidak berapa lama, Vito menjerit dengan keras sedangkan Winda tubuhnya mengejang. Saya melihat kontol Vito dikeluarkan dari vagina Winda. Air maninya tumpah ke pinggir tempat tidur. Vito terlihat terengah-engah tetapi matanya langsung tertuju ke vagina saya. Bagaikan sapi yang akan dipotong, Vito dengan mata liar mendorong Winda ke samping lalu ia menghampiri diriku. Vito mengarahkan kontolnya yang masih berdiri ke vaginaku.

Saya sudah sering mendengar pertama kali seks akan sakit dan saya mulai merasakannya. Saya memejamkan mata dengan erat merasakan kontol Vito masuk ke vaginaku. Saya menjerit menahan perih saat kontol Vito yang besar mencoba memasuki vaginaku yang masih sempit. Winda meremas lenganku untuk membantu menahan sakit.
“Aduuhhhh, tunggu dong, sakit nih” keluh saya.

Vito mengeluarkan sebentar kontolnya kemudian kembali ia masukkan ke vaginaku. Kali ini rasa sakitnya perlahan-lahan menghilang dan mulai berganti kerasa nikmat. Oh ini yang namanya kenikmatan surgawi pikir saya dalam hati. Kontol Vito terasa seperti memenuhi seluruh vaginaku. Dalam posisi nungging, saya merasakan energi Vito yang sangat besar. Saya mencoba mengimbangi gerakan tubuh Vito sambil menggerakkan tubuhku maju mundur tetapi Vito menampar pantatku.
“Kamu diam aja, enggak usah bergerak” katanya dengan galak.
“Jangan galak-galak dong, takut nih Lila” kata Winda sambil tertawa. Saya ikut tertawa.

Winda berbaring di sebelahku kemudian ia mendekatkan wajahnya ke diriku lalu ia mencium bibirku! Wah, bertubi-tubi perasaan menyerang diriku. Saya benar-benar merasakan semua perasaan seks dengan pria dan wanita dalam satu hari. Awalnya saya membiarkan Winda menjilat bibirku tetapi lama kelamaan saya mulai membuka mulutku dan lidah kami saling beradu. Saya merasakan tangan Vito yang kekar meremas-remas payudaraku sedangkan tangan Winda membelai rambutku. Saya tak ingin ketinggalan, saya mulai ikut meremas payudara Winda yang saya taksir berukuran 32C.

Kurang lebih lima menit kita bertiga saling memberi kenikmatan duniawi sampai Vito mencapai puncak dan ia ejakulasi. Saya sendiri merasa rasanya sudah orgasme kurang lebih 4 kali. Vito mengeluarkan kontolnya dari vaginaku dan Winda langsung menghisap kontolnya dan menelan semua air mani dari kontol Vito. Saya melihat Vito meraih kantong celananya dan mengambil sesuatu seperti obat. Ia menelan obat itu dengan segelas air di meja rias Winda. Saya melihat kontol Vito yang masih berdiri tegak. Dalam hati saya bertanya-tanya bukankah setiap kali pria ejakulasi pasti kontolnya akan lemas? Kenapa Vito tidak lemas-lemas? Belakangan saya tau ternyata Vito memakan semacam obat yang dapat membuat kontolnya terus tegang.

Setelah minum obat, Vito menyuruh Winda berbaring ditepi tempat tidur lalu Vito kembali ngentot dengan Winda dalam posisi missionary. Winda memanggil saya lalu saya diminta berbaring diatas tubuh Winda. Dengan terheran-heran saya ikuti kemauan Winda. Saya menindih tubuh Winda tetapi karena kaki Winda sedang ngangkang karena dalam posisi ngentot, terpaksa kaki saya bersimpuh disebelah kiri dan kanan Winda. Saya langsung mencium Winda dan Winda melingkarkan lengannya ke tubuhku dan kami berdua berciuman dengan mesra.

Saya merasakan tangan Vito menggerayangi seluruh pantatku. Ia membuka belahan pantatku dan saya merasakan jarinya memainkan anusku. Saya menggumam saat jarinya mencoba disodok ke anusku tetapi Vito tidak melanjutkan. Beberapa menit kemudian, Winda menjerit dengan keras. Tubuhnya mengejang saat air mani Vito kembali tumpah dalam vaginanya. Saya mencoba turun dari pelukan Winda tetapi Winda memeluk tubuhku dengan keras sehingga saya tidak bisa bergerak. Tak disangka, Vito kembali menyodorkan kontolnya ke vaginaku.

Saya yang dalam posisi nungging di atas tubuh Winda tidak bisa menolak menerima kontol Vito. Vito kembali memompakan kontolnya dalam vaginaku. Saya sebenarnya rasanya sudah lemas dan akhirnya saya pasrah saja disetubuhi Vito dengan liar. Tetapi dalam hatiku saya senang sekali dientotin. Berkali-kali kontol Vito keluar masuk dalam vaginaku sedangkan Winda terus menerus mencium bibirku.

Kali ini saya rasa tidak sampai 3 menit Vito ngentot dengan saya karena saya merasakan cairan hangat dari kontol Vito memenuhi vaginaku dan Vito berseru dengan keras merasakan kenikmatan yang ia peroleh. Saya sendiri melenguh dengan keras. Seluruh otot vaginaku rasanya seperti mengejang. Saya cengkeram tubuh Winda dengan keras menikmati sensual dalam diriku. Vito lalu dalam keadaan lunglai membaringkan dirinya ke tempat tidur. Winda menyambutnya sambil mencium bibirnya. Mereka berdua saling berciuman. Saya berbaring disebelah kiri Vito sedangkan Winda disebelah kanannya. Kita bertiga tertidur sampai jam 5 sore. Setelah itu saya diantar pulang oleh Winda

Cerita Dewasa Aku Menyerah dengan Om Win

Cerita Dewasa Aku Menyerah dengan Om Win


Viewing all articles
Browse latest Browse all 143

Trending Articles