Quantcast
Channel: FOTO BELAHAN MEMEK
Viewing all 143 articles
Browse latest View live

Cerita Bokep Bergambar Di Puaskan Dua Wanita

$
0
0

Cerita Bokep Bergambar Di Puaskan Dua Wanita

gilanya temenku tidak sopan lagi,Ih pinjem-Pinjem Hp abis baterai malah di suruh cas. Gak sopan ,tapi demi sahabat tak apa penting dia seneng tidak merasa sedih aku akan akan senyum juga.Kita kan sahabat,seberartinya sahabt mungkin akan selalu mendasar pada diriku,mengingat letak sahabat sangat berarti dalam berbagai sisi yang kita jalani di dunia maya pada ini.Katakan sangat indah”bahwa dunia tanpa sahabat ibarat bumi tanpa pergantian hari’Dengan teman semua kita bisa ,luapkan isi hati,berbagi,muntahkahkan keluh kesah dan masih banyak lagi.ha kok nrocos sebagian itu adalah kesan ku terhadap sahabat.

Setelah Hp dah ada ditangan hari ini tiba-tiba MIss call” private number aku pikir No,temennya sahabatku kan dia biasanya tukang miss call nylonong kemana-kemana aku maklumi,jadi sesampai di aku kembali banyak yang jail ,itu yang sering aku terima,iya kalau diangkat dijawab,baru di angkat sudah di putus.Bete rasanya,mana itu pas jam-jam sibuk benar-benar menjengkelkan.
Pengalaman tak terkira dari miss call sudah aku anggap hal biasa,tapi kalau keseringan ya aku kira diriku artis.Wah aku pikir orang-orang yang suka begituan itu sudah kriminal dan termasuk teroris.Ini sudah bisa dijerat pasal undang-undang.Kasus”.Tapi kebanyakan setelah aku telusuri teman-teman yang ngaco dan pingin godain aku.Ya,kalau sudah begitu aku pingin jitak-jitak kepala mereka.

Tapi apa gunanya marah ya teman jail biasa iseng,kala sudah bosan paling juga berhenti.Tapi dari penganlaman miss call yang menyabalkan salah satu ternyata ada miss call yang membawa kenikmatan tiada tara.Sungguh hal yang tidak dikehendaki datang kayak kejatuhan duren.
Berikut cerita sex dan cerita panas ku simak bagi yang membaca asyik kok!semoga terhibur dan sory masih acak-acakan nulisnya. Cerita ini berawal dari perkenalanku dengan seorang wanita karir, yang entah bagaimana ceritanya wanita karir tersebut mengetahui nomor kantorku.
Siang itu disaat aku hendak makan siang tiba-tiba telepon lineku berdering dan ternyata operator memberitau saya kalau ada telepon dari seorag wanita yang engak mau menyebutkan namanya dan setelah kau angkat.
“Hallo, selamat siang joko,” suara wanita yang sangat manja terdengar.
“Hallo juga, siapa ya ini?” tanyaku serius.
“Namaku Karina,” kata wanita tersebut mengenalkan diri.
“Maaf, Mbak Karina tahu nomor telepon kantor saya dari mana?” tanyaku menyelidiki.
“Oya, aku temannya Yanti dan dari dia aku dapat nomor kamu,” jelasnya.
“Ooo… Yanti,” kataku datar.
Aku mengingat kisahku, sebelumnya yang berjudul empat lawan satu. Yanti adalah seorang wanita karir yang juga ‘mewarnai’ kehidupan sex aku.
“Gimana kabarnya Yanti dan dimana sekarang dia tinggal?” tanyaku. “Baik, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia titip salam kangen sama kamu,” jelas Karina.
Sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang sudah kenal lama. Suara Karina yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana bentuk fisiknya dari wanita tersebut. Saat aku membayangkan bentuk fisiknya, Karina membuyarkan lamunanku.
“Hallo… Joko, kamu masih disitu?” tanya Karina.
“Iya… Iya Mbak… ” kataku gugup.
“Hayo mikirin siapa, lagi mikirin Yanti yaa?” tanyanya menggodaku.
“Nggak kok, malahan mikirin Mbak Karina tuh,” celetukku.
“Masa sih… Aku jadi GR deh” dengan nada yang sangat menggoda.
“Joko, boleh nggak aku bertemu dengan kamu?” tanya Karina.
“Boleh aja Mbak… Bahkan aku senang bisa bertemu dengan kamu,” jawabanku semangat
“Oke deh, kita ketemuan dimana nih?” tanyanya semangat.
“Terserah Mbak deh, Joko sih ngikut aja?” jawabku pasrah.
“Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di Mc. Donald plasa senayan,” katanya.
“Oke, sampai nanti joko… Aku tunggu kamu jam 18.30,” sambil berkata demikian, aku pun langsung menutup teleponku.
Aku segera meluncur ke kantin untuk makan siang yang sempat tertunda itu. Sambil membayangkan kembali gimana wajah wanita yang barusan saja menelpon aku. Setelah aku selesai makan aku pun langsung segera balik ke kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, tiba saatnya aku pulang kantor dan aku segera meluncur ke plasa senayan. Sebelumnya prepare dikantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku bekerja. Untuk perlengkapan mandi, aku sengaja membelinya dikantin karena aku nggak mau ketemu wanita dengan tanpak kotor dan bau badan, kan aku menjadi nggak pede dengan hal seperti itu.
Tiba di Plasa Senayan, aku segera memarkirkan mobil kijangku dilantai dasar. Jam menunjukkan pukul 18.15. Aku segera menuju ke MC. Donald seperti yang dikatakan Karina. Aku segera mengambil tempat duduk disisi pagar jalan, sehingga aku bisa melihat orang lalu lalang diarea pertokaan tersebut.
Saat mataku melihat situasi sekelilingku, bola mataku berhenti pada seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraanku, wanita ini berumur sekitar 32 tahun. Wajahnya yang lumayan putih dan juga cantik, membuat aku tertegun, nataku yang nakal, berusaha menjelajahi pemadangan yang indah dipandang yang sangat menggiurkan apa lagi abgian depan yang sangat menonjol itu. Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih dan juga montok dibalik rok mininya, membuat aku semakin gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya diriku bila yang aku lihat itu adalah orang yang menghubungiku tadi siang dan aku lebih bahagia lagi bila dapat merasakan tubuhnya yang indah itu.
Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku berdetuk kencang ketika dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja dengan aku.
“Maaf apakah kamu Joko?” tanyanya sambil menatapku.
“Iy… Iyaa… Kamu pasti Karina,” tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.
Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk bersalaman dan darahku terasa mendesr ketika tangannya yang lembut dan juga halus meremas tangaku dengan penuh perasaan.
“Silahkan duduk Karina,” kataku sambil menarik satu kursi di depanku.
“Terima kasih,” kata Karina sambil tersenyum.
“Dari tadi kamu duduk disitu kok nggak langsung kesini aja sih?” tanyaku.
“Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah kamu memang Joko,” jelasnya.
“Aku juga tadi berpikir, apakah wanita yang cantik itu adalah kamu?” kataku sambil tersenyum.
Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan, kadang-kadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda dan sesekali bicara yang ‘menyerempet’ ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam, menambah cantik saja wajahnya yang semakin matang.
Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau Karina adalah seorang wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Karina adalah seorang pengusaha dan kebetulan selama 4 hari dinas di Jakarta.
“Karin, kamu kenal Yanti dimana?” tanyaku.
Yanti adalah teman chattingku di YM, aku dan Yanti sering online bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun. Mulutnya yang mungil menjelaskan dengan penuh semangat.
“Emangnya Yanti menikah kapan? Aku kok nggak pernah diberitahu sih,” tanyaku penuh penasaran.
“Dia menikah 2 minggu yang lalu dan aku nggak tahu kenapa dia nggak mau memberi tahu kamu sebelumnya,” Jawabnya penuh pengertian.
“Ooo, begitu… ” kataku sambil manggut-manggut.
“Ini adalah hari pertamaku di Jakarta dan aku berencana menginap 4 hari, sampai urusan kantorku selesai,” jelasnya tanpa aku tanya.
“Sebenarnya tadi Yanti juga mau dateng tapi berhubung ada acara keluarga jadi kemungkinan dia akan datang besok harinya dia bisa dateng,” jelasnya kembali.
“Memangnya Mbak Karina menginap dimana nih?” tanyaku penasaran.
“Kebetulan sama kantor sudah dipesankan kamar buat aku di hotel H… “jelasnya.
“Mmm, emangnya Mbak sama siapa sih?” tanyaku menyelidik.
“Ya sendirilah, Joko… Makanya saat itu aku tanya Yanti,” katanya “Tanya apa?” tanyaku mengejar.
“Apakah punya teman yang bisa menemaniku selama aku di Jakarta,” katanya.
“Dan dari situlah aku tahu nomor telepon kamu,” lanjutnya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 10.25 wib, dan aku lihat sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mulai larut malam. Dan toko pun sudah mulai tutup.
“Jok… Kamu mau anter aku balik ke hotel nggak?” tanyanya.
“Boleh, masa iya sih aku tega sih biarin kamu balik ke hotel sendirian,” kataku.
Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera meluncur ke hotel H… Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Plasa Senayan. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya, Karina menawarkan aku untuk masuk sejenak. Bau parfum yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa berontak ketika berjalan dibelakangnya.
Dan ketika aku hendak masuk ternyata ada dua orang wanita yang sedang asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah aku masuk kekamarnya. Dalam batinku, aku tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri. Karina pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga sex yang berbadan tinggi dan juga mempunyai payudara yang besar dia adalah Miranda(36b) sedangkan yang mempunyai badan yang teramat sexy ini dan juga berpayudara yang sama besarnya bernama Dahlia(36b). Dan mereka pun mempersilahkan aku duduk.
Tanpa dikomando lagi mereka pun perlahan-lahan memulai membuka pakaian mereka satu persatu, aku hanya bisa melotot saja tak berkedip sekali pun, tak terasa adik kecilku pun segera bangun dari tidurnya dan segera bangun dan langsung mengeras seketika itu juga. Setelah mereka telanjang bulat terlihatlah pemandangan yang sangat indah sekali dengan payudara yang besar, Karina pun langsung menciumku dengan ganasnya aku sampai nggak bisa bernafas karena serangan yang sangat mendadak itu dan aku mencoba menghentikannya.
Setelah itu dia pun memohon kepadaku agar aku memberikan kenikmatan yang pernah aku berikan sama Yanti dan kawan-kawan. Setelah itu Karina pun langsung menciumku dengan garangnya dan aku pun nggak mau tinggal diam aku pun langsung membalas ciumannya dengan garang pula, lidah kamipun beraduan, aku mulai menghisap lidahnya biar dalam dan juga sebaliknya. Sedangkan Miranda mengulum penisku ke dalam mulutnya, mengocok dimulutnya yang membuat sensasi yang tidak bisa aku ungkapkan tanpa sadar aku pun mendesah.
“Aaahh enak Mir, terus Mir hisap terus, aahh… ”
Sedangkan Dahlia menghisap buah zakarku dengan lembutnya membuat aku semakin nggak tertahankan untuk mengakhiri saja permaianan itu. Aku pun mulai menjilati vagina Karina dengan lembut dan perlahan-lahan biar dia bisa merasakan permaianan yang aku buat. Karina pun menjerit keras sambil berdesis bertanda dia menikmati permainanku itu.
Mirandapun nggak mau kalah dia menghisap payudaranya Karina sedangkan Dahlia mencium bibir Karina agar tidak berteriak ataupun mendesis. Setelah beberapa lama aku menjilati vaginanya terasa badannya mulai menegang dan dia pun mendesah.
“Jok… Akuu mauu keeluuarr.”
Nggak beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak itu akupun langsung menghisapnya sampai bersih tanpa tersisa. Setelah itu aku pun langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Karina, perlahan-lahan aku masukkan penisku dan sekali hentakan langsung masuk semua ke dalam vaginanya yang sudah basah itu. Aku pun langsung menggenjotnya dengan sangat perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang aku lakukan dan Karina pun mulai mendesah nggak karuan.
“Aaahh enak Jok, terus Jok, enak Jok, lebih dalam Jok aahh, sstt… ”
Membuat aku bertambah nafsu, goyanganku pun semakin aku percepat dan dia mulai berkicau lagi.
“Aaahh enak Jok, penis kamu enak banget Jok, aahh… ”
Setelah beberapa lama aku mengocok, diapun mulai mengejang yang kedua kalinya akupun semakin mempercepat kocokanku dan tak beberapa lama aku mengocoknya keluarlah cairan dengan sangat derasnya dan terasa sekali mengalir disekitar penisku. Akupun segera mencabut penisku yang masih tegang itu. Miranda segera mengulum penisku yang masih banyak mengalir cairan Karina yang menempel pada penisku, sedangkan Dahlia menghisap vaginanya Karina yang masih keluar dalam vaginanya dengan penuh nafsunya.
Miranda pun mulai mengambil posisi, dia diatas sedangkan aku dibawah. Dituntunnya penisku untuk memasuki vaginanya Miranda dan serentak langsung masuk. Bless… Terasa sekali kehangatan didalam vaginanya Miranda. Dia pun mulai menaik turunkan pantatnya dan disaat seperti itulah dia mulai mempercepat goyangannya yang membuat aku semakin nggak karuan menahan sensasi yang diberikan oleh Miranda.
Dahlia pun mulai menghisap payudara Miranda penuh gairah, sedangkan Karina mencium bibir Miranda dengan garangnya, Miranda mempercepat goyangannya yang membuat aku mendesah.
“Aaahh enak Mir… Terus Mir… Goyang terus Mir… Lebih dalam lagi Mir… Aaahh sstt”
Dan selang beberapa menit aku merasakan penisku mulai berdenyut,
“Mir… Aku… ingiin keeluuaarr”
Seketika itu juga muncratlah air maniku didalam vaginanya, entah berapa kali munceratnya aku nggak tahu karena terlalu nikmatnya dan diapun masih mengoyang semakin cepat. Seketika itu juga tubuhnya mulai menegang dan terasa sekali vaginanya berdenyut dan selang beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, aku pun langsung mengeluarkan penisku yang sudah basah kuyup ditimpa cairan cinta.
Mereka pun berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih ada dipenisku, Dahlia pun langsung menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir cairan yang masih menetes di vaginanya. Akupun melihat mereka seperti kelaparan yang sedang berebutan makanan, setelah selang beberapa lama aku mulai memeluk Dahlia dan aku pun mulai mencium bibirnya dan mulai turun ke lehernya yang jenjang menjadi sasaranku yang mulai menari-nari diatasnya.
“Ooohh… Joko… Geelli… ” desah Dahlia.
Serangan bibirku semakin menjadi-jadi dilehernya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.
Miranda dan Karina mereka asyik berciuman dan saling menjilat payudara mereka. Setelah aku puas dilehernya, aku mulai menurunkan tubuhnya sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang. Aku pun mulai menjilati dan sekali-kali aku gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang membuat dia tambah terangsang lagi dan dia medesah.
“Aaahh enak sekali Jok… Terus Jok hisap terus Jok enak Jok aahh sstt… ”
Dahlia pun membalasnya dengan mencium bibirku dengan nafsunya dan setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai mengulum, mengocok, menjilat penisku didalam mulutnya. Setelah dia puas aku kembali menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah dan disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat. Aroma wangi dari lubang kewanitaannya, membuat tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi, lidahku langsung aku julurkan kepermukaan bibir vagina.
Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.
“Ssstt… Jok… Nikmat sekali… Ughh,” rintihnya.
Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia yang terkadang berputar-putar dan naik turun, membuat lidahku semakin menghujam lebih dalam ke lubang vaginanya.
“Joko… Gila banget lidah kamu… ” rintihnya “Terus… Sayang… Jangan lepaskan… ” pintanya.
Paha Dahlia dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seakan menahan rasa nikmat yang bergejola dihatinya.
“Oohh… Joko, aku nggak tahan… Ugh… ” rintihnya.
“Joko cepet masukan penis kamu aku sudah nggak tahan nih,” pintanya.
Perlahan aku angkat kaki kanannya dan aku baringkan ranjang yang empuk itu. Batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaannya dan sekali hentak.
“Bleest… ” kepala penisku menggoyang vaginanya Dahlia.
“Aowww… Gila besar sekali Jok… Punya kamu,” Dahlia merintih.
Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Dahlia mengelinjang hebat danm sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa dibatang kemaluanku.
“Joko… Jangan berhenti sayang… Oogghh,” pinta Dahlia.
Dahlia terus menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan penisku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia membantu pinggulnya untuk berputar-putar.
“Joko… Kamu… Memang… Jagoo… Ooohh,” kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.
Beberapa saat kemudian Dahlia seperti orang kesurupan dan ingin memacu birahinya sekencang mungkin. Aku berusaha mempermainkan birahinya, disaat Dahlia semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.
“Joko… Terus… Sayang… Jangan berhenti… ” Dahlia meminta.
Permainanku benar-benar memancing birahi Dahlia untuk mencapai kepuasan birahinya. Sesaat kemudian, Dahlia benar-benar tidak bisa mengontrol birahinya. Tubuhnya bergerak hebat.
“Joko… Aakuu… Kelluuaarr… Aaakkhh… Goyang sayang,” rintih Dahlia. Cerita Panas
Gerakan penisku kubuat patah-patah, sehingga membuat birahi Dahlia semakin tak terkendali.
“Jok… Ooo… Aaammpuunn,” rintihnya panjang.
Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan penisku dengan dalam hingga mentok dilangit-langit vagina Dahlia. Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh penisku.
Dahlia yang sudah mendapat kedua orgasmenya, sedangkan aku masih berusaha untuk mencari kepuasan birahiku. Posisi Dahlia, sekarang menungging. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya langsung aku hujamkan kembali ke lubang vaginanya Dahlia.
“Ooohh… Joko… Kamu… Memang… Ahli… ” katanya sambil merintih.
Kedua tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.
“Dahlia… Vagina kamu memang enak banget,” pujiku.
“Kamu suka minum jamu yaa kok seret?” tanyaku.
Dahlia hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati tusukan penisku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijiti oleh vagina Dahlia dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku diterima Dahlia karena ternyata wanita tersebut bisa mengimbangi permainan aku.
Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahiku.
“Dahlia… Aku mau… Keluar… “kataku mendesah.
“Aku juga sayang… Ooohh… Nikmat terus… Terus… ” Dahlia merintih.
“Joko… Keluarin didalam… Aku ingin rasakan semprotan… Kamu… ” pintanya.
“Iya sudah… Ooogh… Aaakhh… ” rintihku.
Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Dahlia semakin kencang, semakin cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak bersama-sama.
“Joko… Aku… Aku… Ngaak kkuuaatt… Aaakhh” rintih Dahlia.
“Aku juga sudah… Ooogh… Dahh,” aku merintih.
“Crut… Crut… Crut… ” spermaku muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.
Karena begitu banyak spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai keluar dicelah vagina Dahlia. Setelah beberapa saat kemudian Dahlia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku.
“Joko, ternyata Yanti benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa” kata Dahlia merintih.
“Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja,” kataku merendah.
“Kamu luar biasa… ” Dahlia tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu.
Segera aku palingkan wajahku ke arah Karina dan Miranda, ternyata mereka sudah tertidur pulas mungkin karena sudah terlalu lelah, dan akupun tak kuasa menahan lelah dan akhirnya akupun tertidur pulas. Dan setelah 4 jam aku tertidur aku pun terbangun karena ada sesuatu yang sedang mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda sudah bangun dan aku pun menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku. Dan kuraih tubuhnya dan kucium bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun mengulang kembali sampai besok harinya. Dengan terpaksa aku menginap karena pertarunganku dengan mereka semakin seru aja.
Ketika pagi telah tiba akupun langsung ke kamar mandi di ikuti oleh mereka dan akupun mandi bareng dan permainan dimulai kembali didetik-detik ronde terakhir. Tanpa terasa kami berempat sudah naik didalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air dipancurkan shower membuat tubuh mereka yang molek bersinar diterpa cahaya lampu yang dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut. Dengan halus, mereka menuangkan sabun cair dari perlengkapan bag shop punya mereka. Aku mengosok keseluruh tubuh mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal memilih punting mereka.
“Ughh… Joko… ” mereka merintih dan bergerak saat aku permainkan puntignya yang memerah.
Sebelum aku meinggalkan mereka, kami berempat berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali mereka yang sedang membutuhkan kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berempat memburu birahinya yang tidak kenyang.
Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib, dimana aku harus berangkat kerja dan pada jam seperti ini jalanan macet akupun mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku meninggalkan Hotel H… Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang sudah ditinggalkan oleh permainan tadi

Cerita Bokep PerjaLanan Birahi Pelacur

Cerita Bokep PerjaLanan Birahi Pelacur


Cerita Seks Diam – Diam Tapi Mau

$
0
0

Cerita Seks Diam – Diam Tapi Mau – Ini adalah cerita tentang pengalamanku saat berhubungan seks dengan sahabat baikku, Regina H. Dharmawan. Pagi ini, aku kembali mendapat kuliah sore hari. Ah, daripada iseng, lebih baik aku ke rumah Regina. Sekalian dari sana pergi ke kampus bersama. Aku memarkir mobil di depan pintu pagar rumah Regina. Rumahnya tampak sepi. Jangan-jangan ia tak ada di rumah. Aku tekan bel pintu. Tak lama kemudian pembantunya keluar.”Ada perlu apa, Non?” tanyanya.”Ng.. Gina ada, Mbak?””Ada, tunggu sebentar ya.” Sang pembantu masuk ke dalam rumah kembali.

“Kata Non Gina, Non Irene disuruh langsung masuk saja. Non Gina lagi ada di kamarnya.””Baiklah, Mbak.”Pembantu itu mengantarkan aku ke depan pintu kamar tidur Regina. Setelah pintu dibuka dari dalam aku segera masuk. Si pemilik kamar sedang duduk di atas tempat tidur seraya membaca buku. Astaga! Ia telanjang bulat. Tubuhnya yang indah itu tidak ditutupi oleh selembar benang pun. Tampaklah payudaranya yang montok dan padat. Ditengah-tengahnya terdapat puting susu yang tinggi, yang dikelilingi oleh lingkaran coklat, sementara bagian kemaluannya ditumbuhi rambut-rambut tipis.

Pahanya yang putih dan mulus menantang setiap lelaki untuk menjamahnya.”Ren, duduk di sini dong. Jangan bengong saja.””Lho, kamu lagi ngapain, Gin?” tanyaku.”Rasanya hari ini aku lagi malas kuliah nih, Ren.””Kenapa?” “Nggak tahu tuh. Pokoknya lagi malas.””Tapi kamu nggak usah telanjang bulat kayak begitu dong”, kataku sambil menyodorkan kaus singlet kepadanya. Regina bukannya menerima pemberianku, namun ia malah menyeret tanganku sehingga aku jatuh telentang di atas kasur. Tiba-tiba Regina mencium bibirku, sementara tangannya meremas-remas payudaraku yang tidak begitu besar.”Gin! Aduh, kok kamu begini sih?! Jangan ah!” kataku sambil berusaha melepaskan diri.

Akan tetapi Regina lebih kuat. Tubuhnya yang bugil menindih tubuhku. Akhirnya aku pasrah saja. Dengan perlahan-lahan Regina menanggalkan kaus oblong yang kukenakan. Ia menyelipkan tangannya ke balik mangkuk behaku lalu meremas payudaraku. Aku menggerinjal-gerinjal dibuatnya. Kemudian ia melepaskan beha yang kupakai sehingga terbukalah payudaraku yang kencang menantang.”Ya ampun, Ren. Buah dada kamu bagus amat. Biar nggak besar, tapi kencang dan kenyal lho”, kata Regina sambil mempermainkan puting susuku dengan jari-jemarinya yang lentik sehingga membuatku kegelian.Aku hanya tersenyum saja. Lalu ia meremas-remas payudaraku.

Terasa kenyal dan ketat baginya. Aku semakin menggerinjal-gerinjal. Setelah itu mulutnya menghisap, mengulum, dan menyedot payudaraku. Lidahnya pun mempermainkan puting susuku yang mulai menegang. Kemudian ia menghisap-hisapnya laksana seorang bayi yang kehausan air susu ibunya.Setelah puas merambah payudaraku, Regina membuka celana panjangku. Tangannya meraba pahaku yang mulus. Lalu ia menurunkan celana dalamku, sehingga kami berdua bugil bagai dua orang bayi yang baru saja dilahirkan. Kemudian ia menyuruhku duduk. Ia menyodorkan payudaranya ke mulutku dan aku menerimanya. Aku lumat payudara yang kenyal itu dengan mulutku, sedangkan lidahku yang menyambar-nyambar seperti lidah ular, bergoyang-goyang mempermainkan puting susunya yang tinggi menggiurkan.

Aku hisap puting susu itu yang semakin lama semakin menegang saja. Regina semakin memelukku dengan erat.”Ouuhh.. Irene.. ouuhh!”Aku dan Regina saling berpelukan. Kedua pasang payudara kami saling bersentuhan. Sejenak ada perasaan aneh yang menjalar ke seluruh tubuhku merasakan payudaranya yang kenyal. Demikian pula Regina yang merasakan payudaraku. Ia menggesek-gesekkan puting susunya ke puting susuku, sehingga kami berdua sama-sama mendesah.”Ouuhh.. ouuhh..” aku menjerit kecil tatkala lidah Regina mulai menjilati kemaluanku dan kemudian masuk menyusuri liang vaginaku. Ia menjilat-jilat bagian dalam “daerah terlarang”ku yang mulai basah itu.
Aku menjerit lagi, ketika ujung lidahnya mempermainkan daging kecil yang menempel pada kewanitaanku itu. Lalu aku berdua berbuat serupa. Akhirnya kami berdua sama-sama kelelahan dan tergolek begitu saja di atas kasur.Tak lama kemudian, Regina bangkit. Ia mengambil es jeruk yang ada di meja di samping tempat tidurnya. Lalu ia menuangkan es jeruk itu ke kemaluanku. Aku menjerit kecil kedinginan. Sementara ia juga menuangkan es jeruk yang tersisa ke dalam kemaluannya sendiri. Tubuh Regina menindihku. Kepalanya menghadap ke selangkanganku.

Demikian pula kepalaku menghadap ke selangkangannya. Lidahnya mulai menjilati kemaluanku. Ia menikmati er jeruk yang sudah mulai masuk ke dalam liang vaginaku. Lidahnya mengikuti aliran air jeruk itu sampai masuk ke dalam “gua keramat”ku itu.Dijilatinya dinding vaginaku, membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian.”Ouuhh.. Gina.. teruskan..!” desisku bernafsu. Regina melanjutkan penjelajahannya. Sementara itu di sisi lainnya, lidahku pun berbuat hal yang sama pada kemaluannya. Kami berdua dengan garang mempermainkan daging kecil yang berada di dalam liang kewanitaan lawan masing-masing.

Kami berdua menggerinjal-gerinjal keras, sampai-sampai tubuh kami berdua jatuh ke lantai.Beberapa detik kemudian, tubuh kami berdua tergeletak di lantai berdampingan dalam keadaan loyo. Lelah memang, namun penuh dengan kenikmatan yang tak terhingga. Regina tersenyum. Tiba-tiba tangannya kembali meraih tubuhku dan mendekapku. Kembali payudara kami bersentuhan, sementara mulut kami saling melumat satu sama lain. Kami berbaring berhadap-hadapan, dengan kedua kakiku dan kakinya saling berselisipan dan kedua selangkangan kami saling menempel. Kemudian Regina menggesekkan kemaluannya pada kemaluanku berulang-ulang hingga kami berdua puas.
(TAMAT)

Lihat Juga : Cerita Sex Kisah Dari Ibu Ibu Sange

Cerita Ngentot Kusetubuhi ABG Montok di Kost

$
0
0

Cerita Ngentot Kusetubuhi ABG Montok di Kost – Kusetubuhi ABG Montok di Kost.  “kumpulan Cerita Dewasa terbaru “cerita seru 18+ “Cerita Porno” Kali inimarimaju.net akan berbagi cerita dewasa paling seru yang berjudul ” Cerita Dewasa 17+ : Kusetubuhi ABG Montok di Kost”. Cerita ini khusus buat teman-teman yang pingin tau kisahnya dan khusus untuk umur 17+. Cerita ngentot ,dan kumpulan cerita seks ini lumayan Hot dan lumayan membuat Konak. untuk lebih jelasnya bisa disimak di bawah ini.

Cerita ini terjadi ketika aku kos dirumah sepasang suami istri yang sudah lanjut usia. Rumahnya besar, mereka tinggal dirumah utama model kuno, aku kos di paviliunnya. Cuma rumah model kuno yang ada paviliunnya. Bapak kos masi punya anak prempuan yang seragam sekolahnya biru. Anak2 laennya dah keluar rumah semuanya. anak bungsunya ini sepertinya dimanja banget, gak perna ditegur sehingga kalakuannya agak liar. Kalo malem minggu pasti ngilang dari rumah, gak tau kemana. Ya memang bukan urusanku, kan bukan keluargaku. Ayu nama tu anak abege. Manis juga orangnya, item manis gitu, toketnya baru numbuh, kliatan nonjol didadanya. pantatnya rada gede sehingga dia jalan, pinggulnya bergoyang kekiri kekanan, napsuin juga ngeliatnya.

Yang menarik, ayu ada kumis tipisnya diatas bibirnya yang tipis, yg menantang untuk dikulum2. Biasanya prempuan yang kumisan, jembutnya lebat. aku jadi penasaran, abege seumuran ayu kaya apa lebatnya jembutnya.

Sampe suatu malem, aku lagi dikamar, brosing situs kegemaranku pake laptopku. Tiba2 terdengar ketokan dipintu. “Om, Ayu bole masuk gak”. Ayu rupanya, nekat juga dia nyamperin aku ke kamarku. Aku membuka pintu, Ayu pake tanktop ketat dan celana pendek yang ketat dan pendek banget. Kliatan sekali ayu gak pake bra, sehingga bentuk toketnya yang umut tercetak jelas dibalik tanktop ketatnya. kon tolku langusng melonjak bangun disuguhi pemandangan yang merangsang seperti itu. “O Ayu, masuk deh”.

Ayu masuk dan pintu kamar kututup, banyak nyamuk kalo enggak, alesanku. Ayu duduk diranjang dan aku balik duduk di mejaku yang terletak disebelah ranjang. Halaman yang lagi terbuka segera tertutup, baiknya gambar ngen tot yang lagi kunikmati sudah aku tutup sebelumnya.

“Ada apa Ay, apa yang bisa om bantu”.
Kedengarannya gombal ya, tapi itu adalah ucapan standarku kalo ketemu klien, jadi kebawa deh waktu ngomong ma siapa aja, termasuk Ayu. Ayu kan bakal jadi klienku buat urusan kenikmatan he he.

“Ini om, ada PR mesti buat karangan bahasa Inggris, om kan jago bahasa inggrisnya, bantuin bikinin dong om”, Ayu merengek.
“Upahnya apa?” “Om maunya apa, om minta apa juga Ayu turuti deh”. Wah nantang ni anak, dasar anak liar, ya gak apa memang aku suka kok ma anak liar, palagi kalo napsunya besar. Harusnya Ayu napsunya besar, berdasar pengalamanku, prempuan kalo ada kumisnya, biasanya bulu badannya termasuk jembutnya lebat dan napsunya besar kalo lagi maen, minta nambah terus.

“Sini om liat, om bantuin tapi tetep Ayu yang mesti nyelesaian sendiri, om bantu kasi idenya. Buat PR nya disini aja biar bisa selesai”.
“Mau om, bikin dikamar om, Ayu ganggu gak?”
“Buat abege secantik dan seseksi kamu apa si yang gak?”
“Mangnya Ayu seksi ya om”.
“Iyalah”. http://memanjakan.blogspot.com/
“Om terangsang dong”, wah to the point banget ni anak.
“La iya lah, om kan lelaki normal, siapa yang nahan deket2 abege cantik dan seksi kaya kamu gini”. Aku memberinya ide, Ayu nulis ideku, sembari
becanda, aku membantunya sehingga draftnya selesai.
“tinggal Ayu nulis ulang ja kan, selesai deh tugas om, sekarang mana upahnya”.

Aku duduk disebelahnya diranjang. “Ay, om bole nanya gak?”
“Om mo nanya apa? Pasti mo nanya Ayu dah punya pacar belon kan?”
“Kok tau si Ay”.
“Ya tau lah, Ayu dah punya pacar om”. Wah hebat baru usia segini dah punya pacar.
“Kalo malming, Ayu suka gak kliatan tu lagi ditempat pacar ya”.
“Iya om, abis kalo Ayu bawa pacar kemari, pasti rese banget bonyok Ayu, makanya Ayu ke tempat kosnya pacar Ayu aja”.
“Temen sekolah kamu?”
“Bukan om, pacar Ayu anak kedokteran, canggih kan”. Ayu tersenyum manis sekali.
“Trus kamu ngapain ja ditempat pacar kamu, gak pulang lagi”.
“Ya ngapain lagi om, kalo lelaki dan prempuan sekamar”.
“Enak dong Ay”.
“Bukan enak lagi om, nikmat banget. Makanya Ayu jadi ketagihan”.
“Kamu dia yang mrawanin”.
“Iya om”.
“Kalo maen brapa ronde”.
“Seringnya 3 ronde, kalo dianya napsu banget 4 ronde om. Cuma ronde pertamanya Ayu emut sampe ngecret dimulut Ayu”.
“Kamu telen ya pejuku”.
“Iya om, dia bilang peju tu protein tinggi, jadi gak bahaya, malah bagus buat kesehatan. Maklum de om anak kedokteran”.
“Besar gak Ay dia punya”.
“Besar om, segini”. Ayu memeragakan ukuran kon tol pacarnya dengen mempertemukan jempol dan telunjuknya.
“Panjang gak”.
“Panjang om, segini, dia memeragakan panjangnya pake jengkalan tangannya yang mungil.
“Dia ngecretnya diluar ya Ay”.
“enggak om didlaem, kalo diluar mana nikmat”.
“Kamu gak takut hamil”.
“Di kasi obat om, kalo ayu lagi subur, dia ajarin ayu ngitung masa subur”.
“wah canggih dong kamu ya, skarang lagi gak subur”.
“Justru lagi subur om, ayu lebi suka kalo maen lagi subur om, napsu ayu cepet banget naeknya”. Gila juga ni akan pikirku, tapi masabodo lah, aku pengen banget ngerjain ayu malem ini.

Aku mencium tengkuknya. “Geli om”, Ayu menggelinjang.
“Wangi kamu Yu, jadi merangsang banget deh”, kucium sekali lagi tengkuknya.
“Ooom, geli, daripada nyiumin tengkuk mending juga cium bibir Ayu ja”, katanya sambil menoleh kearahku.
Aku tidak menyia2kan kesempatan yang diberikan Ayu, segera bibir mungilnya kusambar dengan bibiku dan kulumat dengan penuh napsu. ayu mengimbangi ciumanku yang ganas, dia malah menjulurkan lidahnya kedalam mulutku, kubelit dengan lidahku dan kekulum lidahnya. Sementara itu tanganku mulai memerah toketnya yang baru numbuh itu, pentilnya yang juga imut mulai mengeras.
“Ooom, diremes langsung ja om, ayu pengen diemut deh pentilnya”.

Segera tanktopnya kulepas, Ayu mengangkat tangannya keatas, mempermudah aku melepas tanktopnya. Toket mungilnya tampak menonjol dengan pentilnya yang juga imut dan berwarna pink. Ayu kurebahkan diranjang, segera aku menyiumi toketnya dan akhirnya pentilnya mulai kujilat2 dan akhirnya kuemut. Toketnya kumasukkan sebanyak2nya kemulutku dan kusedot dengan ganas.

“Oom, ganas amat si ngemutnya, enak om, teruss om”,
Ayu mulai merintih kenikmatan. Aku meraba2 perutnya, trus membuka kancing clananya dan ritsluitingnya. aku merogo kedalam ke selangkangannya. agak susah karena celananya ketat juga, teraba jembutnya yang rupanya bener, lumayan lebat.
“Ay, jembut kamu lebat ya, buat abege seumur kamu segitu mah lebat Ay”.
“Tapi om suka kan ngeliatnya, celana Ayu dilepas sekalian om, ayu dah pengen om”.

Segera celana pendeknya kulepas, Ayu gak make cd, sehingga yang pertama kulihat adalah jembutnya yang lumayan lebat itu. Ayu mengangkangkan kakinya, dibalik kerimbunan jembutnya nampak memeknya yang berwarna pink, kayanya masi rapet sekali, walaupun pacarnya pasti sudah sering mengobok2 me mek Ayu dengan kon tol yang ayu bilang besar panjang itu, dan akhirnya menumpahkan pejumya 2-4 kali kedalem me mek Ayu selama
mreka maen. memeknya kuraba pelan dengan jari, trus keatas kearah itilnya, kugesek itilnya pelan, http://memanjakan.blogspot.com/

“Om yang cepet geseknya om, nikmat banget om, om pinter banget ngerangsang napsunya Ayu, trus om, Ayu dah pengen om”.
“Pengen apaan Ay”.
“Pengen dimasukin kon tol om, ayo dong om, ayu dah gak tahan ni, dah pengen diobok2 pake kon tol om”.

Aku gak memperdulikan rengekan ayu, malah aku mulai menjilati itil Ayu yang membuat Ayu menggelinjang makin hebat. Gila bener ni abege, walaupun baru seumur dia, tapi liarnya sama kaya abege yang lebih tua dari dia, yang sering aku entotin. Ketika itilnya kuemut2, Ayu makin menggila erangannya. aku memasukkan jari tengahku kedalam memeknya, terasa sekali cengkeraman me mek ayu ke jari tengahku. Gimana kalo kontolku yang masuk ya rasanya cengkeraman me meknya, pikirku.

Jariku menyusuri bagian dalem sebelah atas me meknya Ayu. Sampe ketemu daging yang agak menonjol, terus kugaruk2kan jariku disitu. Ini membuat Ayu gak terkendali lagi, dia menggeliat kekanan kekiri sambil berteriak2,

“Om jahat ih, om jangan siksa Ayu kaya gini dong, om gak tahan lagi ni Ayu, jangan dikilik pake jari dong om, pake kon tol om aja, ayo dong om”, katanya sambil mengacak2 rambutku yang sedang berasa diselangkangannya. Dia juga menarik2 bahuku, supaya segera menancapkan kontolku dimemeknya.
akhirnya Ayu gak nahan, badannya mengejang, pahanya dirapatkan sehingga kepalaku terjepit ketat diantara pahanya sampe aku sesek napas jadinya. ayu telah klimax, itu akibat garukan jariku pada g spotnya, diserang 3 in 1 gitu Ayu langsung nyerah, dia klimax.

“Aduh om, pinter banget si, biasanya pacar ayu yang ngecret duluan, om bisa bikin ayu ngecret duluan”.
Memang dari memeknya menyembur cairan kentel ketika dia klimax, seperti kalo lelaki ngecret.
“Om ayu lemes deh, nikmat banget deh om, padahal belon dientot ya om”.

Aku bangun dan melepas semua yang menempel dibadanku. ayu terbelalak melihat kontolku yang sudah maksimal kerasnya.
“Om, gede banget kontolnya. Rasanya kon tol pacar Ayu dah besar, kon tol om lebi besar lagi, lebi panjang juga lagi”. Ayu duduk dan segera meremes kontolku dengan gemesnya,
“Ih dah keras banget om, masukin dong om, yu pengen ngerasain kon tol gede om kluar masuk me mek Ayu”. Ayu segera mulai menjilati kepala
kontolku, dan tak lama kemudian dimasukkan kedalam mulutnya. Terasa hangat sekali emutannya.

“Om, gede amat, cuma muat kepalanya ja dimulut ayu”, dia meneruskan emutannya. Batangnya dikocoknya pelan2.
“Om, kluarin pejunya dimulut ayu ya, Ayu pengen minum peju om, biar om ngentotnya bisa lama”. Aku diam saja menikmati emutan dan kocokannya. Kepalanya kembali dijilat2 sebentar kemudian dimasukkan lagi ke mulutnya. Dikenyot pelan2, dan kepalanya mengangguk2 memasukkan kontolku keluar masuk mulutnya. aku mengenjotkan kontolku pelan,
“Ah, enak Ay, baru diisep mulut atas aja udah nikmat ya, apalagi kalo yg ngisep mulut bawah”, erangku keenakan. Tanganku terus saja mengelus2 memeknya yang sudah basah karena napsunya sudah sangat memuncak.
“Ay, kamu udah napsu banget ya, me mek kamu udah basah begini”, kataku lagi. kontolku makin seru diisep2nya.
“Om, mulut Ayu dah pegel, kok om belum ngecret juga ya”.
“Om pengen ngecretnya dimemek ayu ja”.
“Masukin ja ya om”.

dia mencabut kontolku dari mulutnya dan aku segera menelungkup diatas badannya . kon tol kuarahkan ke memeknya, kutekannya kepalanya masuk ke memeknya. terasa banget memeknya meregang kemasukan kepala kon tol yang besar, aku mulai mengenjotkan kon tolku pelan, keluar masuk me meknya. Tambah lama tambah cepat sehingga akhirnya seluruh kontolku yang panjang ambles di me meknya.
“Enak om, kon tol om bikin me mek Ayu sesek, dienjot yang keras om”, rengeknya keenakan.
Enjotan kontolku makin cepat dan keras, ayu makin sering melenguh kenikmatan, apalagi kalo aku mengenjotkan kontolku masuk dengan keras, sampe mentok rasanya. Gak lama dienjot ayu udah merasa mau nyampe,
“Om lebih cepet ngenjotnya dong, Ayu udah mau nyampe”, rengeknya.
“Cepat banget Yu, aku belum apa2” jawabku sambil mempercepat lagi enjotan kontolku.

Akhirnya ayu menjerit keenakan “Om, Ayu nyampe om, aah”, ayu menggelepar2 kenikmatan. Aku masih terus saja mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat dan keras. Tiba2 aku mencabut kontolku dari memeknya.
“Kok dicabut om, kan belum ngecret”, protesnya. Aku diem saja tapi menyuruh ayu menungging di pinggir ranjang, aku mau gaya dogi. Segera
kontolku ambles lagi di memeknya dengan gaya baru ini. Aku berdiri sambil memegang pinggulnya. Karena berdiri, enjotan kontolku keras dan cepat, lebih cepat dari yang tadi, gesekannya makin kerasa di memeknya dan masuknya rasanya lebih dalem lagi,
“Om, nikmat”, erangnya lagi. Jariku mengelus2 pantatnya, tiba2 salah satu jari kusodokkan ke lubang pantatnya, ayu kaget sehingga mengejan. Rupanya me meknya ikut berkontraksi meremas kon tol besar panjangku yang sedang keluar masuk,

“Aah Ay, nikmat banget, empotan me mek kamu kerasa banget”, erangku sambil terus saja mengenjot memeknya. Sementara itu sambil mengenjot aku agak menelungkup di punggungnya dan tangannya meremas2 toketnya, kemudian tanganku menjalar lagi ke itilnya, sambil kuenjot itilnya kukilik2. “Om, nikmat banget dientot sama om, Ayu udah mau nyampe lagi. Cepetan enjotannya om,” erangnya saking nikmatnya. Aku juga udah mau ngecret, segera aku memegang pinggulnya lagi dan mempercepat enjotan kontolku. Tak lama kemudian, “Om Ayu mau nyampe lagi, oom, cepetan dong enjotannya, aah”, akhirnya ayu mengejang lagi keenakan. Gak lama kemudian aku mengenjotkan kontolku dalem2 di memeknya dan pejuku ngecret.
“Aah Ay, nikmat banget”, akupun agak menelungkup diatas punggungnya. Karena lemas, ayu telungkup diranjang dan aku masih menindihnya, kontolku tercabut dari memeknya.

“Om, nikmat deh, sekali enjot aja Ayu bisa nyampe 2 kali”, katanya. Aku tak menjawab, berbaring disebelahnya diranjangku yang sempit. Aku memeluknya dan mengusap2 rambutku.

“Kamu pinter banget muasin lelaki ya Ay”, kataku lagi. Ayu hanya tersenyum,
“Om, Ayu mau ke kamar mandi, lengket badan rasanya”, ayupun bangkit dari ranjang dan menuju ke kamar mandi yang berasa didalam kamarku.

Selesai membersihkan diri, ayu keluar dari kamar mandi telanjang bulat, dia kaget melihat kontolku masi saja berdiri dengan kerasnya.
“Om, hebat amat, dah ngecret masi ja ngaceng keras kaya gitu. Om kuat ya. Kata temen ayu yang pernah dientot ma om om yang kontolnya juga gede panjang, dia ampe lemes ngeladenin napsu si om, gak ada puasnya. Ayu juga dong ya om, Ayu pengen om entotin ampe Ayu lemes”. Aku tersenyum saja dan Ayu berbaring disebelahku. Aku kembali mencium bibirnya dengan penuh napsu. kontolku dielus2nya. Lidahku dan lidahnya saling membelit dan kecupan bibir berbunyi saking hotnya berciuman. Tanganku juga mengarah kepahanya. Ayu segera saja mengangkangkan pahanya, sehingga aku bisa dengan mudah mengobok2 memeknya. Sambil terus mencium bibirnya, tanganku kemudian naik meremas2 toketnya. pentilnya kuplintir2,

“Om enak, Ayu udah napsu lagi om”, erangnya sambil mengocok kontolku yang masi keras banget.

Kemudian ciumanku beralih ke toketnya. pentilnya yang sudah mengeras segera kuemut dengan penuh napsu, “Om, nikmat om”, erangnya. Akupun menindihnya sambil terus menjilati pentilnya.

Jilatanku turun keperutnya, kepahanya dan akhirnya mendarat di memeknya. “Aah om, enak banget om”, erangnya. Ayu kembali menggeliat2 keenakan, tangannya meremas2 sprei ketika aku mulai menjilati me mek dan itilnya. pahanya tanpa sengaja mengepit kepalaku dan rambutku dijambak, ayu mengejang lagi, ayu kembali nyampe sebelum dientot. Ayu telentang terengah2, sementara aku terus menjilati memeknya yang basah berlendir itu.
Aku bangun dan kembali mencium bibirnya, aku menarik tangannya minta mengocok kontolku. Aku merebahkan dirinya, ayu bangkit menuju selangkanganku dan mulai mengemut kontolku.
“Ay, kamu pinter banget sih”. Cukup lama ayu mengemut kontolku. Sambil mengeluar masukkan di mulutnya, kontolku diisep kuat2. Aku jadi merem melek keenakan. Kemudian ayu kutelentangkan dan aku segera menindihnya. Ayu sudah mengangkangkan pahanya lebar2. Aku menggesek2kan kepala kontolku di bibir memeknya, lalu kuenjotkan masuk, “Om, enak”, erangnya. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk pelan2 sampai akhirnya blees, kontolku nancep semua di memeknya. “Ay, memekmu sempit banget, padahal barusan kemasukan kon tol ya”, kataku. “Tapi enak kan om, abis kon tol om gede banget sampe me mek Ayu kerasa sempit”, jawabnya terengah. Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat, bibirnya kucium. “Enak om, aah”, erangnya keenakan. Enjotanku makin cepat dan keras, pinggulnya sampe bergetar karenanya. Terasa memeknya mulai berkedut2, “Om lebih cepet om, enak banget, Ayu udah mau nyampe om”, erangnya. “Cepet banget Ay, om belum apa2”, jawabku. “Abisnya kon tol om enak banget sih gesekannya”, jawabnya lagi.

Enjotanku makin keras, setiap kutekan masuk amblesnya dalem banget rasanya. Itu menambah nikmat buat ayu. “Terus om, enak”. toketnya kuremas2 sambil terus mengenjotkan kontolku keluar masuk. “Terus om, lebih cepat om, aah, enak om, jangan brenti, aakh…” akhirnya ayu mengejang, ayu nyampe. Ayu memeluk pinggangku dengan kakinya, sehingga rasanya makin dalem kontolku nancepnya. memeknya dikedut2kan meremas kontolku
sehingga aku melenguh, “Enak Ay, empotan me mek kamu hebat banget, aku udah mau ngecret, terus diempot Ay”, erangku sambil terus mengenjot memeknya. Akhirnya bentengku jebol juga. pejuku ngecret dalam memeknya, banyak banget kerasa nyemburnya “Ay, aakh, aku ngecret Ay, nikmatnya me mek kamu”, erangku. Aku menelungkup diatas badannya, bibirnya kucium. “Trima kasih ya Ay, kamu bikin aku nikmat banget”. Setelah
kontolku mengecil, kucabut dari memeknya dan aku berbaring disebelahnya. Ayu lemes banget walaupun nikmat sekali. “Ay, kamu tu masi muda banget tapi ngentotin kamu gak kalah nikmatna ma ngentotin abege yang lebi tua dari kamu, kamu liar banget deh”. “Om puas gak, mana lebi nikmat, ngentotin Ayu pa abege yang biasa om entotin”. “Nikmat ma kamu Ay, aku baru skali ngentotin abege seumur kamu”. “Ayu mau kok om kalo om entotin
tiap malem, abis jauh lebi nikmat dientot om katimbang pacar Ayu”. Tanpa terasa akhirnya ayu tertidur disebelahku. http://memanjakan.blogspot.com/

Ayu terbangun karena kujilati memeknya, memeknya kujilati dengan penuh napsu. pahanya kuangkatnya keatas supaya memeknya makin terbuka. “Om, nikmat banget om jilatannya”, erangnya. Ayu meremas2 toketnya sendiri untuk menambah nikmatnya jilatan di memeknya. pentilnya kuplintir2 juga. “Om, subuh2 gini sudah ngasi enak ke Ayu”, lenguhnya. Kemudian itilnya kuisep2 sambil sesekali menjilati memeknya, menyebabkan memeknya sudah banjir lagi. Ayu menggelepar2 ketika itilnya kuemut. Cukup lama itilnya kuemut sampai akhirnya kakinya kuturunkan lagi keranjang, ayu mengangkangkan pahanya karena dia tau sebentar lagi pasti kontolku masuk. “Om, masukin dong om, Ayu udah pengen dientot”, rengeknya.

Aku langsung menindih tubuhnya, kon tol kuarahkan ke memeknya. Begitu kepala kontolku menerobos masuk, “Yang dalem om, masukin aja semuanya sekaligus, ayo dong om”, rengeknya karena napsunya yang sudah muncak. Aku langsung mengenjotkan kontolku dengan keras sehingga sebentar saja kontolku sudah nancap semuanya dimemeknya. Kakinya segera melingkari pinggangku sehingga kontolku terasa masuk lebih dalem lagi. “Ayo om, dienjot dong”, rengeknya lagi. Aku mulai mengenjot memeknya dengan cepat dan keras, uuh nikmat banget rasanya pagi2 gini ngen tot. enjotanku makin cepat dan keras, ini membuat ayu menggeliat2 saking nikmatnya, “Om, enak om, terus om, Ayu udah mau nyampe rasanya”, erangnya. Aku tidak menjawab malah mempercepat lagi enjotan kontolku. toketnya kuremas2, sampe akhirnya ayu mengejang lagi, “Om enak, Ayu nyampe om, aah”, erangnya lemes. Kakinya yang tadinya melingkari pinggangku diturunkan ke ranjang.

Aku tidak memperdulikan keadaannya, kon tol terus saja kuenjotkan keluar masuk dengan cepat, napasku sudah mendengus2. memeknya berdenyut2 meremas kontolku. Aku meringis keenakan. “Ay, terus diempot Ay, nikmat banget rasanya, Terus empotannya biar aku bisa ngecret Ay”, pintaku.
Sementara itu enjotan kontolku masih terus gencar merojok memeknya. toketnya kembali kuremas2, pentilnya kuplintir2. “Om, Ayu kepengin ngerasain lagi dingecretin peju om”, katanya. Terus saja kon tol kuenjotkan keluar masuk memeknya dengan cepat dan keras, sampai akhirnya, “Ay, aku mau ngecret Ay, aah”, erang dan semburan pejuku mengisi bagian terdalam memeknya. Aku ambruk dan memeluknya erat2, “Ay, nikmat banget deh ngen tot sama kamu”, katanya. Setelah beristirahat sebentar, ayu segera membersihkan diri dan berpakaian dan keluar dari kamarku.Malemnya, Ayu ketagihan rupanya, dateng lagi ke kamarku. “Om, Ayu jadi ketagihan kon tol om ni, ngen tot lagi yuk om”. Saat itu ayu hanya pake daster saja. Ayu langsung masuk kamar mandiku dan ketika keluar dia cuma pake daleman yang model bikini tipis. Segera dia berbaring disebelahku yang cuma mengenakan cd saja. kontolku ngaceng dengan kerasnya sehingga keluar dari bagian atas cdku yang minim. Aku merangkul dan mencium bibirnya “Ay, ladeni om malem ini ya sayang, kamu napsuin sekali pake daleman bikini Ayu, om udah mau nancep nih”, kataku. Segera Ayu meremas2 kontolku yang keluar CDku, keras sekali ngacengnya. makanya CDnya langsung dilepasnya. kontolku langsung tegak menjulang, besar, panjang dan keras.

Ayu segera menjilati kepala kontolku dan dimasukannya kepalanya kemulutnya. Diisep2 dan dikeluarmasukkan di mulutnya. Aku terengah2 keenakan, “nikmat banget Ay isepannya, aku udah mau diisep mulut bawah kamu”, kataku. Ayu segera kutelentangkan dan bra serta CDnya kuurai ikatannya. Aku menaiki ayu dan menggesekkan kepala kontolku ke memeknya yang sudah basah ketika ayu ngisep kon tolku tadi. Aku tidak langsung menancapkan kontolku ke memeknya, malah kugesekkan ke itilnya. Ayu menggeliat2 jadinya, “Om masukin aja, katanya sudah mau diempot me mek Ayu”, rengeknya. Akupun menekan kontolku masuk ke me meknya. Terasa banget kepala kontolku yang besar meregangkan memeknya dan mendesak masuk. Nikmat banget rasanya. Ayu mendesis2 keenakan. Aku terus menekan kontolku sehingga akhirnya nancep semuanya dimemeknya. “Aah oom, enak banget kon tol om”, erangnya.

Akupun mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan pelan, makin lama makin cepat. Ayu hanya bisa merintih2 keenakan “Om nikmat banget om, terusin enjotannya om, yang cepet, yang keras dong ngenjotnya”, rengenya lagi. Makin lama enjotannya makin cepet, ayu mengejang2kan memeknya sehingga gantian aku yang mendesis2 keenakan, “Ay, kerasa banget empotan me mek kamu”. “Ayu mau kok tiap malem empot kon tol om”, katanya. Aku tidak menjawab, hanya enjotan kuterus dilakukan dengan cepat dan keras. “Mau ya om”, rengeknya lagi. “enak banget deh dientot sama om, sssh”. Napasnya mulai memburu, toketnya kuremas2, pentilnya yang udah keras kuplintir2 manambah kenikmatan buat ayu. Ayu mengejang2kan memeknya mengempot kontolku yang terus keluar masuk dengan cepat dan keras. “Om, ssh, enak om, terus oom, ssh, Ayu udah mau nyampe om, ssh”, erangnya.http://memanjakan.blogspot.com/

“Sebentar lagi Ay aku juga udah ngerasa mau ngecret nih, ssh”, jawabku terengah. Aku setengah membungkuk dan mengemut pentilnya. Ayu makin napsu jadinya, rambutku diremas2, “Om, engh, ngecretin pejuku dong oom, Ayu pengen ngerasain lagi di** peju anget, cepetan oom, Ayu udah mau nyampe, aakh”, katanya menggelinjang keenakan. Enjotan kontolku makin bertubi2. Ayu merintih2 keenakan jadinya, memeknya jadi mengejang2 dengan sendirinya meremas kontolku yang terus nyodok keluar masuk. “Om, enak banget”, erangnya sambil menjepitkan kakinya di pinggangku, sehingga enjotannya makin terasa nancep dalem sekali di memeknya. Ayu memeluk badannya erat2, “Om, nikmat banget kon tol om”, rintihnya. Akhirnya, “Akh, Ayu nyampe oom, aakh”, ayu kelojotan saking nikmatnya. memeknya kembali mengejang dengan keras meremas kontolku sehingga akupun gak bisa bertahan lebih lama lagi, “Ay, om ngecret, aakh”, erangnya. Terasa sekali semburan pejuku yang dahsyat di memeknya. Nikmat tapi lemes banget jadinya. “Aduh om, nikmat banget om, boleh ya om Ayu minta dientot tiap malem”, rengeknya lagi. Aku hanya memeluknya terengah2 kecapaian.

Setelah isitirahat, aku mencabut kontolku yang sudah lemes dari memeknya, kontolku berlumuran pejuku dan lendir me meknya. “Ay, mandi yuk”, ajakku. Ayupun bangun dan mengikutiku ke kamar mandi. Aku mengambil minuman dari lemari es dan satu diberikan ke aku. Ayu segera minum minuman itu sampe habis, sedikit menyegarkan setelah dienjot abis2an. Dikamar mandi kami saling menyabuni, toketnya menjadi sasaran remasan tanganku, ayupun gak mau kalah meremas kontolku sambil dikocok2. Hebatnya gak lama kemudian kontolku mulai keras lagi. “Om kuat amat sih, baru ngecret sekarang udah mulai ngaceng lagi, abis mandi pasti Ayu dientot lagi ya om”, katanya. “abis tangan kamu nakal sih, jadi buat ngendorin mesti ditancep dimemek kamu lagi”, jawabku tersenyum. Tambah lama makin keraslah kon tolku sehingga ngaceng sempurna.

Ayu kutunggingkan, ayu bertumpu ditembok kamar mandi, kakinya kurenggangkan dan aku jongkok dibelakangnya. memeknya kujilat dari belakang, ayu kegelian dan napsunya makin berkobar, “Om, Ayu pengen ngerasain lagi kon tol om keluar masuk di me mek Ayu”, erangku keenakan karena jilatannya sudah menyentuh2 itilnya. Aku berdiri lagi dan mengarahkan kepala kontolku ke memeknya dari belakang. Aku menekan kepala kontolku masuk ke memeknya dan mulai kuenjot pelan, sampai akhirnya seluruh kontolku nancep di memeknya. Aku mempercepat enjotan kontolku keluar masuk sambil tanganku memeluknya dari belakang dan mengkilik2 itilnya. Diserang seperti itu ayu jadi kelojotan keenakan. Gak lama dienjot dengan cara seperti itu, aku menggelinjang dan mengejang2, “Om, Ayu nyampe om, pinter amat om ngenjot me mek Ayu, sebentar aja Ayu sudah nyampe”, katanya terengah. Ayu mulai mengejangkan memeknya untuk meremas2 kontolku, aku terus saja mengenjotkan kontolku keluar masuk mengimbangi empotan me meknya, “Ay, kamu luar biasa deh, ahli banget kamu muasin omu”, kataku. “Makanya om, tiap malem Ayu mau kok ngempot kon tol om sampe om ngecret”, jawabnya terengah karena enjotan kontolku makin cepat dan keras saja. Aku terus mengkilik2 itilnya sambil mengenjotkan kontolku keluar masuk. Napsunya kembali naik lagi, “Om terus om, enak banget dien tot sambil dikilik itilnya, aakh”, erangnya lagi. Cukup lama aku mengenjot memeknya dari belakang sampai akhirnya ayu nyampe lagi, bersamaan dengan ngecretnya aku. “Aduh om, kuat banget sih, Ayu sampe lemes deh, tiap ronde Ayu selalu 2 kali nyampe baru om ngecret. Nikmat banget om”, rengeknya lagi setelah aku mencabut kontolku lagi. Aku menghidupkan shower lagi untuk membersihkan tubuh kami. Setelah itu, kami saling mengeringkan badan. Keluar dari kamar mandi langsung ayu merebahkan diri diranjang, sementara aku keluar, katanya untuk mengambil minuman. Ayu sudah ngantuk banget ketika aku kembali membawa 2 cangkir minuman coklat hangat, sesudah diminum ayu langsung tertidur.

Ayu terbangun sudah pagi, segar setelah semalem dientot 2 ronde, ketika Ayu bangun, aku masih tertidur disebelahnya. kontolku dielus2, diremas pelan2, sampe aku terbangun. Begitu juga kon tolku. “Sarapan paginya kon tol lagi ya Ay”, kataku tersenyum. kontolku yang sudah mengeras dikocok2nya biar tambah keras, ujung kontolku dijilatin, sekali2 digigit pelan2. Aku merem melek keenakan, “Pagi gini udah nikmat, Ay”. kontolku dimasukkan kemulutnya, cuma muat kepalanya saja saking gedenya dan diemut2 dengan keras, kepalanya mengangguk2 mengeluar masukkan kontolku di mulutnya. Aku merubah posisi menjadi 69 dan mulai menjilati pahanya bagian dalem, kemudian jilatannya mengarah kememeknya yang penuh jembut lebat itu. “Ni jembut lebat ya Ay, pantes aja kamu binal banget kalo dientot”, kataku sambil menjilati me meknya. Ayu gak tahan kalo itilnya mulai dijilati, apalagi diisep2, langsung aja memeknya menjadi basah. “Ay, udah napsu lagi ya, me mek kamu udah basah banget. Bener kan, cewek yang jembutnya lebat napsunya besar banget, dikilik sebentar aja udah siap dientot”, kataku sambil mengkilik itilnya dengan jari. Ayu menjadi kelojotan keenakan, isepan ke kontolku menjadi brenti. “Om, Ayu udah pengen dientot lagi om”, rengeknya.

Aku bangun, pahanya dikangkangkan, dan aku menempelkan kepala kontolku di memeknya. Kakinya kutekuk kedada dan aku mulai menancapkan kontolku ke memeknya. “Masukin semuanya om, biar nikmat”, erangnya terengah2. Aku mulai mengenjotkan kon tolku keluar masuk sehingga sebentar saja sudah nancep delam sekali di memeknya. Aku terus mengenjotkan kontolku keluar masuk. Ayu merintih2 keenakan, “Om, nikmat banget om, terus om, enjot yang keras”. Tiba2 aku menarik kontolku sehingga tinggal kepalanya yang terjepit dimemeknya, kontolku hanya digerakkan pelan. Ayu jadi blingsatan, “Masukin lagi dong om, om nakal ih, ayo dong om dimasukin semua lagi”, rengeknya. Tiba2 aku mengenjotkan lagi kontolku sehingga nancep semua, “Aakh, enak banget om”. Belum hilang rasa enaknya, aku sudah menarik kontolku sehingga tinggal kepalanya saja yang nancep di memeknya, kugerak2kan pelan sampai ayu mulai merengek2 dan tiba2 kuenjotkan lagi sehingga nancep semuanya di memeknya. Berulang2 aku melakukan cara itu sehingga akhirnya ayu nyerah duluan, “Om masukin semuanya oom, Ayu nyampe, aakh”, ayu mengejang, memeknya terasa meremas2 kontolku. Ayu terengah2 keenakan, kakinya diletakkan diranjang, aku mulai lagi mengenjotkan kontolku keluar masuk memeknya, segera napsunya bangkit lagi. Ayu menggeliat2 keenakan, tak lupa memeknya dikejang2kan untuk mengempot kontolku. Akupun meringis keenakan, “Terus diempot Ay, nikmat banget”. Tiba2 aku berhenti mengenjotkan kontolku, ayu kupeluk dan aku berguling sehingga sekarang ayu yang diatas. Segera ayu yang ambil alih komando, pantatnya dienjotkan keatas kebawah, mengocok kontolku yang masih perkasa. toketnya yang berguncang2 seirama naik turunnya pantatnya kuremas2 dengan gemas, pentilnya kuplintir2nya sekalian. “Ngen tot gaya apa aja sama om, sama nikmatnya ya om”, katanya sambil mempercepat enjotan pantatnya. “Ay, aku udah pengen ngecret Ay, kita berbalik lagi ya”, kataku sambil memeluknya kembali dan berguling sehingga sekarang aku yang diatas kembali.

Lihat Juga :  Cerita Ngentot Mantan Pacar Jadi Selingkuhan

Aku mulai mengenjotkan kontolku keluar masuk dengan cepat dan keras, ayu makin terengah2 keenakan, “terus om, Ayu udah mau nyampe lagi, bareng lagi ya om”, katanya. Akhirnya kembali ayu mengejang2 nyampe, sehingga memeknya kembali meremas2 kontolku. Akupun gak bisa bertahan lagi, sambil mengejotkan kontolku dalem2 aku ngecret, “Ay, enak Ay, aakh”. pejuku kembali berhamburan dimemeknya. Ayu heran juga kayanya stok pejuku gak ada batesnya, setiap ngecret selalu keluarnya banyak. Setelah selesai semuanya, kami kembali membersihkan diri dikamar mandi.

Cerita Bokep Janda Binal Butuh Kehangatan

$
0
0

Cerita Bokep – Namaku Alan, umurku 20 tahun dengan tinggi badan 185 cm dan berat badan 82 kg. Aku kini bekerja sebagai tukang tagih di salah satu instansi di GTLO. Aku lebih menyukai wanita setengah baya berbulu. Aku ingin menceritakan kisah nyata dengan tanteku sendiri, Tante Lia. Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan. ***** Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 16 tahun. Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun.

Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali. Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 175 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita denganku.

Dari cerita tante Lia bisa aku tebak bahwa dia itu orangnya kesepian sekali semenjak suaminya meninggal. Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja. Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu.

Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia.

Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah. Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku. “Oh ya tante, Alan boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku. “Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno.

Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali. Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis.

“Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku. “Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur.

Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi. Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku.

“Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri. Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya.

Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante Lia pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku. “Ah masa sih?” tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku..

“Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante bisa aja.. Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu. “Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”.

Tanganku digenggam tante Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan..

Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”. “Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya. Lalu sekilas kulihat tangan Tante Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan.

“Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu. Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja. Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii..

Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh.. Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis.

Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu.

“Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”. Tangan tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu.

Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan. “Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus.

Lalu tante Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku. Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya.

Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya. Selang beberapa menit setelah tante melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku.

“Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah.. Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante Lia lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.

Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante Lia sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya. Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya.

Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. “Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh tante Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya.

“Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan.. Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh..

Sshh” “Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Alan mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. “Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..”

Lihat Juga :  Cerita Bokep Bekas Muridku Korban Nafsu Liarku

lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante Lia untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante Lia menbelai-belai rambutku.

“Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno.

Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante Lia pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana. Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi.

Cerita Dewasa Ketika Ibu Ismi Mandi

$
0
0

Cerita Dewasa Ketika Ibu Ismi Mandi – Ini adalah kisahku yang lain dengan tetanggaku di kampung. Awalnya waktu SMA aku sedang memanjat pohon sawo di belakang rumahku untuk mengambil buahnya. Secara tak sengaja mataku tertuju ke sebuah sumur tetangga yang tinggi dinding penutup kelilingnya hanya sebatas dada orang dewasa. Kulihat seorang wanita sedang membuka baju untuk mandi di sana. Tubuhnya kelihatan putih dan montok. Setelah kuperhatikan dengan cermat ternyata wanita itu adalah Bu Ismi, tetangga selang tiga rumah sebelah barat dari rumahku. Bu Ismi adalah istri muda dari seorang pengusaha angkutan.

Ia membuka toko kelontong di rumahnya. Aku mencari posisi yang lebih enak untuk mengintipnya. Kerimbunan daun sawo cukup membantuku agar tidak kelihatan dari arahnya mandi. Sambil mengintip akupun berkhayal bersetubuh dengannya. Dari tempatku mengintip dadanya yang putih dan montok kelihatan jelas sekali. Begitulah kalau aku tidak ada kegiatan di sore hari maka aku akan memanjat pohon sawo di belakang rumah dan menungguBu Ismi mandi. Bu Ismi ini orangnya ramah dan supel (nantinya baru aku tahu kalau dia memang benar-benar supel alias suka peler). Kadang kalau aku duduk-duduk di depan tokonya ia menyapaku duluan. Asalnya sebenarnya dari pelosok, namun tidak kelihatan kampungan. Kukira nama sebenarnya Ismih.

Setelah kawin dengan Pak Yos dipanggil Bu Ismi. Umurnya waktu itu kurang lebih tiga puluh tahun. Badannya sedikit gemuk tapi kulitnya kelihatan kencang. Ia paling sering pakai kain dan kebaya. Kalau sudah pakai kain dan kebaya, pantatnya yang besar kelihatan menantang dan bergoyang-goyang kalau sedang berjalan. Belahan buah dadanya terlihat sangat menggiurkan dan mengundang lirikan mata laki-laki. Sampai ketika aku kuliah dan sedang liburan semester di kampung. Malamnya sekitar jam sembilan malam aku singgah ke toko Bu Ismiuntuk membeli sesuatu. “Eh Mas Tommy. Kapan datangnya dan libur berapa hari? Oleh-olehnya mana?” ia memberondongku dengan sejumlah pertanyaan. Tangannyadiulurkan dan tentu saja kusambut dengan hangat. “Tadi siang, dua minggu, pakaian kotor. Ibu mau?” jawabku taktis dan efisien menjawab semua pertanyaannya. “Ihh.. Masa sih pacarnya kok cuma dibawain pakaian kotor,” katanya menggodaku.

Dadaku berdesir. Pacarnya? “Beli apa Mas?” “Enngghh, beli sabun dan shampoo”. “Lho belum mandi toh?” “Sudah, untuk besok pagi”. “Lho baru datang tadi, besok pagi kok sudah mandi basah,” godanya makin berani. “Ya, siapa tahu nanti malam mimpi basah, jadi paginya mandi basah,” kataku. Kepalang basah kubalas godaannya tadi. Pokoknya basah.. Sah.. Sah. Bu Ismi masuk ke dalam tokonya. Pantatnya masih saja kelihatan besar dan padat di balik dasternya. Aku mengikutinya, sambil melihat-lihat barangkali ada barang lain yang tiba-tiba teringat untuk kubeli. “Ini sabun dan ini shampoonya. Eh nanti malam mimpi basah sama saya saja ya!” katanya berbisik sambil tersenyum. Kalau begini caranya nanti malam aku bisa benar-benar mimpi basah.

Aku hanya diam saja dan menerima sabun dan shampoo tadi. Ketika memberikan belanjaanku ia seolah-olah memalingkan mukanya ke arah TV dan seperti tanpa sengaja telapak tangannya mengusap lenganku. “Eh maaf Mas. Habisnya acara di TV bikin penasaran saja”. “Berapa Bu semuanya?” tanyaku sambil mengangsurkan selembar uang dua puluh ribuan. “Ah, nggak usah Mas. Lagian uangnya besar begini nggak ada kembaliannya”. Ia menolak uangku. Aku jadi tidak enak. “Ya sudah Bu, saya utang dulu. Besok saja sekalian saya bayar” kataku. “Bayar pakai yang lain saja gimana Mas?” Aku garuk-garuk kepala kebingungan sambil meninggalkan tokonya. Karena masih lelah aku segera tertidur dan bangun agak kesiangan. Adik kecilku berdiri tegak, pertanda metabolisme dan kondisi tubuh masih fit.

Setelah menyelesaikan ritual pagi hari, 3M, mandi, modol dan makan, aku berniat untuk jalan-jalan ke tempat Tina teman masa SD-ku (Aku Oase Para Wanita Bersuami 5: Tina). Kali-kali aja aku dapat jatah untuk sekedar kissing, necking dan petting. Tapi tiba-tiba aku ingat dari informasi yang kudapat tadi malam Tina sedang ke luar kota. Akhirnya kuputuskan untuk jalan-jalan ke pasar saja. Sampai di pasar aku berputar-putar di los pakaian. Aku terkejut ketika tiba-tiba pundakku ditepuk dari belakang. “Cari apa Mas Tommy?” Aku menoleh ke belakang dan ternyata Bu Ismi yang ada di belakangku. Ia mengenakan blouse putih tipis dengan celana panjang warna biru. BH-nya yang juga berwarna biru membayang di balik baju tipisnya. “Ibu bikin kaget saja. Tadinya pengen beli tas tapi nggak ada yang cocok.

Maksudnya nggak ada yang cocok harganya, kalau modelnya sih banyak yang cocok,” kataku. “Oh gitu. Gimana kalau kita jalan-jalan ke Malioboro atau Shoping Centre kali-kali aja ada yang cocok. Kebetulan aku juga lagi cari kain batik untuk Bapaknya. Ayolah mumpung masih pagi,” katanya sambil menarik tanganku. Aku tak bisa menolaknya. Dua jam kemudian kami tiba di Jalan Malioboro. Kami masuk ke sebuah toko dan melihat-lihat tas pakaian. Harganya memang murah dan modelnya bagus. Cuma aku memang tadinya juga cuma mau lihat-lihat saja, belum mau beli. Ketika masuk ke dalam toko kain, Bu Ismi menggandeng lenganku dengan mesra. Aku jadi agak jengah juga. Akhirnya Bu Ismi membeli dua potong kain batik. Satu untuk suaminya dan satu lagi untukku. Setelah itu kami makan. Selesai makan aku sudah bersiap untuk pulang, tapi Bu Ismi masih saja duduk di kursinya.

Ia menatapku sambil tersenyum. “Eh, ngomong-ngomong tadi pagi jadi keramas nih?” ia mulai menggodaku lagi. “Iya,” jawabku singkat.“Kalau.. Mmhh siang-siang gini keramas lagi mau nggak?” tanyanya sambil memegang telapak tanganku. “Kalau tadi malam kamu mimpi basah, sekarang ngerasain yang sebenarnya mau nggak?” sambungnya. Aku hampir terjatuh dari kursiku. Sebenarnya tentu saja inilah yang kuharapkan, tapi untuk membuatnya penasaran aku hanya berdiam saja. “Ayolah!” rayunya. Akhirnya aku berdiri dan berjalan keluar dari restoran. Bu Ismi memegang tanganku dan menarikku berjalan ke arah sebuah becak yang sedang mangkal. “Pasar Kembang, Pak!” katanya pada tukang becak. “Kenapa nggak ke Kaliurang saja,” protesku. “Kejauhan, waktu kita sedikit,” jawabnya pasti. Sampai di depan sebuah hotel yang cukup bagus di dekat pintu belakang Stasiun Tugu ia memberi kode kepada tukang becak untuk menepi.

Kami segera masuk ke dalam hotel. Setelah menyelesaikan urusan di resepsionis kami masuk ke dalam kamar. Sebuah kamar yang lumayan bagus dengan sebuah ranjang besar yang empuk. Lantainya dilapis dengan permadani yang agak tebal. Begitu pintu kamar tertutup, Bu Ismi langsung memelukku. Bu Ismi menyapukan bibirnya ke bibirku dengan lembut. Aku belum membalasnya. Ia kemudian mengulangi dan melumat bibirku. Terasa lembut dan nikmat sekali bibirnya. Lama kelamaan ciumanku berubah menjadi lumatan ganas. Lidahnya mendorong lidahku dan menyelusuri langit-langit mulutku. Aku membalasnya, kudorong lidahnya, dia menyedot lidahku. Rupanya Bu Ismi sangat lihai dalam berciuman. Kadang kepalanya dimiringkan sehingga mulut kami bisa saling menyedot.

Suara kecipak perpaduan bibir kami mulai terdengar. “Lepas bajunya dulu, To!” ia menyuruhku. Kulepas baju, celana panjang dan sekaligus celana dalamku dalam sekali gerakan. Dadaku yang bidang dan berbulu lebat membuatnya berdecak kagum. Kejantananku langsung mencuat keluar dan perlahan-lahan terancung dalam kondisi lurus, bahkan sedikit mengacung ke atas. Kepala penisku kelihatan kemerahan dan mengkilat karena dari lubangnya sudah mulai keluar cairan bening agak kental dan lengket.Diusapnya lubang kejantananku dengan ibu jarinya dan diratakannya cairan bening yang keluar tadi di atas kepalanya sehingga kini semakin mengkilat. Diusap-usapnya kepala penisku sampai membesar maksimal. Bu Ismi melepaskan pelukannya. Dengan gerakan pelan dan gemulai ia melepas blus, celana panjang dan akhirnya celana dalamnya. Tangannya membuka kancing bra-nya dan sebentar ia sudah dalam keadaan bugil.

Tubuhnya yang montok dengan sedikit lemak di bagian perutnya. Gunung kembarnya dengan puncaknya yang kemerahan yang menggantung bebas. Kini kami berdua sama-sama dalam keadaan polostanpa selembar benang pun. Selang beberapa menit kemudian Bu Ismi berkata di telingaku dengan lirih.. “Kita ke ranjang.. Sa.. Yang..”. Aku langsung menyergapnya dan mengulum bibirnya, dan dia membalasnya dengan sangat liar, kemudian aku merasa penisku semakin tegak dan terasa lebih keras dari biasanya. Aku berbaring di ranjang dan Bu Ismi merangkak di atasku. Dadanya disodorkan ke mulutkudan dengan rakus kusedot dan kujilati buah dadanya. Tangan dan mulutnya menarik-narik bulu dadaku dengan lembut. Sekali waktu dia menarik dengan keras. Aku terpekik.. “Ouuw.. Sakit Bu..”. “Aku gemas melihat dadamu”.

Dia terus memintaku meremas-remas payudaranya dan menghisap putingnya secara bergantian. Lalu dia mulai menjilati tubuhku dari mulai leher perlahan-lahan turun kebawah dan berhenti disekitar paha. Dia juga menjilati biji zakarku. “Agh.. Ugh.. Ouhh.. Enak Bu.. Ugh..!!” desahku. Bu Ismi menggigit pahaku di bagian dalam dekat pangkal paha seolah-olah mengingatkan ini bukanlah sekedar mimpi basah tetapi kenyataan yang benar-benar sedang terjadi. Bu Ismi terus melanjutkan aksinya, kini dia jongkok di atas pahaku. Tangannya meremas kejantananku dan menggoyangkannya sebentar. Digesekkannya kepala kejantananku pada bibir vaginanya, kemudian ia menurunkan pantatnya. Kepalaku sudah tertelan dalam vaginanya. Terasa vaginanya berair. Dengan pelan pantatnya bergerak turun sambil memutar-mutar.

Kejantananku terasa ngilu dibuatnya. “Ibu masukin ya. Ayo To..!! Angkat ke atas..,.. Tunggu sebentar!” ia memberi komando. Diganjalnya pantatku dengan bantal, kuangkat pantatku sedikit untuk memudahkannya mengganjal pantatku dan kemudian pantatnya semakin turun. Dan dengan perlahan penisku masuk ke dalam sebuah lorong hangat. Aku merasakan penisku dihimpit oleh benda hangat, basah dan berdenyut, sebuah sensasi kenikmatan yang sangat luar biasa. “Agh.. Auw.. Ooh.. Nikmat sekali, To!!” rintihnya terbata bata. Kugerakkan pinggulku memutar berlawanan arah dengan gerakan pingulnya. Dibenamkam penisku dalam dalam sampai terasa tidak bisa masuk lebih dalam lagi, dan Bu Ismi menjerit. Tangannya memainkan putingku dan sesekali menjilat dan mengisapnya.

Aku menggigit bibir menahan rangsangan. Dia terus menggoyangkan pinggulnya dengan teratur dan makin lama makin cepat. “Ouchh.. Agh.. Ugh.. Oo.. Yes..!!” desisnya terdengar berulang-ulang. Aku mempercepat gerakanku mengimbanginya dan makin cepat lagi sampai akhirnya.. “Bu.. Aku.. Mau keluar nih.. Ouw..!!” Memang kurasakan jepitan vaginanya semakin keras dan kuat sampai sampai penisku terasa ngilu, Bu Ismi terus mempercepat gerakannya dan aku mulai merasakan sesuatu akan terjadi pada tubuhku.. “Aku.. Bu.. Aku,” aku memberontak. “Ouhh To.. Aku juga..”. Kami tahu kalau sebentar lagi akan mencapai puncak. Beberapa detik kemudian cairan kental menyemprot beberapa kali keluar dari kemaluanku. Bu Ismi pun menekankan pantat sekerasnya ke arahku sehingga tulang pubisnya menekan biji penisku sampai sakit. Kurasakan semprotannya sangat kuat dan banyak sampai sebagian keluar dari vaginanya.

Setelah membersihkan diri, kami saling berpelukan dan aku masih menikmati sisa sisa kenikmatan tadi dalam keadaan telanjang bulat, hanya ditutup dengan selimut. Napasku mulai normal dan keringatku sudah mengering. Kepala Bu Ismi masih berada di dadaku, matanya masih terpejam. Aku merenung sejenak, membayangkan apa yang baru saja terjadi. Kupeluk dia dan kucium belakang telinganya dengan lembut. Ia menggerinjal. Kuremas dadanya dengan lembut. “Sudahlah To, aku mau istirahat dulu sebentar. Kecuali kalau kau..” Tanpa menunggu lagi segera kulumat bibir indahnya. “Hmm.. Kudaku rupanya mengajak berpacu lagi..”. Kami berciuman lagi, semakin lama kembali semakin liar seiring dengan nafsu kami yang mulai bangkit lagi. Tanpa terasa selimut yang tadinya menutup tubuh kami sudah tersingkap jatuh ke lantai dan tubuh kami berdua kembali tidak tertutup apa-apa lagi.

Bibir kami saling berpagut, hangat. Kulumat bibir Bu Ismi itu dengan penuh nafsu. Sekali-sekali kugigit bibirnya dan kumainkan lidahku di atas langit-langit mulutnya. Nafsu sudah menguasai kami berdua. Kami semakin tenggelam dalam birahi. Kini leher jenjang Bu Ismi menjadi sasaran berikutnya. Kuciumi dan kujilati sepuasnya. Hampir saja kugigit lehernya itu, kalau tidak diingatkan oleh Bu Ismi. “Jangan To.. Nanti kelihatan orang”, bisiknya. Kupandangi tubuh indah itu sesaat. Lidahku tahu-tahu sudah memainkan puting payudara yang berwarna coklat muda dan keras itu. Pelan-pelan kaki kanannya ku angkat dan kuletakkan di atas perutku. Dalam posisi telentang berdampingan jari kiriku memainkan bulu-bulu halus di sekitar vaginanya, kemudian merambat menggesek-gesek lipatan pahanya.

Pinggangnya terangkat dan bergerak-gerak tidak beraturan. Kudengar Bu Ismi melenguh-lenguh tanda terangsang. “Ahh.. Ouuhgh.. Sedaap.. Sshh.. Nikkmaatt.. Terusskan..”. Kakinya kuturunkan dan dengan penuh nafsu serangan kuteruskan. Lidahku sudah berada di lipatan pahanya, menggantikan jariku tadi. Kudekatkan hidungku ke sela pahanya. Sekilas tercium bau segar yang khas. Akhirnya kuserang bibir vaginanya yang sudah mulai basah. Kujilat-jilat sambil sesekali menjepit bagian dalam bibir vaginanya itu dengan kedua bibirku. Dengan sentuhan ringan tanganku sesekali memainkan daging kecil sebesar biji kacang tanah. Rupanya seranganku membuahkan hasil. Bu Ismi bergetar keras dan mulai meracau. “Hmm.. Sshh.. Ngghh.. Akhh. Aku juga mau To, berputar.. Berputar”. Tangannya kemudian memegang kepalaku, meraih pinggang dan menangkap kakiku dan memutarnya ke arah mukanya.

Kuikuti saja kemauannya. Kami berbaring berlawanan arah. Aku tengkurap diatas tubuhnya. Selangkanganku berada di atas mulutnya dan sebaliknya sambil kamiterus melakukan stimulasi di sekitar paha. Ia langsung melahap penisku sampai habis. Diisap-isap, dikocok-kocok dan dijilati sampai puas. Gantian aku yang menggelinjang hebat. “Mmhh.. Srup.. Srup..”. Penisku dihisap-hisap dan dijilati sampai badanku merinding semua. Ia memberi isyarat agar berubah posisi. Kami berguling ke samping dan kini masih tetap dalam posisi kepalaku pada selangkangannya dan sebaliknya, aku sekarang yang berada di bawah. Rupanya dengan posisi demikian ia lebih mudah menikmati penisku. Akupun demikian, lebih leluasa untuk menjelajahi selangkangannya. Kami saling merintih dan melenguh memberikan respon terhadap rangsangan yang diterima.

Bu Ismi menggelinjang penuh kenikmatanketika kujilat dan kugigit klitorisnya. Tetapi sebaliknya Bu Ismipun semakin gencar menyerang penisku dengan tak kalah hebatnya. Kami tetap dalam posisi ini sampai beberapa menit. Tiba-tiba ia menghentikan serangannya dan duduk di tepi ranjang. Ditariknya tanganku. Kupeluk dari samping dan kemudian ditariknya badanku sehingga kami jatuh ke karpet di lantai dekat ranjangku. Dipeluknya tubuhku dengan eratnya dan dengan gencar menciumiku, sampai aku kesulitan mengambil napas. Suara dari ciuman mulut kami semakin keras. Sejenak kemudian ia menghentikan gerakannya. Aku mencoba bangkit dan berusaha mengangkatnya kembali ke ranjang. Tapi dia menggigit daun telingaku dan berkata lirih.. “Jangan To.. Tidak usah. Kita coba variasi lain.. Di bawah.. Di karpet saja”.

Aku tidak jadi mengangkatnya dan kembali kurebahkan di atas karpet yang lembut dan empuk. Kutindih tubuhnya dan ia mengangkangkan kedua kakinya lebar-lebar. Kucoba untuk menerobos lubang guanya, meleset, kucoba lagi dan meleset. Kepala penisku sudah masuk dan menyentuh bibir vaginanya. Bu Ismi merintih rintih minta agar aku segera memasukkan penisku. “Masukkan.. To.. Masukin sekarang!”. Rupanya dia tidak sabar lagi. Ia segera menggenggam batang penisku dan mengarahkan ke vaginanya yang merekah. Begitu seluruh kepala penisku yang besar sudah menerobos masuk ke bibir vaginanya, ia tersentak dan menekan pantatku dengan kedua tangannya.

“Dorong To.. Tommy dorong kuat-kuat,” desahnya. Kudorong pantatku dengan kuat sampai semua batang penisku amblas di dalam liang guanya. Ia berteriak agak kuat, kututup dengan tanganku. Ia menggoyangkan kepalanya ke kanan ke kiri dan melakukan gerakan-gerakan tak beraturan. “Naikkan sedikit lebih ke atas dan turunkan lagi,” desisnya. Kuangkat pantatku sedikit naik dan tangannya kemudian memegang pinggangku untuk membantuku melakukan gerakan memompa. Gesekan kulit penisku dengan dinding vaginanya membuat aku mendesis nikmat. Kucium dadanya dan kugigit sampai merah. Ia sudah tidak pedulilagi dengan aksiku, hanya aku saja yang menjaga agar cupangku tidak sampai pada bagian tubuh di luar baju, kelihatan orang nantinya.

Kini aku sudah bisa menikmati dan melakukan gerakan memompa dengan terkendali. Payudaranya kukulum sampai setengahnya dan putingnya kugigit kecil. Kepalanya tersentak menengadah sehingga lehernya yang jenjang terlihat semakin menggairahkan. Kalau mulutku di payudaranya, maka tanganku mengusap pipi dan lehernya, jika mulutku ada di lehernya maka tanganku meremas payudaranya. Ia mengimbangi dengan menggerakkan pinggulnya memutar sehingga penisku terasa seperti tersedot suatu pusaran arus yang kuat. Kutambah kecepatan permainanku karena akupun merasa sudah mendekati saat-saat terakhir menggapai puncak. Kurasakan darah mengalir deras ke penisku. Kugoyang, kugenjot dan kugoyang terus.

Putaran pinggulnya juga dipercepat. Tubuh kami saling merapat. Akhirnya kusemburkan spermaku ke dalam vagina Bu Ismi dengan menekan pantatku kuat-kuat sampai menyentuh dinding rahimnya. “Ouhh Bu Ismi.. Oouhh!!” “To.. Tommy.. Tahan sebentar..” Kurasakan dinding rahimnya berdenyut-denyut. “Sekarang To.. Sekarang ayo tusukkhh!!” Aku mencapai puncak kenikmatan terlebih dulu dan dalam hitungan sepersekian detik Bu Ismipun kemudian mendapatkan orgasmenya. Kulihat ia akan berteriak dan kusumbat dengan mulutku karena akupun rasanya juga akan berteriak sambil memperketat pelukanku. Penisku terus berdenyut-denyut dan kurasakan dinding vaginanyapun juga berdenyut. Kedua kakinya terangkat ke atas dan bergerak-gerakseperti mengayuh sepeda. Semenit berikutnya kami berpagut mesra.

Hingga akhirnya ia mendorong tubuhku ke samping. “Kamu pintar sekali,” katanya sambil mencubit lenganku. Akhirnya menjelang sore kami check out dan pulang, sampai di rumah kurang lebih jam lima sore. Kami berjanji tiga hari kemudian untuk berkencan lagi di Kaliurang. Tiga hari seperti yang dijanjikan pagi-pagi kami sudah ada dalam sebuah kamar di Kaliurang. Kupeluk Bu Ismi dari belakang dan kuusap pinggangnya. Kurapatkan tubuhku ke tubuhnya sehingga kejantananku menekan belahan pantatnya. Ia mengenakan baju model kebaya warna hijau dengan kancing di depan dada sampai perut. Celana panjangnya berwarna hitam. Sambil kupeluk kubawa ia ke jendela sambil melihat puncak Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di kejauhan. Kucium tengkuknya dan iamenarik napas panjang.. “Hhmmh.. Tommy”.

Ia membalikkan badannya. Mukanya sedikit mendongak, bibirnya yang merah merekah setengah terbuka dan semakin mendekat ke bibirku. Kami berciuman dengan lembut namun penuh gairah. Ia merogoh kantung celananya dan mengambil sebutir pil, dan menyuruhku untuk meminumnya. “To ini diminum dulu agar kita bisa bermain sampai sore”. Kuambil pil itu dan segera kutelan. Aku sebenarnya tidak terlalu percaya dengan khasiat obat kuat. Kupikir staIsmiku masih mampuuntuk mencapai tiga atau empat puncak, bahkan sampai esok pagi rasanya masih mampu. Namun untuk menyenangkannya dan kupikir tidak ada salahnya untuk mencoba khasiat obat ini. Kubuka kancing baju model kebayanya di depan dadanya dengan gigiku dan kemudian tanganku melanjutkan untuk membukanya.

Dadanya yang terbuka berwarna putih mulus terlihat kontras dengan bra berwarna merah yang masih menutup payudaranya. Kucium bahunya, kumainkan tali bra-nya. Ia memelukku dan mengusapkan pipinya di kepalaku. Mulutnya menjilati lubang telingaku dan membisikkan kata-kata penuh gairah.. “Ouhh Tommy.. Hari ini akan menjadi hari panjang yang melelahkan. Kita akan menikmatinya sepenuhnya.. Ouhh!” Kucium dan kugigit bagian dada di antara dua gundukan daging payudaranya. Kulitnya memerah karena bekas gigitanku tadi. Ia tidakmencegahku untuk mencupangnya, bahkan ia memintaku untuk melakukannya lagi. “Tommy.. Berikan lagi gigitanmu. Cupang aku.. Aoouhh!” Kubuka bajunya kemudian bajuku sendiri dengan posisi tetap berciuman dan berpelukan.

Kudorong tubuhnya ke ranjang dan kutindih tubuhnya. Bibirku menyusuri bahunya melepas tali bra-nya lewat tangannya bergantian kanan kiri, kubiarkan bra-nya masih menutup dadanya karena pengait dipunggungnya belum kubuka. Kembali bahunya yang sudah terbuka kucium dan kugigit sampai memerah. Aku bergerak memutar sehingga berada di belakangnya. Kulepas pengait bra-nya, dan kutarik dengan gigitanku. Kini dadanya terbukapolos. Dari belakangnya, tanganku meremas pantatnya dan menciumi punggungnya yang putih. Tanganku meremas buah dadanya yang kencang. Kuciumi leher dan belakang telinganya, kemudian kugesekkan pipi kananku ke pipi kirinya. Sambil kucium punggungnya kini tanganku melepas celananya dan celana dalamnya sekaligus.

Tak lama celana dan celana dalamkupun sudah melayang. Aku tetap menciuminya sambil berbaring miring di belakangnya. Kugigit punggungnya dan terus menyusuri sekujur punggungnya ke bawah. Tanganku mengusap pantatnya dan buah pantatnya kugigit pelan. Bu Ismi menggelinjang. Ia berbalik dengan posisi dadanya di depan mukaku. Putingnya yang berwarna coklat kemerahan digesekkannya di ujung hidungku dan segera kutangkap dengan bibirku. Mulutku bergerak ke bawah perutnya, ia membuka pahanya agar memudahkan aksiku. Aku hanya menggesekkan hidungku ke bibir vaginanya. Aku tidak ingin merangsangnya dengan mulutku. Kepalaku bergerak ke atas dan menciumi ketiaknya yang terbuka, karena tangannya berada di atas kepala sambil meremas bantal.

Kami berguling sedikit dan sebentar kemudian ia sudah berada di atasku. Bibirnya lincah menyusuri wajah, bibir dan leherku. Bu Ismi mendorong lidahnya jauh ke dalam mulutku, kemudian menggelitik dan memilin lidahku. Kubiarkan Bu Ismi yang mengambil inisiatif menyerang. Sesekali lidahku yang membalas mendorong lidahnya. Tanganku meremas-remas payudaranya. “Auhh, Ayolah Tommy.. Terus,” ia merintih pelan. Kemaluanku mulai menegang dan mengeras. Kukulum payudaranya semuanya masuk ke dalam mulutku, kuhisap dengan kuat, putingnya kumainkan dengan lidahku. Napasnya memburu dengan cepat. Detak jantung kami semakin cepat meningkat.

“Ayo puaskan aku sampai saat-saat terakhir sayang.. Ahh.. Auuh!” Bu Ismi mendesis ketika ciumanku berpindah turun ke leher dan daun telinganya. Tangan kiriku mulai menjalar di pangkal pahanya, kumasukkan jari tengahku ke belahan di tengah selangkangannya dan kugesek-gesekkan ke dinding depan vaginanya. “Ah sayang. Kamu liar dan nakal”. Sementara itu tangan kananku meremas halus buah dadanya. Tangannya tak mau kalah memegang, meremas dan mnegocok kejantananku. Dengan ganas aku menciumi seluruh bagian tubuh yang dapat kujangkau. Beberapa saat kemudian ereksiku sudah mendekati maksimal. Kepalanya berdenyut menantang lawan di depannya. Jari tengah kiriku kugerakkan lebih cepat dan tubuhnya kemudian meliuk-liuk menahan kenikmatan. Pinggulnya naik dan berputar-putar.

Tangan kananku memelintir puting payudara kirinya dan dan mulutku kini menggigit puting kanannya. Sementara jari kiriku tetap mengocok lubang vaginanya. Semakin cepat kocokanku, semakin cepat pula gerakan pantat dan pinggulnya. Permainan tangan kiriku kuhentikan dan kuarahkan kejantananku untuk memasuki liang vaginanya. Sebentar kemudian dengan mudah akusudah menembus guanya yang panas. Pinggulku kugerakkan naik turun dan ia mengimbangi dengan memutar pinggulnya dan menaik turunkan pantatnya. Harumnya parfum yang dipakainya sangat membantuku untuk rileks namun juga sangat menimbulkan gairah. Kakinya menjepit pahaku dan kadang dikangkangkan lebar-lebar. Kuciumi leher dan dadanya.

Beberapa kali kugigit sampai meninggalkan bekas kemerahan. Kucabut penisku dan kubalikkan tubuhnya, ia mengerti maksudku. Ia mengambil posisi nungging dan menaikkan pantatnya yang memang masih kencang. Kuposisikan diriku di belakang pantatnya. Diraihnya penisku dan segera diarahkan untuk menerjang guanya kembali. Kuterjang vaginanya dengan kocokan lembut. Tanganku memegang pantatnya dan membantu menggerakkan pantatnya maju mundur. Ia mulai menggelinjang dan mengejang lembut, kedua tangannya mencengkeram dan meremas sprei. “Ouhh.. Sudah To.. Kita..” ia merintih ketika pantatku kugerakkan ke belakang sampai penisku hampir terlepas dan kumajukan dengan cepat.

Kuulangi beberapa kali lagi dan iapun menekankan kepalanya miring di atas bed. “To.. Kita kembali posisi.. Kita.. Aku..” ia menjerit dengan kata-kata yang tidak jelas. Ia memintaku untuk kembali dalam posisi semula. Kembali kucabut penisku dan segera kurebahkan kembali dalam posisi konvensional.Aku tahu ia, dan aku juga, hampir mengakhiri babak pertama ini. Kami bergerak berputar-putar. Setiap kutatap mukanya yang mengairahkan, maka akupun terpacu untuk membagi kenikmatan yang lebih kepadanya. Bunyi desah napas dan erangan kami semakin sering dan kuat, memenuhi seluruh sudut kamar. Vaginanya kugenjot semakin cepat dan kuangkat kaki kirinya dan kulipat sehingga lututnya menempel di perutnya. Dengan satu kaki terangkat dan satu lagi dikangkangkannya lebar-lebar ia semakin meracau.. “Ouahh.. Uuhh!”.

Dinding vaginanya mulai berdenyut dan akupun sudah mencapai sebuah titik dimana aku tidak bisa kembali lagi dan harus kuraih puncak itu. Kakinya yang tadi kulipat kukembalikan lagi dan segera kedua pahanya menjepit pinggangku. “Sekarang Bu Min.. Naahh.. Aku mau kell.. Lluu.. Arr.. Ghh,” aku menggeram keras. Pinggulnya naik menjemput kejantananku. Kutekankan kejantananku dalam-dalam di vaginanya. “Ouhh Tommy.. Aku juga samm.. Paaiihh!” ia pun memekik kecil. Giginya dibenamkan di bahuku sampai membekas. Jepitan kakinya semakin ketat dan denyutan di vaginanya terasa meremas penisku. Ditekan-tekannya pantatku ke bawah dengan betisnya. Setelah beberapa saat kami sama-sama terkulai lemas Udara sejuk Kaliurang yang bertiup dari luar kamar sangat membantuku untuk mengembalikan tenaga.

Bu Ismi masih mengusap dan mempermainkan bulu dadaku. Ia berbaring miring di sebelahku dengan kaki kananya membelit kakiku. Kupeluk bahunya dan kuusap-usap dengan lembut. “Aku tidak ingin hari ini berlalu dengan cepat. Aku masih ingin bersamamu berbagi kenikmatan,” katanya sambil mengecup lenganku. Setelah beberapa saat kemudian, maka napas dan detak jantung kami pun kembali normal. Setelah mengobrol dan bercanda, sejam kemudian Bu Ismi sudah merengek minta untuk masuk babak berikutnya. Aku masih menatap dan menikmati pemandangan tubuh aduhai yang sedang dalam keadaan telanjang telentang di sampingku. Ia naik ke atas tubuhku dan mencium bibir, leher dan telingaku.

Mulutku menghisap kedua payudaranya, kugigit putingnya bergantian. Ia hanya melenguh dan gairah kami berdua pun mulai timbul. Tangannya menyusup di sela pahaku, kemudian mengelus, meremas dan mengocok penisku. Pantatku sesekali kunaikkan dan menahan napas. Bibirnya mengarah ke leherku, mengecup, menjilatinya. Napasnya dihembuskan dengan kuat ke dalam lubang telingaku. Kini dia mulai menjilati putingku dan tangannya mengusap bulu dadaku kemudian menjalar sampai ke pinggangku. Aku semakin terbuai kenikmatan. Kupeluk dan kuusap pungungnya dengan kuat. Tangan kiriku dibawanya ke celah antara dua pahanya. Jari tengahku masuk, mengusap dan menekan bagian depan dinding vaginanya dan bersama ibu jari menjepit dan memilin sebuah tonjolan daging sebesar kacang.

Setiapkali aku mengusap dan memilinnya Bu Ismi mendesis keras.. “Sshh.. Ouhh.. Sshhss” Ia melepaskan tanganku dari selangkangannya. Mulutnya bergerak ke bawah, menjilati perutku. Tangannya masih mempermainkan penisku, bibirnya terus menyusuri perut dan pinggangku, semakin ke bawah dan kemudian mengecup kepala penisku. Lidahnya membelah masukke lubang kencingku. Aku merasa seperti disengat ribuan lebah dan secara refleks mengencangkan ototku. Dua buah telur yang menggantung di bawahnya kemudian diisapnya. Aku hanya menahan napasku setiap ia mengisap telurku. Bu Ismi kembali bergerak ke atas, tangannya masih memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri tegak.

Kembali kami berciuman. Buah dadanya kuremas dan putingnya kupilin dengan jariku sehingga dia mendesis perlahan dengan suara merintih.. “Sshh hhiihh.. Sshh.. Ngghh..” Perlahan-lahan diturunkankan pantatnya sambil memutar-mutarkannya. Kepala penisku dipegang dengan jemarinya, kemudian digesek-gesekkan di mulut vaginanya. Terasa sudah mulai lembab karena cairan dinding vaginanya. Dia mengarahkan kejantananku untuk masuk ke dalam vaginanya. Ketika sudah menyentuh bibir guanya, maka ditekannya pantatnya perlahan. Akupun menaikkan pantatku menyambutnya. Bu Ismi merenggangkan kedua pahanya dan segera kepala penisku sudah mulai menyusup di bibir vaginanya. “Ayolah Bu Ismi.. Dorong.. Akan kusambut dari bawah..!!” Bu Ismi semakin menekan pantatnya dan peniskupun semakin dalam masuk ke lorong nikmatnya.

“Ouhh.. Bu Ismi,” desahku setengah berteriak. Bu Ismi bergerak naik turun dan memutar. Perlahan-lahan kugerakkan pinggulku. Karena gerakan memutar dari pinggulnya maka penisku seperti tersedot sebuah tabung vakum. Bu Ismi mulai mempercepat gerakannya, namun kupegang dan kutahan pantatnya, kemudian akuyang mengatur kecepatan gerakan pantatku dari bawah dengan perlahan. Bu Ismi membuat denyutan-denyutan di dalam lubang vaginanya. “Bu Ismi.. Pelan saja. Kita nikmati saat-saat ini” desisku sambil mencium dadanya. Aku ingin mengiringinya berlayar mengarungi samudra percintaan. Kami saling menjepit sebelah kaki dengan dua kaki kami. Kaki kirinya kujepit dengan kakiku dan demikian juga kaki kiriku dijepit dengan dua kakinya. Dalam posisi ini ditambah dengan denyutan pada kemaluan kami masing-masing terasa nikmat sekali. Kepalanya direbahkan di dadaku dan mengecup putingku.

Tanganku menarik rambutnya ke belakang sampai kepalanya terangkat. Kucium dan kuremas buah dadanya yang menggantung. Setelah kujilat dan kukecup lehernya kulepaskan tarikan pada rambutnya dan kepalanya turun kembali kemudian bibirnya mencari-cari bibirku. Kusambut mulutnya dengan satu ciuman yang dalam dan lama. Bu Ismi kemudian mengatur gerakannya dengan irama lamban namun disertai dengan denyutan pada dinding vaginanya. Pantatnya diturunkan sampai menekan pahaku sehingga penisku terbenam dalam-dalam menyentuh dinding rahimnya. Ia menegakkan tubuhnya sehingga ia dalam posisi duduk setengah jongkok di atas selangkanganku. Ia kemudian menggerakkan pantatnya maju mundur sambil menekan ke bawah sehingga penisku tertelan dan bergerak ke arah perutku.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Gadis Perawan Penggoda

Rasanya seperti diurut dan dijepitsebuah benda yang kuat namun lunak. Semakin lama-semakin cepat ia mengerakkan pantatnya, namun tidak ada kasar atau menghentak-hentak. Aliran darah yang mengalir ke penisku kurasakan semakin cepat dan mulai ada aliran yang merambat di sekujur tubuhku. “Ouhh.. Sshh.. Akhh!” Desisnya pun semakin sering. Aku tahu sekarang bahwa ia pun akan segera mengakhiri pertarungan ini dan menggapai puncak kenikmatan. Aku menggeserkan tubuhku ke atas sehingga kepalaku menggantung di bibir ranjang. Ia segera mengecup dan menciumi leherku. “Tommy.. Sebentar lagi kita akan sampaiihh.. Ouhh!” Desiran dan aliran di saluran kencingku makin kencang. Aku bangkit dan duduk memangku Bu Ismi. Penisku kukeraskan dengan menahannapas dan mengencangkan otot antara buah zakar dan anusku.

Ia semakin cepat menggerakkan pantatnya maju mundur sementara bibirnya ganas melumat bibirku dan tangannya memeluk leherku. Tanganku memeluk pinggangnya dan membantu mempercepat gerkan maju mundurnya. Ia sedikit mengangkat lututnya dan berteriak keras. “Tommyo oohh.. Ayo.. Berikan aku..” “Bu Ismi.. Sekarang.. Kuberi..!” Kutarik tubuhnya dan kembali kurebahkan tubuhnya ke atas tubuhku, matanya melotot dan bola matanya memutih. Giginya menggigit bahuku dan mendesah.. “Tommy.. Sekarang sayangku.. Sekarang.. Hhuuaahh!” Ia kini memekik kecil. Pantatnya menekan kuat ke bawah. Dinding vaginanya berdenyut kuat menghisap penisku. Aku menahan tekanan pantatnya dengan menaikkan pinggulku. Bibirnya menciumiku dengan ciuman ganas dan sebuah gigitan pada bahuku.

Satu aliran yang sangat kuat membersit lewat lubang meriamku. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kutekankan kepalanya di dadaku. Napas yang putus-putus terdengar dan setelah sebuah tarikan napas panjang ia terkulai lemas di atas tubuhku. Keadaan menjadi sunyi. ***** Hari itu masih kami isi dengan dua kali percumbuan yang panjang. Percumbuan terakhir berlangsung dengan foreplay yang lama dan sejam kemudian kami mengejang dan mengerang bersama. Kami berendam air panas di bath tub dengan berpelukan dan saling meremas jari. Bu Ismi memintaku untuk pulang esok pagi, namun kutolak dengan alasan besok pagi ada urusan ke kecamatan. Hmmhh, Bu Ismi yang supel!!

Cerita Mesum Nikmatnya Malam Pertama

$
0
0

Cerita Mesum Nikmatnya Malam Pertama – Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega saat selesai mengucapkan ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena berhasil menyunting gadis yang kucintai, lega karena telah berhasil melewati cobaan dan rintangan yang sangat berat selama hampir sepuluh tahun kami menjalani hubungan. Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihias berwarna dominan merah jambu.

Dan, di sisiku terbaring gadis yang amat sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tetapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada lagi rasa terburu-buru, dan juga tidak ada lagi rasa berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu “bersih”, saling cium, saling raba bahkan sampai ke tingkat Heavy Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan penuh rasa sayang dan tanggungjawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.
Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya hembusan AC sungguh membangkitkan nafsu. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk berdoa pada Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-lakiku tadi. Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk.
Dari kening, ciumanku turun ke alis matanya yang hitam lebat teratur, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke payudaranya yang cukup besar. Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah bagi tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup terlatih ini. Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.
Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepas singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam masing-masing yang masih memisahkan tubuh telanjang kami berdua.
Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta padanya. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga amat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan amat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya. Kujilati dan kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh merangsang. Tanganku mengelus, meremas dan memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, membuatnya mulai berkeringat. Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora.
Dengan berbaring menyamping berhadapan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat kemaluanku yang sudah sedemikian kerasnya mengacung gagah. Kubelai kakinya sejauh tanganku bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja menyentuh gundukan berbulu yang tidak terlalu lebat tapi terawat teratur. Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya kemaluanku, digerakkan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Walaupun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan liar kami selama berpacaran, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.
Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih berada dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang. Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya.
Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik,
“Ohh, nikmat sekali. terima kasih sayang.”
Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi dia dari kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang amat sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.
Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tetapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukkannya kepalanya.
Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke kewanitaannya. Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan amat perlahan, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, tangannya mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut matanya. Aku tidak tega, aku kasihan! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.
Setelah beristirahat beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya sehingga aku tidak tega untuk menyakitinya.
Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih telanjang. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi mengenai perkosaan. Kalau hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal bila seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Bukankah si wanita pasti berontak dengan sekuat tenaga?
Malam Kedua.
Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Receptionist Hotel mengikuti langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang mengarah dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.
Siang tadi, kami berdua membeli buku mengenai Seks dan Perkawinan, yang di dalamnya terdapat gambar anatomi tubuh pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, terutama yang berkaitan dengan hubungan Seks. Sampai pada halaman mengenai Anatomi, kami sepakat untuk membuka baju masing-masing. Giliran pertama, dia membandingkan kemaluanku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, kemaluanku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik “benda” itu sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia memasukkan dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum mendapat giliran.
Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku persis di atas vaginanya. Terlihat bagian dalamnya yang merah darah, sungguh merangsang. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya. Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat kemaluan seorang wanita dengan jelas. Walaupun sering melakukan oral, tapi belum pernah melihat apalagi memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku baru tahu bahwa klitoris bentuknya tidak bulat, tetapi agak memanjang. Aku bisa mengidentifikasi mana yang disebut Labia Mayor, Labia Minor, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku merasa sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan lainnya, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.
Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi kemaluan dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, hingga membuat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua kakinya menjepit kepalaku dengan erat, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi. Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil itu dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, salah satu pemicu orgasme wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori semata.
Dia semakin liar, bahkan sampai terduduk menahan kenikmatan yang amat sangat. Dia lalu menarik pinggulku, sehingga posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan kemaluannya, sementara dia dengan rakusnya telah melahap dan mengulum kemaluanku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik. Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Apalagi bila dia memasukkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan menelannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung kemaluanku. Bukan main nikmatnya.
Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap matanya yang sangat indah itu. Kubisikkan bahwa aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannya pelan-pelan.

Lihat Juga :  Cerita Mesum Mbak Ira Suster Cantikku

Kutuntun kemaluanku menuju vaginanya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira letak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini tangannya tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu bahwa dia juga sangat menginginkannya. Setelah kuminta dia untuk menahan sakit sedikit, dengan perlahan tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kemaluanku itu sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas menahan sakit. Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi matanya. Ada titik air mata di sudut matanya, tetapi sambil tersenyum dia menganggukkan kepalanya. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku. Kelak, bekas gigitan itu baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang kemaluanku berhasil masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air mata yang mengalir dari matanya. Dia membuka matanya, dan aku dapat melihat bahwa dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.
Perlahan kutarik kemaluanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, begitu terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai dapat menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat dalam liang itu seperti membelai dan mengurut kemaluanku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sesungguhnya sebelum ini. Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh telanjang kami berdua. Nafsu birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora. Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kemaluanku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.
Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, “sama-sama.” Kutitipkan padanya untuk menjaga baik-baik anak kami, bila benih itu tumbuh nanti. Kami baru sadar bahwa kami lupa berdoa sebelumnya, tapi mudah-mudahan Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.
Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, noda darahnya cukup banyak, hingga menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.
Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah beristirahat beberapa saat, kami melakukannya lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang sudah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia menyerah kalah dan tergeletak dalam kenikmatan dan kelelahan yang amat sangat.
Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang mendekati 40 tahun, kami masih sanggup melakukannya 2-3 kali seminggu, bahkan tidak jarang, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

Tamat.

Cerita Bokep Sahabat Jadi Teman Ngentot

$
0
0

Cerita Bokep Sahabat Jadi Teman Ngentot – Tempat berbagi Cerita Seks & Cerita Dewasa Sex, Terbaru, Eseks Eseks, Terbaru, Sex Terbaru, Seks dan Tips Bercinta : Cerita Seks Sahabat Jadi Teman Ngentot. Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan dan dari kejadian ini aku bisa belajar dan berpengalaman soal seks sampai sekarang, perkenalkan namaku Farel asalku di jakarta tapi sekarang aku transit ke Bali, pengalamanku ini aku tuangkan dalam bentuk tulisan agar penggemar cerita dewasa bisa menikmatinya dan awal pertama aku kenal seks.

Saat itu aku masih umur 16 tahun dimana aku punya teman dari kecil namanya Rosa dia anaknya tomboi banget makanya dia banyak bergaul dengan teman cowok ketimbang cewek, dia seumuran denganku dimana keluargaku dan keluarganya sudah seperti saudara karena nyokapku dan nyokap Rosa memang teman sudah lama.

Keluarga dia ama keluarga aku sering jalan2 bareng ke Puncak. Soalnnya keluarga Rosa punya villa di Puncak. Waktu itu, aku inget banget, hari minggu, semuanya lagi pergi, tinggal aku ama dia aja maen di komplek villa ampe sore.

Cerita Sex – Pas uda agak sore, kita sama ” sama takut masuk villa, soalnnya lampu villa belom ada yang dinyalain, sering kedengeran suara tokek.

Kita sendiri uda nanya ” nanya, kmana bokap ” nyokap kita.

Akhirnnya sekitar jam 5 an, dia punya ide gila, katanya:

“Mandi bareng yuk!”. Kita waktu itu masi agak polos ” polos lugu.

Aku kaget: “Hah, gila luh!!! Kita kan beda jenis”. “Trus knapa” Bokap nyokap aku aja kalo mandi barengan.”

Dia motong omongan aku. Trus aku uda ga bisa ngomong apa – apa lg, akhirnya yah aku iyahin aja. Trus kita masuk villa en ambil handuk masing ” masing di jemuran.

Tapi handuk aku agak basah soalnnya pas siangnya aku pake buat ngeringin badan aku abis berenang. Trus dia bilang pake anduknya barengan aja

Terus kita kunci villa, dan masuk ke kamar mandi utama. Di dalem, awalnya kita sama ” sama ga mau buka baju, nyuruh masing – masing buka baju duluan, masi malu ” malu.

Trus aku ngasi ide, “Gini aja deh, kita sama ” sama balik badan, trus buka baju, bajunya dilempar ke luar kamar mandi supaya kita ga ada yang bo”ong.”

Eh” ga taunya dia setuju. Kita balik badan dan ngerjain ide aku.

Setelah kita sama ” sama telanjang, kita balik badan lagi dan saling nutupin bagian ” bagian “sensitif” kita. Trus muka kita sama ” sama agak merah.

Baru trus aku buka tangan aku, ngeraih tangan dia di dadanya, aku bilang: “yuk mandi”. aku sendiri sebenrnya agak kaget ngeliat dada dia uda mulai tumbuh, soalnnya ga pernah nyangka, di balik tomboynya dia, ternyata badannya cakep juga.

Awalnya kita Cuma sabunan biasa sendiri ” sendiri, sampe bagian punggung baru aku minta dia gosokin, soalnnya kan aku ga sampe.

Cerita Sex – Dia mau, dia gosokin dari baru ampe pinggang aku. Waktu itu aku pikir uda selesai, makanya aku balik badan. Ternyata tangannya yang masi nempel di badan aku terpeleset megang kemaluan aku. aku reflek, badan aku gemeter bentar, trus batang aku agak mengeras.

Dia dengan polosnya bilang: “Sorry, ga sengaja, tapi kenapa ama punya lu” Kok tiba2 gerak?” Rupanya dia ga belom tau, kalo cowo kena rangsang, batangnya bakal gemeter, trus agak mengeras. aku bales dengan agak nakal:

“Ga sengaja apa emang mau nyobain megang?” Dia jadi malu trus baik badan sambil nyuruh gentian gosokin punggungnya.

Libido aku saat itu uda mulai naik, apalagi saat aku ngelus punggungnya dia, mulai bahu, punggung ampe ke pinggang, aku ngerasain kiuilit dia aluuusss” banget. Waktu itu aku ga sadar, tangan aku uda sampe di pantatnya dia (tapi bukan di lobangnya).

Dan itu ngebangkitin nafsunya dia, walau aku ga sadarin betul. Tiba ” tiba dia balik badan, trus ngedekep di badan aku, ampe aku sendiri ngerasa payudaranya kejepit antara dada dia ama dada aku” oh” my” Trus dia ngomong pelan”

“Tangan kamu juga nakal yah?” Trus aku yang uda ga tau mau ngapain lagi langsung aja nyium bibir dia. Dia pun ngebales ciuman aku, dan tangan aku mulai tamasya dari pinggang dia naik ke punggung, ke bawak ketek dia, trus ke dadanya”

Dia pun mulai ngegerayangin badan aku, mulai dari punggung aku trus turun ke pantat aku. Rupanya dia lebih dulu pernah nonton film BF ketimbang aku. Jadi dia uda lebih ngerti yang namanya nyedot batang, ngocok batang dsb.

Cerita Sex – Sedikit demi sedikit aku ngerasa batang aku mulai tegak, sampe akhirnya ga tau mentok sesuatu, tapi ga keras. Ternyata mentoknya ke bibir Ms V punya dia. Dia langsing geli dikit gitu. Trus tangan kanan aku buka air pancuran, biar sabun di badan kita turun semua.

Tapi batang aku belom pol, jadi masi bisa manjang lagi. Waktu aku maenin payudaranya, dia ngelepasin mulutnya dari bibir aku dan dia ngerang dikit, aku awalnya ga tau knapa, tapi aku sadar, tiap aku maenin, aku cubit dikit, ato batang aku ngegesek Ms V-nya, dia ngerang dikit ato ngerasa geli ” geli gimana gitu.

Ga lama trus dia nyium aku lagi. Batang aku makin jadi waktu dia ngeluarin lidahnya di mulut aku, sampe kepala batang aku akhirnya masuk ke Ms V-nya. Dia ngerang lagi, tapi kali ini aga kerasan, trus dia bilang kalo itu sakit.

Waktu itu, kita uda mulai dingin, soalnnya kita uda basah ” basahan sekitar 1 jam, jadi kita udahan trus handukan. Kali ini uda ga malu ” malu lagi, aku ngelap badan dia ampe ke Ms. V-nya. waktu itu, belom banyak bulunya, masih dikit banget, hampir ga ada.

Waktu aku ngelap, aku jongkok, jadi muka aku pas didepan Ms V-nya. dan dia sengaja, dia tiba ” tiba majuin pinggulnya sampe Ms V-nya mendarat di mulut aku, tapi akhirnya dia sendiri yang kegelian.

He”he”he” Abis mandi kita lari ke kamar aku, soalnnya ga ada yang bawa baju, di kamar kita maen sambil telanjang, aku disuru duduk diatas pinggang dia.

Ternyata dia uda ga sabar pengen dimasukin. Bener aje” dia nyuruh masukin batang gwke dalemnya, tapi aku ga ngedengerin malah aku maenin dulu, soalnnya aku belom pernah ngeliat sedeket ini sebelomnya, warnanya masih merah muda.

“Dy” kok kamu punya wangi yah?” aku bilang sambil memperhatikan punya dia. Trus dia bilang rasanya manis, makanya aku disuru coba jilat. Trus aku coba jilat, dan dia ngerang, seolah keenakan, tapi rasanya asin.

Rupanya cairannya uda keluar dikit. Trus aku maenin pake lidah aku sampe dia ngeremes bantal ” bantal di kepala dia, rupanya uda ga tahan. Sambil ngegereng, dia juga mendesis, persis kaya yang di film BF.

Trus, dia bangun, dia bilang mau gantian. Kali ini aku yang terlentang, dan dia yang masukin batang aku ke mulutnya. aku cuma bisa ngomong: anjing gila” oh” sssttt” aaahhh”?”

Cerita Sex – Rupanya suara aku bikin dia tambah On” dia makin kenceng keluar masukin batang aku ke mulutnya” kali ini aku yang inisiatif megang kepalanya dia dan aku tahan, sampe batang aku aku rasa mentok di tenggorokan dia.

Setelah sekitar 5 menitan dia maen ama batang aku, dia bilang: “aku ud ga tahan” coba gituan deh yuk?” Kita berdua tau, masing ” masing dari kita belom pernah negelakuin ini sebelonnya.

Dia masi perawan, dan aku masi perjaka tulen. aku pegang barang aku yang uda kenceng banget, trus aku duduk bentar di pojok luar tempat tidur buat ngambil nafas sesaat, tapi dia dari depan langsung duduk di pangkuan aku dengan posisi ngebuka kakinya dan badannya ngadep ke badan aku.

Aku langsung lahap dadanya dia dan dia makin jadi, kepala aku di bekep di dadanya, ampe aku sendiri ada susa nafas. aku beruntung, dia itu tipe cewe tomboy tapi sering disuru minum jamu ama nyokapnnya, soalnnya nyokapnnya itu apoteker, katanya buat ngejaga kulit.

Jadi dadanya itu lembut banget, wangi lagi” Trus dia mengang batang aku dan diarahin ke lobangnya dia, aku Cuma ngeliatin aja dari atas.

Bless” masuk dikit batang aku ke lobangnya” dan dia langsung nindi badan aku, dia bilang: “aauuh” sakit ternyata?” mungkin karena ini yang pertama kali.

Tapi ngedenger suara dia, aku makin ngegenjot dikit, aku ngangkat pinggang aku, jadinya batang aku makin masuk, kira ” kira masuk setengah. Trus dia makin merintih, ga tau sakit apa enak. Abis keangkat aku puter badang, jadinnya sekarang dia yang di bawah dan aku yang diatas.

Dengan posisi itu, aku mulai masukin pelan ” pelan, dan dia makin merintih:

“aahh” sssttt” Farel” sssttt” uda” oohhh?” aku takut dia triak, aku bilang bentar lagi”

Trus aku cium dia supaya dia diem” Akhirnya setelah sekitar setengah jam, jw sodok terakhir dan masuk semuanya” dia kali ini ga minta uda, malah keasikan, sambil mengerang, dia mulai senyum, trus dia lanjutin ngerang lagi”

Cerita Sex – Sesekali aku liat batang aku, kalo ” kalo masuknya salah, tapi ternyata bener dan aku liat ada darah di antara batang aku ama Mr V-nya dia. Dia bilang ga apa, itu darah perawannya” trus aku mulai maen, aku keluar masukin batang aku, dan dia pun mengerang keenakan sambil sekali ” sekali mendesis.

Setelah setengah jam-an, aku ngerasa ujung batang aku berdenyut di dalem lobangnya dia, dan mulut lobangnya dia juga bergetar dan makin ngejepit batang aku, aku bilang

“Klimaks” Dia” Mau kuar?”.

Dia bilang lagi: “Cabut Farel”, aku juga mau klimaks” tapi karena badan uda aga lemes, akhirnya kita klimas barengan dan” crot”crot”crot” ternyata muncrat di dalem” Rosa sempet kaget juga, aku numpahinnya di dalem,

Apalagi dia nyadar kalo waktu itu dia belom dapet, soalnnya masih awal bulan, sedangkan dia biasanya dapet katanya di minggu ” minggu ke tiga.

Tapi mau gimana lagi” uda ga ketahan. Trus aku ciuman lagi ama dia, dia bilang: “kenapa ga ditarik keluar” aku belom dapet, tar kalo ampe knapa ” knapa gimana?” aku sendiri ga tau, yah uda kejadian” trus kita ngelakuin hal gila lagi” dengan batang masih nancep dilobang, kita coba turun pelan ” pelan dari tempat tidur.

Terus jalan ke kamar mandi, kita berencana mandi lagi soalnnya badan kita uda keringetan. Trus kita mandi dengan keadaan masi 1 badan. Seru deh” sambil lucu2an. Abis mandi baru kita ngelepasin masing ” masing punya, trus pake baju dan nontot Tv sambil rangkulan.

Ga lama abis itu, bokap ” nyokap kita pulang, tapi kita uda ketiduran disofa, untungnya rangkulan kita uda lepas. Pulang dari puncak, kita sering banget telpon ” telponan, aku maen ke rumah dia, tapi ga pernah sampe ML lagi, paling cium ” ciuman, saling jamah.

Soalnnya kita masi nunggu waktu dia mens. Kita berdua ada sedikit ketakutan kalo dia ampe pregnant. Untungnya pas akhir minggu ke-3, dia dapet.

Cerita Sex – Waktu itu dia lagi mandi, orang rumahnya ga ada semua, dan aku lagi di rumahnya. Tiba ” tiba dia teriak manggil ” manggil aku, dan dia keluar kamar mandi sambil telanjang melok aku. Katanya dia uda dapet.

Trus kita ciuman dan besok ” besoknya setelah dia selesai mens-nya kita jadi sering sering gituan. Kalo ga di rumah dia, di rumah aku ato di tempat rahasia kita. Sekarang sayangnya dia uda pindah ke Amerika.

Terakhir ketemu pas kakanya ada yang merried, dia makin cakep, body-nya makin ajubilai ditutup dengan gaun. Sebelom dia berangkat balik ke Amerika, kita gituan lagi dan lupa pake kondom lagi. Tapi diapun bersih kok.

Soalnnya biasanya dia pake kondom, buat aku katanya ada pengecualian. Rosa adalah orang pertama yang ngerasain punya aku dan ngenalin aku ama Sex.

Lihat Juga :

Cerita Ngentot Kusetubuhi ABG Montok di Kost

_______________________________________________________________
cerita dewasa sex, cerita sex terbaru, cerita seks, cerita dewasa, cerita seks terbaru, cerita dewasa terbaru, cerita dewasa, kumpulan cerita sex, blowjob, handjob, cerita sex dewasa, cerita seks dewasa, tante girang, daun muda, pemerkosaan, cerita seks artis,cerita sex artis, cerita porno artis,cerita hot artis, cerita sex, cerita kenikmatan,cerita bokep, cerita ngentot,cerita hot, bacaan seks, cerita, Kumpulan Cerita Seks, onani dan Masturbasi, cerita seks tante,blog cerita seks, seks,sedarah seks, cerita 17 tahun,cerita bokep,

CERITA NGENTOT KISAH IBU TIRI HYPER SEX

$
0
0

CERITA NGENTOT KISAH IBU TIRI HYPER SEX – Nama aku Saiful, tapi family aku panggil epol je kat aku, kawan kawan aku pun panggil aku epol jugak, umur aku dah 25 tahun masih lagi menuntut di U, tapi buat out campus je, aku dah kerja di satu bank dekat KL ni, kisah ni terjadi setahun yang lalu.

Mak dan ayah aku dah bercerai ketika aku di sekolah menengah lagi, aku cuma dua beradik je, adik aku sekarang ni baru masuk sekolah menengah, sekarang ni tinggal dengan mak aku, aku pun tinggal dengan mak aku jugak, ayah aku seorang polis dah pun berkahwin lain, tapi sampai sekarang masih tak dapat anak lagi dengan mak tiri aku tu tapi mak aku masih lagi menjanda sampai sekarang, mak aku buka gerai makan untuk menampung kami dua beradik, masa kami kecil dulu memang lah ayah aku bagi nafkah setiap bulan, tapi untuk menampung tu terpaksa lah mak aku buka bisnes kecil-kecilan, mak tiri aku memang le baik, time aku pergi jumpa ayah, mak tiri aku cukup baik tak pernah pulak nak bermasam muka dengan aku. Umur mak tiri aku cuma 10 tahun beza dengan aku.

Dari mula mak dengan ayah aku bercerai sampai lah sekarang aku dengan adik aku selalu pergi rumah bapa aku dengan mak tiri aku, mereka baik, mungkin juga sekarang ni aku dah besar panjang dan dah bekerja pun. Mak tiri aku memang suka kalau aku pergi bermalam rumahnya ketika ayah aku kena duti malam kat balai. Katanya dia takut duduk sorang-sorang. Aku panggil mak cik pada mak tiri aku.

Satu malam tu, hari jumaat mak tiri aku telefon aku kat office, katanya malam ni dia minta aku datang ke rumannya ada hal dia nak cakap, aku tak kisah pergi jelah lagipun di tu mak tiri aku, baik orang nya, muda lagi tu. Malam tu aku pun pergi rumah ayah ku, tibanya aku kat rumah ayah, ayah ku tak ada kat rumah aku tanya mak tiriku, katanya ayah ku kena duti malam, dia minta aku tidur rumah ayah malam tu, kebetulan aku memang cuti hari sabtu, aku tak kisah. Aku telefon rumah mak aku bagitahu yang aku tidur rumah ayah malam tu.

Lepas makan malam aku tengok tv kat ruang tamu, tak ada cerita menarik malam tu cuma drama melayu je, tidak ada apa yang hendak ditengok, terpaksa lah juga aku tengok, memang dah perangai aku, aku tak suka tengok tv sambil duduk atas kerusi sebaliknya aku lebih suka ambil kusyen dan baring atas lantai je. Mak tiri aku pula duduk atas kerusi di belakang aku. Ada juga dia bertanya pada aku tentang girl friend aku, aku cuma kata dia ok tak kisah understand tentang aku, mak tiri aku tanya aku lagi, tak boring ke tengok drama melayu je, aku kata dah tak ada cerita lain terpaksalah tengok nak tidur belum ngantuk lagi baru pukul 9.30 malam awal lagi, esok tak kerja.

Sekali sekala ketika aku toleh pada mak tiri aku, dia asyik pandang je betis aku yang bulunya agak lebat sampai ke pehe, time tu aku cuma berseluar pendek, aku dapat agak dah memang mak aku ni naik stim dengan aku, tapi aku buat tak kisah je, walaupun aku juga rasa ghairah maklum lah cuma 10 tahun beza dengan aku, tapi kalau nak ukur saiz badan aku jauh lebih besar dari mak tiri aku, mak tiri aku cukup kecil jika dibandingkan dengan ayah aku.

Time aku bangun nak ke dapur untuk ambil air dalam fridge, agak jelas sikit nampak batang aku yang tak pakai spender. Aku ke dapur ambil air. Sementara mak tiri aku masuk ke biliknya. Aku pula keluar dengan air dalam mug dan aku letakkan atas meja kecil depan tv. Mak tiri aku dah masuk dalam biliknya, aku ingat dia dah tidur kot. Sementara mata aku ngantuk aku pasang cerita orang putih kat video.

Jam di dinding baru menunjukkan 9.45 malam aku tetap berbaring di depan tv ruang tamu rumah itu, aku mendengar suara dari bilik mak tiri memanggil aku, kat dalam bilik ni ada cerita yang best sikit kalau epol nak tengok datang lah sini, aku memang dah agak dah mesti filem blue milik ayah ku tu, kerana aku pernah terserempak ayah aku bawak balik video tape dulu dan bila aku curi tengok time ayah aku tak ada sah lah video tape tu adalah blue filem. Aku memberanikan diri menolak pintu bilik mak tiri aku, aku menjenguk kepala ke dalam bilik, mak tiri aku sedang menyikat rambutnya di meja solek dalam biliknya. Dia menoleh kearah aku dan menunjukkan tape yang terletak di rak tv yang terletak di sebelah meja soleknya. Dia menyuruh aku tengok kat dalam biliknya, aku kata kat dalam bilik ni tv kecil kat luar tu besar sikit. Dalam hati aku dah melonjak bahawa pastinya mak tiri aku dah naik stim dengan aku, maklumlah ayah ku selalu kena duti waktu malam.

Aku keluar dengan memegang video tape di tangan sanbil aku berkata pada mak tiri aku, epol tengok kat luar ye mak cik, aku rasa dah sedikit nak stim batang aku, bila aku berjalan keluar nampak jelas batang ku bergerak gerak dalam seluar, aku biarkan ia bergerak tanpa aku menutupnya, biar mak tiri aku lebih ghairah bila melihat batang ku yang besar dan panjangnya lebih kurang 6 inci setengah.

Aku menukar video tape yang aku pasang tadi dengan blue filem yang aku ambil dalam bilik mak tiri aku tadi, aku baring di atas lantai dengan beralaskan kusyen tadi, aku dengar suis lampu di petik, aku toleh kebelakang dan aku nampak bilik mak tiri aku dah gelap aku ingat dia dah tidur, aku meneruskan menonton filem blue seorang diri di ruang tamu, dalam hati ku berkata kalau mak tiri aku ajak aku main dengannya alangkah baiknya, batangku dah mula mencanak macam tiang bendera, tiba tiba aku terdengar pintu bilik di buka, aku dapat agak bahawa mesti mak tiri aku keluar, aku biarkan tanpa menoleh dan teruskan menonton filem itu. Batang ku pulak tetap mencanak, aku juga biarkan ianya mencanak tanpa menutupnya, mak tiri aku datang dan duduk di sebelah aku, pun aku biarkan kerana aku dah tahu bahawa dia memang dah stim dengan aku.

Lantas juga mak tiri aku bersuara, baru epol tengok sikit dah naik, hebat, suara mak tiri aku, mak tiri aku duduk di sebelah aku sementara aku tetap baring diatas lantai. Tangan mak tiri aku mula merayap keatas perut aku dan mula memasukkan tangannya kedalam baju aku, sekali lagi mak tiri aku bersuara, lebat betul bulu epol ye, bulu ayah pun tak selebat ni. Kini aku pula cuba memberanikan diri, tangan aku mula memainkan peranan merayap kedalam baju mak tiri aku, rupanya dia dah tak pakai coli, aku terus meramas buah dadanya yang sudah agak tegang walaupun dalam baju.

Aku terus bangun dari baring tadi dan terus menganggalkan baju biar mak tiri aku terus ghairah dengan bulu aku yang lebat. Aku terus menanggalkan baju mak tiri aku, dia cuma membiarkan saja, sebaliknya dia terus menanggalkan kain sarung yang di pakainya. Kini jelas nampak lurah yang di litupi bulu yang tak berapa lebat, aku juga jelas nampak bibirnya yang agak tebal, mungkin juga yang pernah di lapah oleh ayahku, aku tahu ayah aku juga kuat nafsu sexnya, aku terus memegang dan membelai bulu mak tiri aku, aku sempat juga menjolok jari jari ku ke dalam cipap nya, terasa sedikit suam pada jari jari aku, batang ku terus mencanak di dalam seluar.

Terdengar dari mulut mak tiri aku, cepat lah epol mak cik tak tahan lagi ni, aku terus berdiri dan menanggalkan seluar pendek yang aku pakai, tegak mencanak ke depan batang ku yang dari tadi mengeluarkan lendir putih jernih, tangkas sekali mak tiri aku memegang batang ku, dia membelai batang ku dan sesekali dia memicit batang ku yang semakin tegang, tak tertahan lagi rasanya batang ku, aku terus merebahkan mak tiri aku diatas satu kusyen tempat aku baring tadi, aku mengangkat kedua kakinya dan aku letak kaki mak tiri aku tadi diatas bahu aku, aku mula merapatkan batang ku di muka pintu cipap mak tiri aku, kelihatan bontot mak tiri aku bergerak gerak, aku juga melihat satu cecair putih keluar dari lubang cipap nya, aku mencapai tisu atas meja kecil depan tv, aku sapu cecair putih tadi, aku dah tak peduli adengan video blue filem kat tv, aku sekarang dah mula meletakkan batang ku di cipap mak tiri aku sambil sebelah tangan ku membuka bibir cipap, perlahan lahan aku merapatkan batang ku kedalam cipap mak tiri aku, tapi mak tiri aku nampaknya tak tahan lagi, dia terus menarik pinggang aku dan merangkul dengan erat sekali.

Belumpun sempat aku menarik dan menyorong kembali batang aku di dalam cipap itu, mak tiri aku sendiri yang menolak dan menarik badan aku membuatkan batang aku di dalam cipapnya tergerak dengan sendiri. Beberapa kali dia menolah dan menarik badan ku, dia pun memegang dengan kuat bontot aku dan dapat aku merasakan satu kemutan yang kuat dalam cipapnya, beberapa detik kemudian aku lihat tangan mak tiri aku terkulai layu dia dah klimaks buat pertama kalinya. Namun batang aku masih lagi tegang didalam cipap mak tiri aku. Aku sengaja merendam dan menarik keluar perlahan lahan batang aku agar bertahan lebih lama. Pun begitu, aku masih lagi menyorong dan menarik batang ku kedalam cipap mak tiri aku, tiba tiba aku merasakan batang ku cukup nikmat dan ingin memancutkan air mani ku, aku menekan dengan lebih rapat batang ku ke dalam cipap mak tiri aku, dan aku pancutkan mani ku kedalam cipap mak tiri aku, aku dapat merasakan beberapa kali aku memancutkan air mani ku di dalam cipap mak tiri aku dan aku menarik batang ku yang separuh tegang. Aku sempat melancap dan memancut kan baki baki air mani ku di atas bulu cipap mak tiri aku.

Aku tengok mak tiri aku meraba raba pantatnya dan menyapu air mani aku di atas pantatnya dan memegang batang ku yang separuh tegang dengan berlumuran air mani, tangan mak tiri aku tetap memegang batang ku walaupun batang ku dan cukup layu ketika itu, kami masing masing terbaring diatas lantai tanpa seurat benang pun, aku membiarkan tangan mak tiri aku meletakkan tangannya diata batang ku walaupun batang ku layu menyembah bulu bulu ku yang lebat.

Sambil itu mata ku masih lagi memandang blue filem yang masih memainkan adengan yang luar biasa di kaca tv di ruang tamu itu, dan perlahan lahan batang ku bangun kembali dan dengan segera tangan mak tiri aku bergerak gerak memberi tandak balas, aku terdengar suara dari mulut mak tiri aku, wah batang epol naik kembali dah, cepat nya, batang ayah epol pun tak tak secepat ni, itu pun terpaksa kena gentel dulu. Ini yang mak cik suka main dengan orang muda ni. Cerita mak tiri aku, agaknya batang ayah aku dah lama, sedangkan batang aku ni masih segar dan baru lagi, maklumlah baru orang kedua batang aku merasa cipap perempuan selepas mak we aku.

Mata aku masih lagi memandang blue filem yang terpampang depan mata ku, sedang pula tangan mak tiri aku sudah ligat melurut lurut batang ku yang sudah mula mencanak bagai tiang bendera, aku membisik pada telinga mak tiri aku, mak cik nak main lagi, mak tiri aku mengangguk kepalanya menandakan dia masih lagi belum puas, aku pun bangun dan menutup tv yang masih lagi menayangkan aksi yang mengghairahkan. Mak tiri aku pun turut bangun dan meminpin tangan ku ke biliknya sambil tangan sebelah lagi tak lepas lepas memegang batang ku yang sedang mencanak, di bilik mak tiri aku, dia membuka suis lampu dan membaringkan badannya diatas katil yang cukup empuk dimana tempat itulah tempat ayah ku melakukan adengan ranjangnya bersama mak tiri
aku. Aku dengan tidak membuang masa lagi terus mengangkang kan pehe mak tiri aku dan aku terus menyembamkan muka aku dan terus menjilat cipap mak tiri aku, mak tiri aku menggeliat kenikmatan dan sesekali punggungnya terangkat, aku melihat cecair putih meleleh keluar dari cipapnya, aku menepuk pantatnya dengan beberapa batang jariku.

Dia bangun dan mula memegang batang ku yang mencanak dengan penuh nikmat, mula mula dia menjilat keliling batang ku lepas tu dia mula mengulum bahagian kepala kote aku, aku tak dapat bayang kan ketika itu, rasa bagaikan nak terpancut saja bila lidahnya mula menyentuh dengan giginya mengigit halus bahagian kepala kote aku, dia melepas seketika namun tangannya masih melurut dan melancap batang ku perlahan, sambil itu dia bermain main bulu aku yang cukup banyak sampai ke pusat dan menutupi bahagian dada aku. Boleh tahan juga besarnya batang epol ni ye, cetus mak tiri aku, aku tersenyun sambil bertanya, batang ayah besar macam ni jugak ke?. Dia menjawab lebih kurang lah tapi yang bestnya pada epol ni ialah bulu epol yang cukup lebat, mak cik memang suka kalau orang yang berbulu lebat.

Dia mula memainkan peranannya sekali lagi mengulum batang aku yang cukup mencanak, cukup nikmat aku rasa, dia menghisap batang ku menggunakan lidahnya dan menolak masuk sampai ke batang halkumnya, aku dah tak tahan lagi, aku mencabutkan batang ku dari mulutnya dan menyuruh dia bangun dan membongkok sedikit, sememangnya dia pernah buat bersama ayah aku, satu kakinya dia letak atas katil dan satu lagi di lantai, dia membongkok sambil tangannya memegang kepala katil, aku merapatkan batang ku dan meletakkan batang ku yang dah mula mengeluarkan lendir putih jernih, dengan senangnya aku menolak masuk batang ku kedalam pantat mak tiri aku. Kali ini aku sendiri yang menolak dan menarik batang ku kedalam pantatnya, sambil tangan aku memegang pinggangnya, mulutnya tak henti henti mengerang kenikmatan, sesekali terdengar juga dari mulutnya, epol laju sikit, mak cik tak tahan lagi ni, aku ingin mengubah posisi seperti yang aku tonton kat video tadi, aku baring terlentang atas katil, mak tiri aku datang dari arah depan dan memegang batang aku, sempat juga mak tiri aku menjilat dan melancap sekejap dan seterusnya dia ( lucah.sextgem.com ) memasukkan batang ku ke dalam pantatnya, perlahan lahan dia merapatkan pantatnya, kini batang aku dah masuk habis dalam pantatnya, kali ini dia sendiri yang menghayunkan badannya turun naik diatas badan aku, hebat juga makcik ni ye, getus aku, mak tiri aku tak mempedulikan dia teruskan hayunannya menghentak batang aku ke dalam pantatnya.

Dia mula merasa lenguh mungkin, dia bangun dan melancap sekali lagi batang ku yang kelihatan basah dengan kepala kote aku yang kelihatan kembang, peluh muda ku mula menitis dari leher aku, aku bangun dan kelihatan sedikit bintik bintik peluh ku membasahi cadar tempat kami beranjang, aku rebahkan badan mak tiri aku dah aku mengangkat kakinya sebelah, aku letak kakinya diatas bahu sepertimana yang aku buat round pertama tadi, tapi kali ini cuma sebelah kaki sahaja, aku merapat kan batang aku, aku menolak masuk ke dalam pantatnya, aku henjutkan perlahan lahan, kelihatan mak tiri aku memejamkan matanya seolah olah dia menikmati sesuatu yang cukup nikmat, dari perlahan aku mula melajukan hentakan batang ku kedalam pantatnya, aku rasa kurang selesa, aku mengangkat sebelah lagi kakinya keatas bahu aku, dan aku meneruskan hayunan batang ku menusuk ke dalam pantatnya, peluh muda ku terus membasahi badan ku sesekali aku nampak peluh ku menitis ke badan mak tiri aku, namun begitu aku teruskan juga hentakan batang ku, aku tidak menghiraukan peluh yang menitis, memang aku dapat merasakan pada batang aku, mak tiri aku dah beberapa kali klimaks, ini dapat aku rasakan beberapakali dia mengemut pada batang aku seolah olah gigitan kecil pada batang aku ketika di dalam pantatnya. Aku terus juga berdayung aku rasa ingin memancutkan air mani aku, aku tarik keluar batang ku yang basah berlendir dengan air mani mak tiri aku itu, aku ke depan badannya dan aku memegang dua buah gunung yang menjunam hak milik mak tiri aku dengan aku meletakkan batang ku di tengah tengah bukit nya, sekali lagi aku menolak dan menarik batang aku di celah bukit itu, aku memancutkan air mani aku di situ dan terpancutlah mengena pada muka mak tiri aku, kelihatan dia menjilat air mani aku yang terkena pada mulutnya dia bangun dan menggosok batang ku yang di litupi air mani, sekali lagi dia mengulum batang aku.

Kelihatan mak tiri aku puas dan dia berkata pada aku supaya jangan beritahu pada ayah ku, aku juga berkata begitu padanya, kalaulah ayah aku tahu aku bermain dengan bini dia, mampus aku di kerjakan, mak tiri aku bangun dan terus ke bilik air aku ikut sama membasuh air mani ku yang masih melekit pada batang aku. Keluar dari bilik air aku terus membaringkan badan aku atas kerusi di ruang tamu. Mak tiri aku pula sempat juga dia menggosok batang ku sebelum dia masuk tidur di biliknya. Aku terus tertidur sampailah kepagi.

Bila aku sedar, ayah aku sudah ada di rumah, jam di dinding sudah menunjukkan pukul 9.30 pagi, aku bangun dan terus mandi, selepas mandi ayah aku sudah nak ke balai lagi katanya hari ini dia kena kerja pagi pulak, aku pula memberitahu ayah aku bahawa aku sudah nak balik, ayah aku cuma mengangguk saja, ketika aku sedang sarapan ayah aku keluar ke balai lagi, lepas sarapan aku tengok mak tiri aku kelihatan tersenyum pada aku, dia membisikkan di telinga aku, sebelum aku balik, dia nak main sekali lagi dengan aku, apa lagi aku bantai lah seround lagi, kali ini cukup hebat adengan aku dengan mak tiri aku, nanti aku cerita lain kali.

Lihat Juga :  Cerita Ngentot Kusetubuhi ABG Montok di Kost


Cerita Dewasa Selingkuh Pasienku Menggodaku

$
0
0

Cerita Dewasa Selingkuh Pasienku Menggodaku – Sudah masuk tahun ketiga aku buka praktek di sini semuanya berjalan biasa-biasa saja seperti layaknya praktek dokterr umum lainnya. Pasien bervariasi umur dan status sosialnya. Pada umumnya datang ke tempat praktekku dengan keluhan yang juga tak ada yang istimewa. Flu, radang tenggorokan, sakit perut, maag, gangguan pencernaan, dll.

Akupun tak ada masalah hubungan dengan para pasien. Umumnya mereka puas atas hasil diagnosisku, bahkan sebagian besar pasien merupakan pasien “langganan”, artinya mereka sudah berulang kali konsultasi kepadaku tentang kesehatannya. Dan, ketika aku iseng memeriksa file-file pasien, aku baru menyadari bahwa 70 % pasienku adalah ibu-ibu muda yang berumur antara 20 – 30 tahun. Entah kenapa aku kurang tahu.

“Mungkin dokter ganteng dan baik hati” kata Nia, suster yang selama ini membantuku.
“Ah kamu . bisa aja”
“Bener Dok” timpal Tuti, yang bertugas mengurus administrasi praktekku.
Oh ya, sehari-hari aku dibantu oleh kedua wanita itu. Mereka semua sudah menikah. Aku juga sudah menikah dan punya satu anak lelaki umur 2 tahun. Umurku sekarang menjelang 30 tahun.
Aku juga berpegang teguh pada sumpah dan etika dokter dalam menangani para pasien. Penuh perhatian mendengarkan keluhan mereka, juga Aku tak “pelit waktu”. Mungkin faktor inilah yang membuat para ibu muda itu datang ke tempatku. Diantara mereka bahkan tidak mengeluhkan tentang penyakitnya saja, tapi juga perihal kehidupan rumah tangganya, hubungannya dengan suaminya. Aku menanggapinya secara profesional, tak ingin melibatkan secara pribadi, karena aku mencintai isteriku.
Cerita Dewasa Selingkuh Pasienku Menggodaku – Semuanya berjalan seperti biasa, wajar, sampai suatu hari datang Ny. Syeni ke meja praktekku ..
Kuakui wanita muda ini memang cantik dan seksi. Berkulit kuning bersih, seperti pada umumnya wanita keturunan Tiong-hwa, parasnya mirip bintang film Hongkong yang aku lupa namanya, langsing, lumayan tinggi, dan …. inilah yang mencolok : dadanya begitu menonjol ke depan, membulat tegak, apalagi sore ini dia mengenakan blouse bahan kaos yang ketat bergaris horsontal kecil2 warna krem, yang makin mempertegas keindahan bentuk sepasang payudaranya. Dipadu dengan rok mini warna coklat tua, yang membuat sepasang kakinya mulusnya makin “bersinar”.
Dari kartu pasien tertera Syeni namanya, 28 tahun umurnya.
“Kenapa Bu .” sapaku.
“Ini Dok . sesak bernafas, hidung mampet, trus perut saya mules”
“Kalau menelan sesuatu sakit engga Bu “
“Benar dok”
“Badannya panas ?”
Telapak tangannya ditempelkan ke dagunya.
“Agak anget kayanya”
Kayanya radang tenggorokan.
“Trus mulesnya . kebelakang terus engga”
“Iya Dok”
“Udah berapa kali dari pagi”
“Hmmm . dua kali”
“Ibu ingat makan apa saja kemarin ?”
“Mmm rasanya engga ada yang istimewa . makan biasa aja di rumah”
“Buah2 an ?”
“Oh ya . kemarin saya makan mangga, 2 buah”
“Coba ibu baring disitu, saya perika dulu”
Sekilas paha putih mulusnya tersingkap ketika ibu muda ini menaikkan kakinya ke dipan yang memang agak tinggi itu.
Seperti biasa, Aku akan memeriksa pernafasannya dulu. Aku sempat bingung. Bukan karena dadanya yang tetap menonjol walaupun dia berbaring, tapi seharusnya dia memakai baju yang ada kancing ditengahnya, biar aku gampang memeriksa. Kaos yang dipakainya tak berkancing.
Stetoskopku udah kupasang ke kuping
Ny. Syeni rupanya tahu kebingunganku. Dia tak kalah bingungnya.
“Hmmm gimana Bu”
“Eh .. Hmmm .. Gini aja ya Dok” katanya sambil agak ragu melepas ujung kaos yang tertutup roknya, dan menyingkap kaosnya tinggi-tinggi sampai diatas puncak bukit kembarnya. Kontan saja perutnya yang mulus dan cup Bhnya tampak.
Oohh . bukan main indahnya tubuh ibu muda ini. Perutnya yang putih mulus rata, dihiasi pusar di tengahnya dan BH cream itu nampak ketat menempel pada buah dadanya yang ampuun .. Putihnya . dan menjulang.
Sejenal aku menenangkan diri. Aku sudah biasa sebenarnya melihat dada wanita. Tapi kali ini, cara Ibu itu membuka kaos tidak biasa. Bukan dari atas, tapi dari bawah. Aku tetap bersikap profesional dan memang tak ada sedikitpun niatan untuk berbuat lebih.
Kalau wanita dalam posisi berbaring, jelas dadanya akan tampak lebih rata. Tapi dada nyonya muda ini lain, belahannya tetap terbentuk, bagai lembah sungai di antara 2 bukit.
“Maaf Bu ya ..” kataku sambil menyingkap lagi kaosnya lebih keatas. Tak ada maksud apa-apa. Agar aku lebih leluasa memeriksa daerah dadanya.
“Engga apa-apa Dok” kata ibu itu sambil membantuku menahan kaosnya di bawah leher.
Karena kondisi daerah dadanya yang menggelembung itu dengan sendirinya stetoskop itu “harus” menempel-nempel juga ke lereng-lereng bukitnya.
“Ambil nafas Bu.”
Walaupun tanganku tak menyentuh langsung, melalui stetoskop aku dapat merasakan betapa kenyal dan padatnya payudara indah ini.
Jelas, banyak lendir di saluran pernafasannya. Ibu ini menderita radang tenggorokan.
“Maaf Bu ya ..” kataku sambil mulai memencet-mencet dan mengetok perutnya. Prosedur standar mendiagnosis keluhan perut mulas.
Jelas, selain mulus dan halus, perut itu kenyal dan padat juga. Kalau yang ini tanganku merasakannya langsung.
Jelas juga, gejalanya khas disentri. Penyakit yang memang sedang musim bersamaan tibanya musim buah.
“Cukup Bu .”
Syeni bangkit dan menurunkan kakinya.
“Sakit apa saya Dok” tanyanya. Pertanyaan yang biasa. Yang tidak biasa adalah Syeni masih membiarkan kaosnya tersingkap. Belahan dadanya makin tegas dengan posisnya yang duduk. Ada hal lain yang juga tak biasa. Rok mini coklatnya makin tersingkap menampakkan sepasang paha mulus putihnya, karena kakinya menjulur ke bawah menggapai-gapai sepatunya. Sungguh pemandangan yang amat indah .
“Radang tenggorokan dan disentri”
“Disentri ?” katanya sambil perlahan mulai menurunkan kaosnya.
“Benar, bu. Engga apa-apa kok. Nanti saya kasih obat” walaupun dada dan perutnya sudah tertutup, bentuk badan yang tertutup kaos ketat itu tetap sedap dipandang.
“Karena apa Dok disentri itu ?” Sepasang pahanya masih terbuka. Ah ! Kenapa aku jadi nakal begini ? Sungguh mati, baru kali ini aku “menghayati” bentuk tubuh pasienku. Apa karena pasien ini memang luar biasa indahnya ? Atau karena cara membuka pakaian yang berbeda ?
“Bisa dari bakteri yang ada di mangga yang Ibu makan kemarin” Syeni sudah turun dari pembaringan. Tinggal lutut dan kaki mulusnya yang masih “tersisa”
Oo .. ada lagi yang bisa dinikmati, goyangan pinggulnya sewaktu dia berjalan kembali ke tempat duduk. Aku baru menyadari bahwa nyonya muda ini juga pemilik sepasang bulatan pantat yang indah. Hah ! Aku makin kurang ajar. Ah engga.. Aku tak berbuat apapun. Cuma tak melewatkan pemandangan indah. Masih wajar.
Aku memberikan resep.
“Sebetulnya ada lagi Dok”
“Apa Bu, kok engga sekalian tadi” Aku sudah siap berkemas. Ini pasien terakhir.
“Maaf Dok .. Saya khawatir .. Emmm ..” Diam.
“Khawatir apa Bu “
“Tante saya kan pernah kena kangker payudara, saya khawatir .”
“Setahu saya . itu bukan penyakit keturunan” kataku memotong, udah siap2 mau pulang.
“Benar Dok”
“Ibu merasakan keluhan apa ?”
“Kalau saya ambil nafas panjang, terasa ada yang sakit di dada kanan”
“Oh . itu gangguan pernafasan karena radang itu. Ibu rasakan ada suatu benjolan engga di payudara” Tanpa disadarinya Ibu ini memegang buah dada kanannya yang benar2 montok itu.
“Saya engga tahu Dok”
“Bisa Ibu periksa sendiri. Sarari. Periksa payudara sendiri” kataku.
“Tapi saya kan engga yakin, benjolan yang kaya apa ..”
Apakah ini berarti aku harus memeriksa payudaranya ? Ah engga, bisa-bisa aku dituduh pelecehan seksual. Aku serba salah.
“Begini aja Bu, Ibu saya tunjukin cara memeriksanya, nanti bisa ibu periksa sendiri di rumah, dan laporkan hasilnya pada saya”
Aku memeragakan cara memeriksa kemungkinan ada benjolan di payudara, dengan mengambil boneka manequin sebagai model.
“Baik dok, saya akan periksa sendiri”
“Nanti kalau obatnya habis dan masih ada keluhan, ibu bisa balik lagi”
“Terima kasih Dok”
“Sama-sama Bu, selamat sore”
Wanita muda cantik dan seksi itu berlalu.
Lima hari kemudian, Ny Syeni nongol lagi di tempat praktekku, juga sebagai pasien terakhir. Kali ini ia mengenakan blouse berkancing yang juga ketat, yang juga menonjolkan buah kembarnya yang memang sempurna bentuknya, bukan kaos ketat seperti kunjungan lalu. Masih dengan rok mininya.
“Gimana Bu . udah baikan”
“Udah Dok. Kalo nelen udah engga sakit lagi”
“Perutnya ?”
“Udah enak”
“Syukurlah … Trus, apa lagi yang sakit ?”
“Itu Dok .. Hhmmm .. Kekhawatiran saya itu Dok”
“Udah diperiksa belum ..?”
“Udah sih . cuman …” Dia tak meneruskan kalimatnya.
“Cuman apa .”
“Saya engga yakin apa itu benjolan atau bukan ..”
“Memang terasa ada, gitu “
“Kayanya ada kecil . tapi ya itu . saya engga yakin”
Mendadak aku berdebar-debar. Apa benar dia minta aku yang memeriksa . ? Ah, jangan ge-er kamu.
“Maaf Dok .. Apa bisa …. Saya ingin yakin” katanya lagi setelah beberapa saat aku berdiam diri.
“Maksud Ibu, ingin saya yang periksa” kataku tiba2, seperti di luar kontrol.
“Eh .. Iya Dok” katanya sambil senyum tipis malu2. Wajahnya merona. Senyuman manis itu makin mengingatkan kepada bintang film Hongkong yang aku masih juga tak ingat namanya.
“Baiklah, kalau Ibu yang minta” Aku makin deg-degan. Ini namanya rejeki nomplok. Sebentar lagi aku akan merabai buah dada nyonya muda ini yang bulat, padat, putih dan mulus !
Oh ya . Lin Chin Shia nama bintang film itu, kalau engga salah eja.
Tanpa disuruh Syeni langsung menuju tempat periksa, duduk, mengangkat kakinya, dan langsung berbaring. Berdegup jantungku, sewaktu dia mengangkat kakinya ke pembaringan, sekilas CD-nya terlihat, hitam juga warnanya. Ah . paha itu lagi . makin membuatku nervous. Ah lagi, penisku bangun ! baru kali ini aku terangsang oleh pasien.
“Silakan dibuka kancingnya Bu”
Syeni membuka kancing bajunya, seluruh kancing ! Kembali aku menikmati pemandangan seperti yang lalu, perut dan dadanya yang tertutup BH. Kali ini warnanya hitam, sungguh kontras dengan warna kulitnya yang bak pualam.
“Dada kanan Bu ya .”
“Benar Dok”
Sambil sekuatnya menahan diri, aku menurunkan tali BH-nya. Tak urung jari2ku gemetaran juga. Gimana tidak. Membuka BH wanita cantik, seperti memulai proses fore-play saja ..
“Maaf ya Bu .” kataku sambil mulai mengurut. Tanpa membuka cup-nya, aku hanya menyelipkan kedua telapak tanganku. Wow ! bukan main padatnya buah dada wanita ini.
Mengurut pinggir-pinggir bulatan buah itu dengan gerakan berputar.
“Yang mana Bu benjolan itu ?”
“Eehh . di dekat putting Dok . sebelah kanannya .”
Aku menggeser cup Bhnya lebih kebawah. Kini lebih banyak bagian buah dada itu yang tampak. Makin membuatku gemetaran. Entah dia merasakan getaran jari-jariku atau engga.
“Dibuka aja ya Dok” katanya tiba2 sambil tangannya langsung ke punggung membuka kaitan Bhnya tanpa menunggu persetujuanku. Oohhh . jangan dong . Aku jadi tersiksa lho Bu, kataku dalam hati. Tapi engga apa-apa lah ..
Cup-nya mengendor. Daging bulat itu seolah terbebas. Dan .. syeni memelorotkan sendiri cup-nya …
Kini bulatan itu nampak dengan utuh. Oh indahnya … benar2 bundar bulat, putih mulus halus, dan yang membuatku tersengal, putting kecilnya berwarna pink, merah jambu !
Kuteruskan urutan dan pencetanku pada daging bulat yang menggiurkan ini. Jelas saja, sengaja atau tidak, beberapa kali jariku menyentuh putting merah jambunya itu ..
Dan .. Putting itu membesar. Walaupun kecil tapi menunjuk ke atas ! Wajar saja. Wanita kalau disentuh buah dadanya akan menegang putingnya. Wajar juga kalau nafas Syeni sedikit memburu. Yang tak wajar adalah, Syeni memejamkan mata seolah sedang dirangsang !
Memang ada sedikit benjolan di situ, tapi ini sih bukan tanda2 kangker.
“Yang mana Bu ya .” Kini aku yang kurang ajar. Pura-pura belum menemukan agar bisa terus meremasi buah dada indah ini. Penisku benar2 tegang sekarang.
“Itu Dok . coba ke kiri lagi .. Ya .itu .” katanya sambil tersengal-sengal. Jelas sekali, disengaja atau tidak, Syeni telah terrangsang .
“Oh . ini ..bukan Bu . engga apa-apa”
“Syukurlah”
“Engga apa-apa kok” kataku masih terus meremasi, mustinya sudah berhenti. Bahkan dengan nakalnya telapak tangnku mengusapi putingnya, keras ! Tapi Syeni membiarkan kenakalanku. Bahkan dia merintih, amat pelan, sambil merem ! Untung aku cepat sadar. Kulepaskan buah dadanya dari tanganku. Matanya mendadak terbuka, sekilas ada sinar kekecewaan.
‘Cukup Bu” kataku sambil mengembalikan cup ke tempatnya. Tapi …
“Sekalian Dok, diperiksa yang kiri .” Katanya sambil menggeser BH nya ke bawah. hah ? Kini sepasang buah sintal itu terbuka seluruhnya. Pemandangan yang merangsang .. Putting kirinyapun sudah tegang . Sejenak aku bimbang, kuteruskan, atau tidak. Kalau kuteruskan, ada kemungkinan aku tak bisa menahan diri lagi, keterusan dan ,,,, melanggar sumpah dokter yang selama ini kujunjung tinggi. Kalau tidak kuteruskan, berarti aku menolak keinginan pasien, dan terus terang rugi juga dong . aku kan pria tulen yang normal. Dalam kebimbangan ini tentu saja aku memelototi terus sepasang buah indah ciptaan Tuhan ini.
“Kenapa Dok ?” Pertanyaan yang mengagetkan.
“Ah .. engga apa-apa … cuman kagum” Ah ! Kata-kataku meluncur begitu saja tak terkontrol. Mulai nakal kamu ya, kataku dalam hati.
“Kagum apa Dok” Ini jelas pertanyaan yang rada nakal juga. Sudah jelas kok ditanyakan.
“Indah .” Lagi-lagi aku lepas kontrol
“Ah . dokter bisa aja .. Indah apanya Dok” Lagi-lagi pertanyaan yang tak perlu.
“Apalagi .”
“Engga kok . biasa-biasa aja” Ah mata sipit itu .. Mata yang mengundang !
“Maaf Bu ya .” kataku kemudian mengalihkan pembicaraan dan menghindari sorotan matanya.
Kuremasi dada kirinya dengan kedua belah tangan, sesuai prosedur.
Erangannya tambah keras dan sering, matanya merem-melek. Wah . ini sih engga beres nih. Dan makin engga beres, Syeni menuntun tangan kiriku untuk pindah ke dada kanannya, dan tangannya ikut meremas mengikuti gerakan tanganku .. Jelas ini bukan gerakan Sarari, tapi gerakan merangsang seksual . herannya aku nurut saja, bahkan menikmati.
Ketika rintihan Syeni makin tak terkendali, aku khawatir kalau kedua suster itu curiga. Kalaupun suster itu masuk ruangan, masih aman, karena dipan-periksa ini ditutup dengan korden. Dan . benar juga, kudengar ada orang memasuki ruang praktek. Aku langsung memberi isyarat untuk diam. Syeni kontan membisu. Lalu aku bersandiwara.
“Ambil nafas Bu ” seolah sedang memeriksa. Terdengar orang itu keluar lagi.
Tak bisa diteruskan nih, reputasiku yang baik selama ini bisa hancur.
“Udah Bu ya . tak ada tanda-tanda kangker kok”
“Dok ..” Katanya serak sambil menarik tanganku, mata terpejam dan mulut setengah terbuka. Kedua bulatan itu bergerak naik-turun mengikuti alunan nafasnya. Aku mengerti permintaanya. Aku sudah terangsang. Tapi masa aku melayani permintaan aneh pasienku? Di ruang periksa?
Gila !
Entah bagaimana prosesnya, tahu-tahu bibir kami sudah beradu. Kami berciuman hebat. Bibirnya manis rasanya .
Aku sadar kembali. Melepas.
“Dok .. Please . ayolah .” Tangannya meremas celana tepat di penisku
“Ih kerasnya ..”
“Engga bisa dong Bu ..’
“Dokter udah siap gitu .”
“Iya .. memang .. Tapi masa .”
“Please dokter .. Cumbulah saya .”
Aku bukannya tak mau, kalau udah tinggi begini, siapa sih yang menolak bersetubuh dengan wanita molek begini ?
“Nanti aja . tunggu mereka pulang” Akhirnya aku larut juga .
“Saya udah engga tahan .”
“Sebentar lagi kok. Ayo, rapiin bajunya dulu. Ibu pura-pura pulang, nanti setelah mereka pergi, Ibu bisa ke sini lagi” Akhirnya aku yang engga tahan dan memberi jalan.
“Okey ..okey . Bener ya Dok”
“Bener Bu”
“Kok Ibu sih manggilnya, Syeni aja dong”
“Ya Syeni” kataku sambil mengecup pipinya.
“Ehhhhfff”
Begitu Syeni keluar ruangan, Nia masuk.
“habis Dok”
Dia langsung berberes. Rapi kembali.
“Dokter belum mau pulang ?”
“Belum. Silakan duluan”
“Baiklah, kita duluan ya”
Aku amati mereka berdua keluar, sampai hilang di kegelapan. Aku mencari-cari wanita molek itu. Sebuah baby-bens meluncur masuk, lalu parkir. Si tubuh indah itu nongol. Aku memberi kode dengan mengedipkan mata, lalu masuk ke ruang periksa, menunggu.
Syeni masuk.
“Kunci pintunya” perintahku.
Sampai di ruang periksa Syeni langsung memelukku, erat sekali.
“Dok …”
“Ya .Syeni .”
Tak perlu kata-kata lagi, bibir kami langsung berpagutan. Lidah yang lincah dan ahli menelusuri rongga-ronga mulutku. Ah wanita ini .. Benar-benar ..ehm ..
Sambil masih berpelukan, Syeni menggeser tubuhnya menuju ke pembaringan pasien, menyandarkan pinggangnya pada tepian dipan, mata sipitnya tajam menatapku, menantang. Gile bener ..
Aku tak tahan lagi, persetan dengan sumpah, kode etik dll. Dihadapanku berdiri wanita muda cantik dan sexy, dengan gaya menantang.
Kubuka kancing bajunya satu-persatu sampai seluruhnya terlepas. Tampaklah kedua gumpalan daging kenyal putih yang seakan sesak tertutup BH hitam yang tadi aku urut dan remas-remas. Kali ini gumpalan itu tampak lebih menonjol, karena posisinya tegak, tak berbaring seperti waktu aku meremasnya tadi. Benar2 mendebarkan ..
Syeni membuka blousenya sendiri hingga jatuh ke lantai. Lalu tangannya ke belakang melepas kaitan Bhnya di punggung. Di saat tangannya ke belakang ini, buah dadanya tampak makin menonjol. Aku tak tahan lagi …
Kurenggut BH hitam itu dan kubuang ke lantai, dan sepasang buah dada Syeni yang bulat, menonjol, kenyal, putih, bersih tampak seluruhnya di hadapanku. Sepasang putingnya telah mengeras. Tak ada yang bisa kuperbuat selain menyerbu sepasang buah indah itu dengan mulutku.
“Ooohhh .. Maaassss ..” Syeni merintih keenakan, sekarang ia memanggilku Mas !
Aku engga tahu daging apa namanya, buah dada bulat begini kok kenyal banget, agak susah aku menggigitnya. Putingnya juga istimewa. Selain merah jambu warnanya, juga kecil, “menunjuk”, dan keras. Tampaknya, belum seorang bayipun menyentuhnya. Sjeni memang ibu muda yang belum punya anak.
“Maaaasss .. Sedaaaap ..” Rintihnya ketika aku menjilati dan mengulumi putting dadanya.
Syeni mengubah posisi bersandarnya bergeser makin ke tengah dipan dan aku mengikuti gerakannya agar mulutku tak kehilangan putting yang menggairahkan ini. Lalu, perlahan dia merebahkan tubuhnya sambil memelukku. Akupun ikut rebah dan menindih tubuhnya. Kulanjutkan meng-eksplorasi buah dada indah ini dengan mulutku, bergantian kanan dan kiri.
Tangannya yang tadi meremasi punggungku, tiba2 sekarang bergerak menolak punggungku.
“Lepas dulu dong bajunya . Mas .” kata Syeni
Aku turun dari pembaringan, langsung mencopoti pakaianku, seluruhnya. Tapi sewaktu aku mau melepas CD-ku, Syeni mencegahnya. Sambil masih duduk, tangannya mengelus-elus kepala penisku yang nongol keluar dari Cdku, membuatku makin tegang aja .. Lalu, dengan perlahan dia menurunkan CD-ku hingga lepas. Aku telah telanjang bulat dengan senjata tegak siap, di depan pasienku, nyonya muda yang cantik, sexy dan telanjang dada.
“Wow .. Bukan main ..” Katanya sambil menatap penisku.
Wah . tak adil nih, aku sudah bugil sedangkan dia masih dengan rok mininya. Kembali aku naik ke pembaringan, merebahkan tubuhnya, dan mulai melepas kaitan dan rits rok pendeknya. Perlahan pula aku menurunkan rok pendeknya. Dan …. Gila !
Waktu menarik roknya ke bawah, aku mengharapkan akan menjumpai CD hitam yang tadi sebelum memeriksa dadanya, sempat kulihat sekejap. Yang “tersaji” sekarang dihadapanku bukan CD hitam itu, meskipun sama-sama warna hitam, melainkan bulu-bulu halus tipis yang tumbuh di permukaan kewanitaan Syeni, tak merata. Bulu-bulu itu tumbuh tak begitu banyak, tapi alurnya jelas dari bagian tengah kewanitaannya ke arah pinggir. Aku makin “pusing” …
Kemana CD-nya ? Oh .. Dia udah siap menyambutku rupanya. Dan Syeni kulihat senyum tipis.
“Ada di mobil” katanya menjawab kebingunganku mencari CD hitam itu.
“Kapan melepasnya ?”
“Tadi, sebelum turun .”
Kupelorotkan roknya sampai benar2 lepas .. kini tubuh ibu muda yang putih itu seluruhnya terbuka. Ternyata di bawah rambur kelaminnya, tampak sebagian clit-nya yang berwarna merah jambu juga ! Bukan main. Dan ternyata, pahanya lebih indah kalau tampak seluruhnya begini. Putih bersih dan bulat.
Syeni lalu membuka kakinya. Clitnya makin jelas, benar, merah jambu. Aku langsung menempatkan pinggulku di antara pahanya yang membuka, merebahkan tubuhku menindihnya, dan kami berciuman lagi. Tak lama kami berpagutan, karena ..
“Maass .. Masukin Mas .. Syeni udah engga tahan lagi ..” Wah . dia maunya langsung aja. Udah ngebet benar dia rupanya. Aku bangkit. Membuka pahanya lebih lebar lagi, menempatkan kepala penisku pada clitnya yang memerah, dan mulai menekan.
“Uuuuuhhhhhh .. Sedaaaapppp ..” Rintihnya. Padahal baru kepala penisku aja yang masuk.
Aku menekan lagi.
“Ouufff .. Pelan-pelan dong Mas ..”
“Sorry …” Aku kayanya terburu-buru. Atau vagina Syeni memang sempit.
Aku coba lebih bersabar, menusuk pelan-pelan, tapi pasti … Sampai penisku tenggelam seluruhnya. Benar, vaginanya memang sempit. Gesekannya amat terasa di batang penisku. Ohh nikmatnya ..
Sprei di pembaringan buat pasien itu jadi acak2an. Dipannya berderit setiap aku melakukan gerakan menusuk.
Sadarkah kau?
Siapa yang kamu setubuhi ini?
Pasienmu dan isteri orang!
Mestinya kamu tak boleh melakukan ini.
Habis, dia sendiri yang meminta. Masa minta diperiksa buah dadanya, salah siapa dia punya buah dada yang indah ? Siapa yang minta aku merabai dan memijiti buah dadanya? Siapa yang meminta remasannya dilanjutkan walaupun aku sudah bilang tak ada benjolan ? Okey, deh. Dia semua yang meminta itu. Tapi kamu kan bisa menolaknya? Kenapa memenuhi semua permintaan yang tak wajar itu? Lagipula, kamu yang minta dia supaya datang lagi setelah para pegawaimu pulang . Okey deh, aku yang minta dia datang lagi. Tapi kan siapa yang tahan melihat wanita muda molek ini telanjang di depan kita dan minta disetubuhi?
Begitulah, aku berdialog dengan diriku sendiri, sambil terus menggenjot memompa di atas tubuh telanjangnya … sampai saatnya tiba. Saatnya mempercepat pompaan. Saatnya puncak hubungan seks hampir tiba. Dan tentu saja saatnya mencabut penis untuk dikeluarkan di perutnya, menjaga hal-hal yang lebih buruk lagi.
Tapi kaki Syeni menjepitku, menahan aku mencabut penisku.
Karena memang aku tak mampu menahan lagi .. Creetttttttt………..Kesempr otkan kuat-kuat air maniku ke dalam tubuhnya, ke dalam vagina Syeni, sambil mengejang dan mendenyut ….
Lalu aku rebah lemas di atas tubuhnya.
Tubuh yang amat basah oleh keringatnya, dan keringatku juga. …
Oh .. Baru kali ini aku menyetubuhi pasienku.
Pasien yang memiliki vagina yang “legit” ..
Aku masih lemas menindihnya ketika handphone Syeni yang disimpan di tasnya berbunyi. Wajah Syeni mendadak memucat. Dengan agak gugup memintaku untuk mencabut, lalu meraih Hpnya sambil memberi kode supaya aku diam. Memegang HP berdiri agak menjauh membelakangiku, masih bugil, dan bicara agak berbisik. Aku tak bisa jelas mendengar percakapannya. Lucu juga tampaknya, orang menelepon sambil telanjang bulat ! Kuperhatikan tubuhnya dari belakang. Memang bentuk tubuh yang ideal, bentuk tubuh mirip gitar spanyol.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Ketika Ibu Ismi Mandi

“Siapa Syen” tanyaku.
“Koko, Suamiku” Oh .. Mendadak aku merasa bersalah.
“Curiga ya dia”
“Ah .engga .” katanya sambil menghambur ke tubuhku.
“Syeni bilang, masih belum dapat giliran, nunggu 2 orang lagi” lanjutnya.
“Suamimu tahu kamu ke sini”
“Iya dong, memang Syeni mau ke dokter” Tiba2 dia memelukku erat2.
“Terima kasih ya Mas … nikmat sekali .. Syeni puas”
“Ah masa .. “
“Iya bener .. Mas hebat mainnya .”
“Ah . engga usah basa basi”
“Bener Mas .. Malah Syeni mau lagi .”
“Ah .udahlah, kita berberes, tuh ditunggu ama suamimu”
“Lain kali Syeni mau lagi ya Mas”
“Gimana nanti aja .. Entar jadi lagi”
“Jangan khawatir, Syeni pakai IUD kok” Inilah jawaban yang kuinginkan.
“Oh ya ..?”
“Si Koko belum pengin punya anak”
Kami berberes. Syeni memungut BH dan blouse-nya yang tergeletak di lantai, terus mengenakan blousenya, bukan BH-nya dulu. Ternyata BH-nya dimasukkan ke tas tangan.
“Kok BH-nya engga dipakai ?”
“Entar aja deh di rumah”
“Entar curiga lho, suamimu”
“Ah, dia pulangnya malem kok, tadi nelepon dari kantor”
Dia mengancing blousenya satu-persatu, baru memungut roknya. Sexy banget wanita muda yang baru saja aku setubuhi ini. Blose ketatnya membentuk sepasang bulatan dada yang tanpa BH. Bauh dada itu berguncang ketika dia mengenakan rok mini-nya. Aku terrangsang lagi … Cara Syeni mengenakan rok sambil sedikit bergoyang sexy sekali. Apalagi aku tahu di balik blouse itu tak ada penghalang lagi.
“Kok ngliatin aja, pakai dong bajunya”
“Habis . kamu sexy banget sih …”
“Ah .. masa .. Kok bajunya belum dipakai ?”
“Entar ajalah . mau mandi dulu .”
Selesai berpakaian, Syeni memelukku yang masih bugil erat2 sampai bungkahan daging dadanya terasa terjepit di dadaku.
“Syeni pulang dulu ya Yang . kapan-kapan Syeni mau lagi ya .”
“Iya .. deh . siapa yang bisa menolak..” Tapi, kenapa nih .. Penisku kok bangun lagi.
“Eh .. Bangun lagi ya ..” Syeni ternyata menyadarinya.
Aku tak menjawab, hanya balas memeluknya.
“Mas mau lagi .?”
“Ah . kamu kan ditunggu suami kamu”
“Masih ada waktu kok …” katanya mulai menciumi wajahku.
“Udah malam Syen, lain waktu aja”
Syani tak menjawab, malah meremasi penisku yang udah tegang. Lalu dituntunnya aku menuju meja kerjaku. Disingkirkannya benda2 yang ada di meja, lalu aku didudukkan di meja, mendorongku hingga punggungku rebah di meja. Lalu Syeni naik ke atas meja, melangkahi tubuhku, menyingkap rok mininya, memegang penisku dan diarahkan ke liang vaginanya, terus Syeni menekan ke bawah duduk di tubuhku. ..
Penisku langsung menerobos vaginanya ..
Syeni bergoyang bagai naik kuda .
Sekali lagi kami bersetubuh .
Kali ini Syeni mampu menccapai klimaks, beberapa detik sebelum aku menyemprotkan vaginanya dengan air maniku …
Lalu dia rebah menindih tubuhku .. Lemas lunglai.
“Kapan-kapan ke rumahku ya … kita main di sana ..” Katanya sebelum pergi.
“Ngaco . suamimu .?”
“Kalo dia sedang engga ada dong ..”
Baiklah, kutunggu undanganmu.

Cerita Dewasa Selingkuh Pasienku Menggodaku – Sejak “peristiwa Syeni” itu, aku jadi makin menikmati pekerjaanku. Menjelajahi dada wanita dengan stetoskop membuatku jadi “syur”, padahal sebelum itu, merupakan pekerjaan yang membosankan. Apalagi ibu-ibu muda yang menjadi pasienku makin banyak saja dan banyak di antaranya yang sexy.

TAMAT

Cerita Seks Bercinta setelah Pesta Ulang Tahun

$
0
0

Cerita Seks Bercinta setelah Pesta Ulang Tahun – Cerita dewasa Cerita Seks Bercinta setelah Pesta Ulang tahun. Setelah my husband b’day party.. semua berjalan normal, suami gw tetap bekerja seperti biasanya dan gw tetap di rumah. gw gak tau apa hubungannya ama si dini berlanjut ato gak, yg jelas sejak saat itu mas eko sering pulang larut malam bahkan pagi. katanya ada Kerjaan yg gak bisa ditinggal. gw pun mulai sering telepon2an ama tony, walau dia memaksa untuk datang ke rumah gw, gw tetap aja nolak biarpun gw udah pernah janji, alasan gw takut ketauan, dia ngajak ML di luar gw juga tetap nolak, karena gak mau ninggalin rumah dan takut kalo mas eko pulang gw gak ada di rumah..

Paling banter kita phone sex sampe berjam2. gw berupaya nolak dengan berbagai cara.. tapi ditinggal terus menerus bikin gairah gw semakin tinggi…apalagi setiap pulang kantor mas eko selalu menolak berhubungan dengan alasan keletihan.. ntar aja an, wekeend aja ya.. gila seminggu sekali buat pasangan baru nikah..mmh bikin gw pusing… kejadian yg gak disangka2 pun terjadi.. suatu pagi, selasa pagi, setelah mas eko ke kantor. entah setelah pesta itu, gw semakin berani aja berpakaian, gw sering banget gak make bra, kalo keluar kemana2.. karena kompleks rumah kami dekat ama pasar, gw memutuskan untuk ke pasar, hanya make daster, dan itupun tanpa bra.. setelah pulang dari pasar, gw lucuti daster gw, tinggal make CD doank, sambil masak.. selesai masak, gw nyantai nonton dvd semiblue..

Gak lama kemudian bel berbunyi, kontan gw kaget, gw kecilin volumenya, lantas ke belakang ngambil baju handuk trus ke pintu.. pas gw buka ternyata om gw ( adik nyokap gw ). om gw ini emang akrab banget ama gw, bisa dibilang gw ponakan paling disayang lah..hehehe ( maklum imut ), doi emang sering mampir ke rumah. dia sendiri udah berkeluarga anaknya dua, masih kecil2 tapi, dulu sebelum married gw sering banget nginep di rumahnya buat ngurusin anaknya, maklum mereka berdua pada bekerja sebagai PNS, lagian dulu waktu gw masih kecil om gw sering ngurusin gw. om gw di dephankam sedang istrinya di depkominfo…

gw kaget aja liat om gw, maklum keadaan gw lagi sedang ‘in’, eh om.. darimana.. ini tadi dari kantor tapi gak ada kerjaan ya om mampir aja kesini sekalian nengokin kamu, gimana udah isi belom ?.. isi apaan? wong mas eko sibuk melulu. sambil melangkah ke ruang dalam.. ani lagi ngapain nih, baru abis mandi?… baru abis masak, mau juga mandi.. oya om mau makan gak? ani tadi masak udang tuh?.. udah om tadi baru makan di kantor, minum aja deh.. gw lantas kebelakang,buatin kopi. gw balik k ruang tamu, nyediain kopi, otomatis gw nunduk didepan doi, baju handuk gw talinya rada kendor, so doi bisa ngeliat nenen gw.. gw mikir ah biasalah.. doi langsung ngomong..

doi emang blak2an orangnya dan sangat dekat ama gw.. weh udah gede aja itu, sambil matanya tertuju ke payudara gw, dulu waktu kamu masih kecil om yg ngurusin kencing beraknya, gak nyangka sekarang udah besar.. idih om bisa aja, yee lagian dulu om udah liat donkh, ani malah blom liat punyanya om..hihihi.. eh, tambah pintar aja sekarang? gimana kabar papa mama? .. tuh kan paling pintar alihkan perbincangan, baik2 aja kok om..

diminum kopinya.. iya, udah kamu mandi aja sana, om mo liat tv bentar.. gak mau mandiin nih om? tantang gw sambil nyalain tv.. eh kamu mulai berani ya? kan sekarang udah gede, jadi bisa mandi sendiri.. alah bilang aja takut ada yg bangun.. eh nakal kamu ya, awas om bilangin papa loh.. udah sana mandi.. duh lagi malas mandi nih om, kan enak kalo bau keringat gini, lagian kalo ada yg bangun, ntar ani yg beresin deh.. beresin apanya.. ah om masa perlu penjelasan lagi ( om gw biar kulitnya kecoklat2an/hitam tapi badannya tegap banget kayak tentara ) ..

beresin baju maksud kamu .. bikin tenang yang bangun lah om gimana sih.. emang kamu bisa tenanginnya.. yaelah om, emang ani masih kecil apa.. siapa yg ngajarin kamu an? Gak ada suami kamu juga kok ngomong2 yg engak2.. nah tuh kan pasti udah mulai tegang tuh, lagian ani jarang gituan om, mas eko sibuk melulu trus sedari kuliah, ani suka terkagum2 ama bodynya om.. ingat gak waktu kita berenang dulu, ani suka meluk om dari belakang kan.. ah kamu bisa aja, sana kamu mandi.. emang abis mandi mau diapain ani?… eh nih anak, biar segar lah… masa sih gak tertarik ama ani om? … hush.. tertarik sih tertarik, tapi ingat kamu kan ponakan saya, masa om tega sih ama ponakan… kalo ani yang mau gimana?.. hush ngaco kamu, udah sana mandi.. gw lantas berdiri, tapi gak ke belakang, gw ke pintu dpan, nutupin pintu trus gw locked, ga balik lagi ke ruang tamu tengah, gw liat om gw lagi nonton tv, gw buka aja tali baju handuk..bluup baju handuknya

sekarang gak terikat, trus gw jalan ke depan om gw sambil ngambil remote.. om motornya diparkir disamping kan.. om gw tampak kaget.. an kamu ngapain.. kunci pintu depan om biar aman.. sambil gw lepasin baju handuk gw di depan om gw.. trus ngapain kamu buka handuknya.. lha tadi katanya disuruh mandi gimana sih.. iya kamu kan bisa lepasin di dalam kamar mandi.. lha katanya waktu kecil udah ngeliat punya ani kan.. emang beda ya om sama waktu kecil.. sambil tangan gw nurunin CD gw.. gw benar2 polos, jembi yg sedkit bulunya, ditambah payudara gw yg masih mengkal, kulit putih gw, udah gitu gw naikin tangan gw buat rapihin rambut gw, otomatis bulu2 halus di ketiak gw pun kelihatan.. om gw tambah bengong, tak berkedip ngeliat gw.. gw langsung duduk di sampingnya.. an kkkkaaamu bennnneran nnihh.. gw yg udah ‘in’, langsung aja tangan gw merayap ke paha om gw.. om mau kan puasin ani? kita jaga deh rahasianya.. inget gak waktu kita sering berenang.. berempat ama diki dan layla ( kedua anaknya yg masih sd kls satu dan tk ), waktu tante gak bisa ikut..

tangan gw langsung remas2 kontolnya.. udah gitu kita perginya siang jam 2an, kolam renangnya masih sepi banget, trus gw peluk om dari belakang abis tubuhnya sexy abis sih.. trus waktu di kamar mandi, om nyuruh gw mandiin diki dan layla, padahal itu kan kamar mandi cowok, tapi karena sepi dan butuh org buat ngurusin mereka. trus om buka celana renang om sambil menghadap ke tembok, mandi, padahal om tau ada gw disitu, yg jelas saat itu gw kan udah gak kecil lagi, gw udah kuliah semester 7, tapi om seolah cuek aja, iya sih waktu itu gw gak ngeliat kontol om, karena om menghadap ke tembok tapi otomatis gw ngeliat pantat om, yang tembem itu, trus hitam mengkilat diterpa air..

maksud om apaan.. sambil tangan gw turunin resleting baju pnsnya.. abis itu, om cuma ngelilit handuk doankh di pinggang trus berbalik.. ani tau om, baju renang ani emang sexy, om bisa leluasa ngeliat buah dada ani kan.. karena ani tau om konak, waktu pura make-in baju buat dicky, ani ngeliat bagian depannya kok nonjol banget.. udah gitu om pura2 berdiri di belakang ani.. sambil ddempetin punya om

kan.. ani ngerasa ada yang keras banget di belahan pantat ani, apalagi ani masih make baju renang, yg cuman celada dalam dan bra gitu.. trus om suruh dicky tunggu di luar, padahal om gesek2in punya om persis di belahan pantat ani, padahal kalo om mau bantuin make baju si layla, harusnya kan kta berhadapan.. tau gak om ani sampe ngumpet dalam hati, gila pasti besar banget nih..udah gitu om julurin tangan alasan buat megang baju si layla padahal om nyenggol toket ani kan, udah gitu om suruh layla tunggu di luar, tangan om megang pinggul ani sambil om terus gesek2in kontol om di pantat ani..pasti om tau ani juga menikmatinya, makanya ani gak mau beranjak..ani tau kalo saat itu om

juga udah habis akal, ani kan dengar suara om udah ngos2an.. tapi ani sama sekali gak protes kan.. malah ani bantu om kan, ani sengaja goyang2in pantat.. coba om pikir dalam kamar mandi cowok, cowok hanya make handuk megang pinggul cewek yg hanya make baju renang berduaan sendirian.. tapi ani tetap gak beranjak..untung kamar mandinya gak ada pintu, gak ada lampu dan kita sedikit terbantu dengan suasana sepi.. inget gak, waktu om udah gak nahan lagi, kontol om udah tegang banget, tapi om gak juga mau nyingkirin handuk, dan om semakin cepat nusuk pantat ani, tangan om sampai meluk perut ani..kenapa om gak mau nyentuh susu ani?..sampai si dicky masuk trus teriak papa lagi ngapain..lalu om kaget..cepat2 masuk ke kamar kecil..ingat gak?,,

ani tau om tanggung, makanya pas pulang waktu di mobil, ani sengaja make rok mini tanpa $$CD, biar d mobil om bisa liatin punya ani kan..terbukti pas di mobil ani duduk depan, ani narik naik rok ani..om ngeliatin aja meqi ani… tangan gw udah ngocok2in kontol om gw, yg emang gede, panjang, keras, berurat dan hitam kecoklat2an .. sekarang om gakperlu canggung karena ani udah dewasa dan kita sama2 mau kan?.. iyaaaa nnni tapi kalo kamu hamil gimana? jgn takut om, gak bakal, kan sekarang bukan masa subur, lagian banyak dokter ahli kan…. om gw mulai horny, bajunya doi lepas tangan gw masih ngocokin kontolnya, abis itu gw jongkok didepan dia, turunin celananya, langsung gw isap kontolnya, dari telur, gw mainin lidah gw di ujung kontolnya.. kontol om gede banget, tau gak dari dulu ani udah pengen ngerasainnya.. abis gw kulum kontolnya, gw merangkak naik jilatin dadanya, pentil susunya yg hitam gw sedot..

mmh bau keringat lelaki semakin bikin gw bergairah..om gw keliatan kaku banget… tapi doi menikmati, gak lama kemudian, tangan doi megang tubuh gw, ditidurin gw di sofa, tangan gw diangkat keatas, doi jilat ketiak gw, tangannya mainin susu gw..ani gak papa nih om rasain punya ani..gak papa om, ani mauu ommm, ani mau kontol om.. abis diremas2, doi jilatin susu gw, turun ke pusar, ke perut gw, abis itu doi mainin meqi gw, dari bibirnya sampe kedalam2 nya.. mmh punya ani wangi.. emang punya tante gak om.. ah punya tante banyak bulunya.. kontol om juga enak .. kan kontol om hitam, lebih putih suami kamu kan.. ah mas eko gak ada apa2nya om, punya om 3 kali lipat…om masukin donk.. iya ponakan sayang..

lantas doi ngangkat pinggul gw dan.. bluuupp, masukin kontolnya yg udah tegang pelan2.. lama2 gerakan makin liar..mmmhhhh ommmm..sambil gw goyangin pantat gw.. annii punya kamu enak banget.. yg benar ahhh om.. kontol om gede banget.. ani suka kontol om?..suka omm…om juga suka meqi ani.. om terus omm.. om gw lalu menunduk, akhirnya kita berpagutan mulut, sambil terus memompa dan gw pun terus goyang2in pantat gw.. enak an? .. enak ommm.. om sering2 kesini ya.. ntar kalo ketauan gimana.. udah om ygpenting kesini aja dulu ntar kita liat sikon…kontol om enakk banggeeett, lagi ommmmmmm…oooommmmmmmmm,

Ahirnya gw cengkeram leher om gw..mmmmhh gw rasain orgasme yg dasyhat… om gw masih terus memompa..annnnniiiii keluar ommmmmm.. om gw lantas cabut kontolnya, ganti posisi, gw nungging dan doi masukin dari belakang…mmmhhh gak lama kemudian om gw muncrat.. aaannnnniiii oomm tumppaahhh.. tumpahin om di memek ani, genjot trus ommm… setelah kontolnya ditarik gw langsung balik badan, mengulum sisa2 spema di kontol om gw.. dan kita terkulai lemas…makasih om.. kamu nakal an..yee.. gak lama kemudian om gw bangkit menuju kamar mandi, liat pantatnya yg montok hitam mengkilat, gw jadi horny lagi, gw ikutin ke belakang, sampai di kamar mandi gw jongkok di pantatnya, gw jilatin sampe ke dubur2nya..enak aniii..kamu masih mau sayang..iya om..om gw lalu berbalik suruh gw balik badan, gentian doi yg jilatin pantat gw..egghh ommm ennnaaaaakkkkk.. gak lama kemudian telpon berdering.. gw buru2 lari ke ruang tengah( mas eko emang suka nelpoan siang2 ) ngangkat telpon, lagi bicara di telepon eh tau2nya om gw udah nyusul, doi jongkok di belakang gw sambil jilatin pantat gw…mmmhh..an kamu ngapain? nggak gpp kok, lagi ngantuk nih, ntar sore aja telpon lagi ya mas.. ooo oke deh bye.. bye too….klek..egghh ommm enak bangetttttttssss…

Lihat Juga :  Cerita Seks Diam – Diam Tapi Mau

Gak lama kemudian hp om gw bunyi, doi cepat2 ngangkat, ngeliat kontol om gw yg
udah pada ngaceng llagi, gw cepat2 jongkok, isapin…om gw gak bisa nahan..doi mendesah di telepon, apalagi gw naiki tubuhnya, mainin lidah gw di telinga sebelahnya.. om gw menahan nafas ( awal dari masalah ).. kamu dimana ? nnneennnnggak.. kok telpon di kantor gak ada.. gak kok aakku di di rumah anii.. ngapainn.. mampir aja kok…o ya udah.. klek, gw langsung kulum mulut om gw…pantat gw pas diatas kntolnya..dan blup begitu kontolnya masuk gw goyang2 in sambil berciuman… gak lama kemudian. pintu ada yg gedor….. dan….crot

Tamat

Cerita Ngentot Kenikmatan Orgame Bersama Indah

$
0
0

Cerita Ngentot Kenikmatan Orgame Bersama Indah – Seperti yang saya jelaskan pada cerita sex terdahulu dan ini adalah cerita sex yang ke sekiannya. bahwa saya adalah seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di Jakarta, usia 32 tahun, tinggi saya 170 cm berat 60 kg, postur yang ideal dan seimbang katanya, nggak gendut, nggak kurus, cukuplah, agak putih bersih dan sehat, serta perkenalan saya dengan Indah yang begitu cantik, memukau dan seksi.

Cerita Ngentot – Terima kasih buat kepada teman-teman atas emailnya, serta dengan maksud sekaligus menjawab dan merespose email teman-teman yang begitu banyak dan mengharapkan diteruskannya cerita saya ini, terutama bagaimana permainan sex kami, sehingga Indah dapat merasakan multi orgasme. Maka untuk menyambung cerita lanjutannya, terpaksa saya mengutip ulang sedikit cerita saya sebelumnya seperti dalam judul diatas, dengan penambahan cerita yang lebih terfokus.

Setelah Indah duduk dan istirahat kamipun membuka percakapan, Indah begitu ramah dan pintar mengolah kata-kata sehingga suasana dan obrolan menjadi sempurna, dan akrap, inilah yang menjadi bagian terpenting bagi kami dalam mengolah permainan sex yang sempurna untuk menciptakan multi orgasme, karena percakapan dan pengenalan satu sama lain dapat memberikan dorongan terciptanya sex yang baik.

Kekecewaan dia dengan suaminya yang kurang bisa memberikan kehangatan sangat dipengaruhi persoalan kurangnya komunikasi, tidak adanya keterbukaan, dan kelelahan suami dapat saja menyebabkan tidak harmonisnya hubungan sex yang seimbang, karena di lain pihak istri menjadi haus akan sentuhan dan kehangatan laki-laki, siapapun dia orangnya, yang penting bisa memberikan kehangatan.

Percakapan terus berlanjut, yang akhirnya aku arahkan pada situasi untuk menciptakan suasana yang tenang, dan romantis, ku nyalakan radio dengan lagu-lagu yang lembut, yang bisa memberikan suasana damai, dan menyejukkan hati, dengan maksud untuk menghilangkan beban pikiran yang mungkin berada pada kami berdua.

Akhirnya rangsangan-rangsanganpun aku mulai dan Indah terlihat mendongak menahan birahi yang sudah semakin tinggi, terlihat bibirnya merekah basah, aku nggak tahan dan spontan kucium dan kulumat bibirnya, ternyata dibalas dengan buas oleh Indah, bibir kami menyatu dan lidah kami saling mengulum, tangan kami bergerilnya mencari titik-titik rangsang, ciumanpun berlangsung cukup lama, kemudian tanganku berusaha untuk membuka pakaian yang dikenakannya, bibirku beralih ke telinga Indah, dia pun berteriak.
“aahh.. say geli.., geli say”
Tapi itu tidak kuhiraukan terus aku hisap-hisap lembut telinganya, kemudian bergeser ke belakang telinganya yang ternyata merupakan salah satu titik kelemahan Indah, dia begitu terangsang.

“Heemm say.. oaauu, geli, enak truss akkhh.., oouu.. geli say aaooww”
Dia trus merintih geli, enak katanya, bajunya terbuka langsung kulempar ketepi.
“Wooww kamu benar-benar cantik, Say”
Putih mulus dengan payudara yang menantang yang tertutup BH hitam, kuraba kaitan BH-nya, kulepas dan wow putih mulus dengan dua bukit payudaranya yang menantang, ku sentuh putingnya yang sudah mengeras dan memerah.
“aahh.. aakhh”
Dia begitu semakin terangsang akibat telinga dan putingnya ku mainkan badannya liar mengelinjang keenakan.
“oouuhh say, teruss, enaak say”.
Indah terus mengeluh dan keenakan membuatku semakin terangsang untuk menikmati tubuhnya, kupindahkan bibir turun kebawah, ku jilati lehernya yang putih mulus, ku kecup berulang-ulang hingga dia kegelian, turun terus kebawah kudapati putingnya, lalu kuhisap lembut, keras dan lembut lagi.
“aahh.. ouuhh teruss say.. enak sayy”.
Tampak putingnya sudah semakin memerah, kujilati dan ku hisap bergantian puting kanan lalu kekiri, seperti bayi yang kehausan, dia semakin menggelinjang liar tubuhnya, dan berteriak-teriak, tanganku juga turut aktif, ku raba perutnya halus ketekan sedikit demi sedikit antara pusar dan memeknya, keras teraba dan tumbuh bulu-bulu halus disekitar itu.

Kubuka celananya dan kuploroti, tangan Indah turut membatu hingga aku tidak mengalami kesulitan untuk menelanjanginya.
Lagi-lagi pemandangan yang sempurna, kulihat gundukan kecil menantang disela-selah selangkangannya, ditutupi CD warna hitam, ku raba, ku jamah dan ku usap selangkangannya, pahanya halus mulus, dia semakin liar dan segera kubuka CD hitamnya kuraba dan ternyata sudah basah, dia begitu terangsang dan sangat menikmatinya, lama kumainkan itilnya, dengan jariku dia berteriak keras, “Akkhh.. sayy enakk sayy” suaranya bergetar diiringi liarnya liuk-liuk tubuhnya, jariku liar keluar masuk kedalam memeknya kutekan lembut.
“Aoo.. enak.. ahh sayy, teruuss, aakkh”, dia nggak tahan.

Lama kumainkan jariku didalam dan menekan halus itilnya, dia trus mengeliat liar tubuhnya, kulepas bibirku dalam putingnya langsung ku papah dia menuju kasur dan merebahkan indah duduk di tepi kasur, sambil berjongkok ku hisap itilnya, lidahku bermain di rongga memeknya dia melengguh panjang
“Akkhh.. say.. enak, say aku mau pipis nih akhh”
“Keluarkan”, jawabku karena kutau itu adalah orgasme yang akan terjadi.
“Akkhh.. keluar sayy.. akk, enakk, ngilu.. akh.. ngelayang saayy aku ngelayang.. akkhh”
Tidak habis-habisnya dia berteriak, badannya bergetar, kubiarkan dia mengekpresikanya, lidahku trus bermain halus menghisap lembut itilnya, akhirnya dia lemas dan berbaring merebahkan badannya di kasur, tubuhnya masih mengejang, namun lidahku masih truss bergerilya didalam memeknya, menghisap lembut itilnya, membantu dia mengekpresikan gairahnya, agar lepas dan melayang.

Tiba-tiba Indah bangkit langsung memeluk dan menciumku.
“Thanks honey”, kamu pintar sekali.
“Yup say, gimana enak?”
“Woow fantastik sekali, melayang, terbang nih rasanya, aku kalah 1:0 nih sama kamu”.
Sambil bicara Indah langsung meraih selangkanganku dan menangkap senjata andalanku, dia memohon.
“Beri saya ini Hon?”.
Tanpa menunggu jawaban, dia langsung membuka celana panjang dan CD saya, langsung senjata andalanku keluar dengan berdiri tegak, menantang. Indah langsung terbelalak matanya melihat benda dihadapannya, dia pegang erat seolah tidak rela burung itu terbang meninggalkannya.
“Fantastik honey, bener kamu bilang, panjang betul, hampir menyentuh puser kamu nih”
“He he he”, aku pun tertawa.
“18 cm Hon.., centi demi centi hingga ujung memek kamu akan tersentuh senjataku ini”.
Tanpa menunggu waktu lagi dia langsung mengelus meremas halus, dan mengocoknya senjataku.
“Ackkh.. enak honey.., trus say.. akkh”, aku melenguh keenakan.
Sambil tanganku bermain di payudaranya, kuremas halus dan kusentuh putingnya lembut. Indah pun terbangkit lagi gairahnya, kemudian diarahkan senjataku ke mulutnya, hanya bisa masuk setengah dari senjataku dimulutnya, dihisap lembut, maju mundur berirama, senjataku masuk dalam mulutnya.

“Enak honey akkhh”
Aku merasakan kenikmatan yang tiada tara, ternyata Indah terlalu pintar dalam memainkan senjata ku.
“Akkhh enak.. geli say.. trus say”, aku memohon.
Lama dia memainkan senjataku, akhirnya dia terangsang berat, akibat suara-suara yang keluar dari mulutku, dan sentuhan-sentuhan tanganku pada titik-titik rangsangannya, di payudara, telinga, lehernya, dan remasan-remasan rambut yang ku sentuh halus.

Kemudian dia bangkit dan melepaskan senjataku dalam mulutnya, diapun merengek dan meminta untuk segera memasukkan senjataku ke dalam memeknya yang sudah gatal ingin segera diteMbak, akupun mengiyakan dan langsung naik menuju tempat tidur dengan posisi duduk dengan kaki kulipat, Indah mengikuti langkahku dan berdiri di atas tempat tidur kemudian melebarkan kakinya didepanku, memeknya persis di hadapan mukaku, dia ingin membungkuk turun, langsung ku cegah, tanganku meraih pahanya, kesentuh halus memeknya dengan bulu-bulu halus menantang.

“Akkhh.. Hon, gatal nih cepet donk masukkan”
Aku tak menghiraukan permohonannya langsung kuarahkan mulutku ke memeknya, kuhisap lagi lembut itilnya dia bergetar dan
“Ahhkk gatall.. akkh trus.. Hon, enaakk”
Bicaranya bergetar, pantatnya bergoyang bagai Inul menari, tangannya menjaMbak rambutku, bertubi-tubi.

“Hemm.. hemm”, terdengar lagi suara dalam mulut indah, dia kegelian dan merintih, lama lidahku bermain di memeknya, hisap, gigit, jilat lidahku bermain.

Pada satu ketika Indah berteriak, “Please honey.. nowww..!, masukin sekarang sayy” dia terus berteriak meminta untuk segera dicoblos, namun aku trus saja mengigit lembut, menjilat, dan menghisap itilnya.

“Kamu jahat Ed..!” teriaknya lagi, sambil diikuti dengan melelehnya air dari dalam memeknya, ternyata Indah mengalami lagi orgasme yang kedua.

Pada saat orgasme, kaki Indah lemas, lunglai, kemudian sambil menjaMbak rambutku badannya turun, dengan selangkangan yang terbuka dan memeknya yang menganga langsung ku sambut memeknya dengan senjataku.

“aaooww” teriak halus indah, karena senjataku langsung masuk ke dalam memeknya.
Dalam situasi orgasme, kemudian ku bantu dia dengan memasukkan senjataku perlahan-lahan, centi demi centi senjataku masuk kedalam memeknya yang sudah basah kuyup, dan kurasakan hangat tersentuh dalam senjataku yang panjang ini, Indah pun berteriak-teriak keenakan.
“Hemm.. ackk.. enak Hon.., akkh”. Dia terus berteriak seperti itu, nikmat rasanya.

Lihat Juga :  Cerita Mesum Nikmatnya Malam Pertama

5 centi, 10 centi dan akhirnya masuk seluruhnya senjataku ditelan memeknya.
Dan indaHPun berteriak, “Ahh Honey masuk semua nih, akk enak.. enak, enak”, seperti anak kecil yang terlalu gembira mendapatkan permen kesukaanya.

Sambil bergetar, badannya turun naik berirama menikmati senjataku.
“Achh.. achh” mulut Indah nggak bisa diam dia terus berteriak keenakan.
“Achh.. enak, enak, aku baru ngerasain ini Hon, enaakk.., enak bener kontol kamu, enak.. aduh tembus nih, enakk”

Aku pun mengikuti ekspresinya, kubantu dia dengan bisikan suara-suara yang mengairahkan.
“Hemm.. trus honey.. rasakan kenikmatan ini, lakukan kemauanmu, truss.., terserah kamu”.
Akhirnya pantatnya naik turun lebih cepat dengan bantuan tanganku menopang dipahanya, tak lama kemudian, dia berteriak lebih keras, sambil badannya bergetar hebat, tanda dia telah mencapai klimaks lagi, tubuhku dipeluk erat, genjotannya mulai bergerak perlahan.
“Ackkhh.. Ed keluar lagi.., akkhh.. enak”.

Ternyata sentuhan yang diterima memeknya dari senjataku membuat dia begitu menikmatinya centi demi centi sangat dia rasakan. Sejenak terpikir olehku aku begitu heran kenapa aku belum juga keluar ejakulasi, ternyata inilah yang membuat aku bisa bertahan, rasa ingin memuaskan pasangan membuatku begitu perkasa di hadapannya. Akhirnya kami istirahat sebentar untuk memulihkan stamina Indah, aku khawatir dia terlalu lelah setelah menikmati 3 kali orgasme.

Tamat

Cerita Bokep Ngentot Cewek Photocopy

$
0
0

Cerita Bokep Ngentot Cewek Photocopy | Cerita Birahi Pembantu, cerita bokep, CERITA DEWASA, Cerita Dewasa Selingkuh, CERITA HOT, CERITA MESUM, cerita mesum terbaru, CERITA SEKS, cerita sex, cerita sex terbaru 2015 – Cerita Bokep Ngentot ini dimulai pada sabtu siang, 07 mei 2011, saya masih disibukkan dengan urusan Data2 dan dokument gak jelas. karena jumlah yang saya copy kudu banyak, terpaksa saya mampir ke Denpasar tepatnya dijalan watu rengong untuk urusan photocopy.

Sampailah saya disalah satu tempat yang ga begitu besar yang pegawainya kebanyakan perempuan muda yang dandanannya lumayan semua. satu persatu dokumen saya keluarin dan saya minta perbanyak trus di jilid.harusnya ga akan ada cerita seru sampe kesini kalau bukan gara2 ada salah satu pegawai disitu yang coba2 tanya ini dan itu ke saya. awalnya saya biasa aja nanggepinnya, tapi mata saya mampir terus di arah cewek toge nya dia. agen bola piala eropa 2016

Besarnya mencurigakan dan gak sesuai dengan umurnya saya rasa. satu lagi yang bikin saya mau jawab2 adalah postur nya yang lebih tinggi dari saya. 1/2 jam udah disana dan mesin macet ntah kenapa akhirnya saya kudu rela nungguin beberapa menit lagi.

tiba2 setan alas mulai bisik2 mesum ke otak saya dan saya mulai gantian iseng ke si cewek toge yang gak pindah dari depan saya. pertanyaan pertama saya adalah : cowoknnya kerja dimana.. apa dia kerja disini juga…? dan jawaban dia adalah : ” kalau aku jawab..imbalan nya apa… ” dan dia bilang nya agak bisik2.

saya jawab : terserah aja deh.. apa aja boleh..
bandar bola piala eropa 2016
dia jawab lagi : bener ya.. tapi serius ya…

saya jawab : iya deh.. apa aja boleh…

dia jawab : ngapain mikirin cowok om… mending bebas sendirian …

saya jawab : oh… gitu ya…

dia jawab : enak aja cuma oh gitu doang… aku minta hadiah sekarang..
agen bola piala eropa
saya jawab : .. apa hadiahnya.. jangan aneh2.. mau dibeliin makanan apa..

dia jawab sambil bisik2 lebih pelan lagi : om… traktir aku dugem ya…..nanti malem
saya lemes tak berdaya.. dan liat dia berulang2…… : oh gitu ya……

dia jawab lagi : tuh kan.. boong… pasti model begini.. suka boong…

saya jawab : beneran niy .. mau dugem nanti malem..

dia jawab : beneran om.. catet no hp aku.. trus janjiain nya lewat sms aja.
bandar bola piala eropa
skip janjian , ketemuan, sampe ke dia minta dianter ke diskotik diseputaran jalan legian kuta..
beberapa jam disana.. saya mulai suntuk, udah jam 3′an tapi si cewe yang ngaku namanya ayu ..masih sibuk menikmati dolar 1/2.. godek2 gak jelas.. dan dia beneran sendirian godek2.. saya males banget dan cuma bisa liatin dia doang.

akhirnya… dia udah drop kali ya… duduk samperin saya.. dan langsung sok mesra.. peluk saya dan cium pipi saya… trus bilang… om.. mau ON atau kita keluar aja yuu.. disini pengap banget…
agen bola
Nah ini dia.. pikir saya…. , udah waktunya kali ya…

saya keluar dari sana.. dan makan di fastfood deket sana.. persis depan Rs. trus saya masih sok diam dan tenang.

tadiya saya duduk sama dia.. hadap2an.. trus dia pindah disamping saya… dan ngelendot manja.. pegang tangan saya… dan bisikin sesuatu yang bikin kuping saya nganceng abizzzzzz… ” OM.. nunggu pagi.. kita nginep dulu ya… ?”
bandar bola
dan saya jawab dengan tenang yang setenang2 nya…. OH gitu… ya udah…

tapi dia malah blingsatan jewer kuping saya…. ” om kok jawab nya gitu.. gak seneng yahh.. !

saya jawab lagi.. trus saya harus jawab apa… ?

dia ngomong lagi : apa kek… seneng kek.. kaget kek… gimana kek….
agen bola terpercaya
saya jawab : oh gitu ya… ya udah .. ayo berangkat….. ( cerewet banget nih cewe pikir saya )

berlanjut cari hotel dan sampe dikamar cerita dewasa ngentot cewek photocopy ini si ayu tutup pintu… ambil HP saya.. dan dia nyalain video camera… trus kasih balik ke saya.. dan dia bergaya penari seksi.. dance ngelilingin saya…. dannnnn buka satu persatu jacket, kaos, celana panjang.

Saya baru sadar setelah liat setengah telanjangnya dia.. kalau ini barang bagus banget.. toge yang mencurigakan telah terungkap rahasianya… emang putih gede dan agak over malah untuk cewe yang masih berumur 19 tahun, sambil teriak kecil lagu kotak ” pelan2 saja ” dia terus godain saya .. sambil pegang2 muka saya.. rambut saya,. sampe jongkok.. depan kontol saya…

dan buka belt saya, anjrrriiiiiittt,,, ini pecun kelas kakap atau cewe belajar gila… atau lagi masa birahi kali ya… saya yang tadinya bisa sok tenang.. jadi bingung.. dengan video cam hp saya.. ayu.. ini terus direkam atau ga usah… ungkap saya

Trus aja om.. jangan tegur2 saya dulu.. ya.. anggap gak ada …. sambil buka kancing jeans saya… dannnnn…. dia beneran langsung buka kolor saya dan genggam kontol saya yang udah pasti keras banget. Video cam hp mesum ngentot cewek ini masih saya arahin ke arah kontol saya yang lagi diusap2 dan kocok2 pelan2..dari camera saya liat lidah dia.. udah mulai menjulur2… lincah banget..

sampe akhirnya mulut basahnya dia,,berasa banget di kemaluan saya…. ssshhhhh sedap banget nikmatttt.saya masih berdiri dengan baju lengkap tapi saya dah ga pake apa2 lagi.. dan saya masih dengan hp saya saya yang mengabadikan kejadian mesum ini..

dan dia sekarang udah jongkok persis dikolong selangkangan saya.. dan jilat biji yang menggantung yang bikin ngilu sampe ke ubun2.. posisi yang saya inget banget.. dua tangannya di pangkal paha saya. dan mulut lidahnya dia.. sibuk gerayangin kemaluan dan jilat2 ujung belahan matahari saya… dan saya tetep dengan video cam hp .

saya yang tetep berdiri.. dia biarin terus berdiri… setelah 10 menit main2 di selangkangan saya.. dia sambil jongkok buka BH dan CD nya dia dan gak pake basa basi.. langsung nungging dan pegang kontol dia.. ke memek dia…… dan saya masih tetep aja dengan video cam hp saya untuk sambil membuat video mesum kami sambil nungging dia dorong saya sampe saya nyender ditembok deket kamar mandi… dan dia bimbing lagi kontol saya yang sempet lepas pas dia dorong saya ssshhh pelan2 tapi pasti saya mulai ngerasain haus sex nya dia..dengan gerak2an erotisnya, goyangan nungggingnya dia saya kasih 10 jempol dah manteppp bangeettsss.

saya yang masih begok pegang hp sambil membuat video mesum kami dan cuma bisa liat pantat buletnya tanpa bisa liat toket dan muka manja nya dia…jadi lupa dengan rasa yang sensionall yang dia kasih ke saya. dan 5 menit digoyang. saya udah creeeeeettttttttttttttttt tanpa bisa sentuh apa2 dari tubuhnya dia, dia balik badan isep2 liar dan bikin sakit kontol saya berusaha untuk bangunin kontol saya yang mau bobo dan berhasil, dia langsung ambil kursi nungging dan dari pegangan kursi dia sodok2 sekencang2 nya.

You know what , saya masih liput adegan2 itu.. dan tangan saya gak bisa ngapa2in…, dan dia trusss sodok2 .. goyang kanan dan kiri.. muter2.. ,, sampe dia mulai ngerintih kenikmatan… yes.. yesss…. dan yeeesssssssssssss……………………..oommm aku kaluarrr tahannn duluuuuuu……………………dan setelah dia teriak..dia balik badan..

dan isep sambil kocok2 kontol saya.. di betot2.. kenceng banget… dan.. cuma butuh 2 menit .. saya creeeettt lagiii………., kayaknya dia telen semua pejuh saya.. coz saya gak liat dia buang ludah sama sekali.. trus ambil handuk.. lap2 kontol saya…. dia berdiri.. cium bibir saya…. ambil hp saya… dan dia hapus rekaman yang tdi udah nyiksa saya setengah mati.

Saya telat mikir dan telat untuk minta jangan dihapus karena saya masih kaget dengan caranya dia… dan dia langsung kekamar mandi.. dia mandi,.. saya bingung sambil pake celana dalam dan jeans … dia keluar udah rapi dan bersih… dan minta anterin pulang ke Denpasar. begitulah cerita dewasa ngentot cewek photocopy.

Lihat Juga :  Cerita Bokep Sahabat Jadi Teman Ngentot

Tamat

Cerita Mesum Gara-Gara Ranjang Yang Kesempitan

$
0
0

Cerita Mesum Gara-Gara Ranjang Yang Kesempitan – Mertuaku adalah seorang janda dengan kulit yang putih, cantik, lembut, dan berwajah keibu ibuan, dia selalu mengenakan kebaya jika keluar rumah. Dan mengenakan daster panjang bila didalam rumah, dan rambutnya dikonde keatas sehingga menampakkan kulit lehernya yang putih jenjang. Sebenarnya semenjak aku masih pacaran dengan anaknya, aku sudah jatuh cinta padanya Aku sering bercengkerama dengannya walaupun aku tahu hari itu pacarku kuliah. Diapun sangat baik padaku, dan aku diperlakukan sama dengan anak anaknya yang lain. Bahkan tidak jarang bila aku kecapaian, dia memijat punggungku.

Setelah aku kawin dengan anaknya dan memboyong istriku kerumah kontrakanku, mertuaku rajin menengokku dan tidak jarang pula menginap satu atau dua malam. Karena rumahku hanya mempunyai satu kamar tidur, maka jika mertuaku menginap, kami terpaksa tidur bertiga dalam satu ranjang. Biasanya Ibu mertua tidur dekat tembok, kemudian istri ditengah dan aku dipinggir. Sambil tiduran kami biasanya ngobrol sampai tengah malam, dan tidak jarang pula ketika ngobrol tanganku bergerilya ketubuh istriku dari bawah selimut, dan istriku selalu mendiamkannya.

Bahkan pernah suatu kali ketika kuperkirakan mertuaku sudah tidur, kami diam diam melakukan persetubuhan dengan istriku membelakangiku dengan posisi agak miring, kami melakukankannya dengan sangat hati hati dan suasana tegang. Beberapa kali aku tepaksa menghentikan kocokanku karena takut membangunkan mertuaku. Tapi akhirnya kami dapat mengakhirinya dengan baik aku dan istriku terpuaskan walaupun tanpa rintihan dan desahan istriku.

Suatu malam meruaku kembali menginap dirumahku, seperti biasa jam 21.00 kami sudah dikamar tidur bertiga, sambil menonton TV yang kami taruh didepan tempat tidur. Yang tidak biasa adalah istriku minta ia diposisi pinggir, dengan alasan dia masih mondar mandir kedapur. Sehingga terpaksa aku menggeser ke ditengah walaupun sebenarnya aku risih, tetapi karena mungkin telalu capai, aku segera tidur terlebih dahulu.

Aku terjaga pukul 2.00 malam, layar TV sudah mati. ditengah samar samar lampu tidur kulihat istriku tidur dengan pulasnya membelakangiku, sedangkan disebelah kiri mertuaku mendengkur halus membelakangiku pula. Hatiku berdesir ketika kulihat leher putih mulus mertuaku hanya beberapa senti didepan bibirku, makin lama tatapan mataku mejelajahi tubuhnya, birahiku merayap melihat wanita berumur yang lembut tergolek tanpa daya disebelahku..

Dengan berdebar debar kugeser tubuhku kearahnya sehingga lenganku menempel pada punggungnya sedangkan telapak tanganku menempel di bokong, kudiamkan sejenak sambil menunggu reaksinya. Tidak ada reaksi, dengkur halusnya masih teratur, keberanikan diriku bertindak lebih jauh, kuelus bokong yang masih tertutup daster, perlahan sekali, kurasakan birahiku meningkat cepat. Penisku mulai berdiri dan hati hati kumiringkan tubuhku menghadap mertuaku.

Kutarik daster dengan perlahan lahan keatas sehingga pahanya yang putih mulus dapat kusentuh langsung dengan telapak tanganku. Tanganku mengelus perlahan kulit yang mulus dan licin, pahanya keatas lagi pinggulnya, kemudian kembali kepahanya lagi, kunikmati sentuhan jariku inci demi inci, bahkan aku sudah berani meremas bokongnya yang sudah agak kendor dan masih terbungkus CD.
Tiba tiba aku dikejutkan oleh gerakan mengedut pada bokongnya sekali, dan pada saat yang sama dengkurnya berhenti.

Aku ketakutan, kutarik tanganku, dan aku pura pura tidur, kulirik mertuaku tidak merubah posisi tidurnya dan kelihatannya dia masih tidur. Kulirik istriku, dia masih membelakangiku, Penisku sudah sangat tegang dan nafsu birahiku sudah tinggi sekali, dan itu mengurangi akal sehatku dan pada saat yang sama meningkatkan keberanianku.

Setelah satu menit berlalu situasi kembali normal, kuangkat sarungku sehingga burungku yang berdiri tegak dan mengkilat menjadi bebas, kurapatkan tubuh bagian bawahku kebokong mertuaku sehingga ujung penisku menempel pada pangkal pahanya yang tertutup CD. Kenikmatan mulai menjalar dalam penisku, aku makin berani, kuselipkan ujung penisku di jepitan pangkal pahanya sambil kudorong sedikit sedikit, sehingga kepala penisku kini terjepit penuh dipangkal pahanya, rasa penisku enak sekali, apalagi ketika mertuaku mengeser kakinya sedikit, entah disengaja entah tidak.

Tanpa meninggalkan kewaspadaan mengamati gerak gerik istri, kurangkul tubuh mertuaku dan kuselipkan tanganku untuk meremas buah dadanya dari luar daster tanpa BH. Cukup lama aku melakukan remasan remasan lembut dan menggesekan gesekkan penisku dijepitan paha belakangnya. Aku tidak tahu pasti apakah mertuaku masih terlelap tidur atau tidak tapi yang pasti kurasakan puting dibalik dasternya terasa mengeras. Dan kini kusadari bahwa dengkur halus dari mertuaku sudah hilang.., kalau begitu..pasti ibuku mertuaku sudah terjaga..? Kenapa diam saja? kenapa dia tidak memukul atau menendangku, atau dia kasihan kepadaku? atau dia menikmati..? Oh.. aku makin terangsang.

Tak puas dengan buah dadanya, tanganku mulai pindah keperutnya dan turun keselangkangannya, tetapi posisinya yang menyebabkan tangan kananku tak bisa menjangkau daerah sensitifnya. Tiba tiba ia bergerak, tangannya memegang tanganku, kembali aku pura pura tidur tanpa merrubah posisiku sambil berdebar debar menanti reaksinya. Dari sudut mataku kulihat dia menoleh kepadaku, diangkatnya tanganku dengan lembut dan disingkirkannya dari tubuhnya, dan ketika itupun dia sudah mengetahui bahwa dasternya sudah tersingkap sementara ujung penisku yang sudah mengeras terjepit diantara pahanya.

Jantungku rasanya berhenti menunggu reaksinya lebih jauh. Dia melihatku sekali lagi, terlihat samar samar tidak tampak kemarahan dalam wajahnya, dan ini sangat melegakanku .
Dan yang lebih mengejutkanku adalah dia tidak menggeser bokongnya menjauhi tubuhku, tidak menyingkirkan penisku dari jepitan pahanya dan apalagi membetulkan dasternya. Dia kembali memunggungiku meneruskan tidurnya, aku makin yakin bahwa sebelumnya mertuaku menikmati remasanku di payudaranya, hal ini menyebabkan aku berani untuk mengulang perbuatanku untuk memeluk dan meremas buah dadanya. Tidak ada penolakan ketika tanganku menyelusup dan memutar mutar secara lembut langsung keputing teteknya melalui kancing depan dasternya yang telah kulepas. Walaupun mertuaku berpura pura tidur dan bersikap pasif, tapi aku dengar nafasnya sudah memburu.

Cukup lama kumainkan susunya sambil kusodokkan kemaluanku diantara jepitan pahanya pelan pelan, namun karena pahanya kering, aku tidak mendapat kenikmatan yang memadai, Kuangkat pelan pelan pahanya dengan tanganku, agar aku penisku terjepit dalam pahanya dengan lebih sempurna, namun dia justru membalikkan badannya menjadi terlentang, sehingga tangannya yang berada disebelah tangannya hampir menyetuh penisku, bersamaan dengan itu tangan kirinya mencari selimutnya menutupi tubuhnya. Kutengok istri yang berada dibelakangku, dia terlihat masih nyenyak tidurnya dan tidak menyadari bahwa sesuatu sedang terjadi diranjangnya.

Kusingkap dasternya yang berada dibawah selimut, dan tanganku merayap kebawah CDnya. Dan kurasakan vaginanya yang hangat dan berbulu halus itu sudah basah. Jari tanganku mulai mengelus, mengocok dan meremas kemaluan mertuaku. Nafasnya makin memburu sementara dia terlihat berusaha untuk menahan gerakan pinggulnya, yang kadang kadang terangkat, kadang mengeser kekiri kanan sedikit. Kunikmati wajahnya yang tegang sambil sekali kali menggigit bibirnya. Hampir saja aku tak bisa menahan nafsu untuk mencium bibirnya, tapi aku segera sadar bahwa itu akan menimbulkan gerakan yang dapat membangunkan istriku.

Setelah beberapa saat tangan kanannya masih pasif, maka kubimbing tangannya untuk mengelus elus penisku, walaupun agak alot akhirnya dia mau mengelus penisku, meremas bahkan mengocoknya. Agak lama kami saling meremas, mengelus, mengocok dan makin lama cepat, sampai kurasakan dia sudah mendekati puncaknya, mertuakan membuka matanya, dipandanginya wajahku erat erat, kerut dahinya menegang dan beberapa detik kemudian dia menghentakkan kepalanya menengadah kebelakang. Tangan kirinya mencengkeram dan menekan tanganku yang sedang mengocok lobang kemaluannya. Kurasakan semprotan cairan di pangkal telapak tanganku. Mertuaku mencapai puncak kenikmatan, dia telah orgasme. Dan pada waktu hampir yang bersamaan air maniku menyemprot kepahanya dan membasahi telapak tangannya. Kenikmatan yang luar biasa kudapatkan malam ini, kejadianya begitu saja terjadi tanpa rencana bahkan sebelumnya membayangkanpun aku tidak berani.

Sejak kejadian itu, sudah sebulan lebih mertuaku tidak pernah menginap dirumahku, walaupun komunikasi dengan istriku masih lancar melalui telpon. Istriku tidak curiga apa apa tetapi aku sendiri merasa rindu, aku terobsesi untuk melakukannya lebih jauh lagi. Kucoba beberapa kali kutelepon, tetapi selalu tidak mau menerima. Akhirnya setelah kupertimbangkan maka kuputuskan aku harus menemuinya.
Hari itu aku sengaja masuk kantor separo hari, dan aku berniat menemuinya dirumahnya, sesampai dirumahnya kulihat tokonya sepi pengunjung, hanya dua orang penjaga tokonya terlihar asik sedang ngobrol. Tokonya terletak beberapa meter dari rumah induk yang cukup besar dan luas. Aku langsung masuk kerumah mertuaku setelah basa basi dengan penjaga tokonya yang kukenal dengan baik. Aku disambut dengan ramah oleh mertuaku, seolah olah tidak pernah terjadi sesuatu apa apa, antara kami berdua, padahal sikapku sangat kikuk dan salah tingkah.
“Tumben tumbenan mampir kesini pada jam kantor?”
“Ya Bu, soalnya Ibu nggak pernah kesana lagi sih”
Mertuaku hanya tertawa mendengarkan jawabanku
“Ton. Ibu takut ah.. wong kamu kalau tidur tangannya kemana mana.., Untung istrimu nggak lihat, kalau dia lihat.. wah.. bisa berabe semua nantinya..”
“Kalau nggak ada Sri gimana Bu..?” tanyaku lebih berani.
“Ah kamu ada ada saja, Memangnya Sri masih kurang ngasinya, koq masih minta nambah sama ibunya.”
“Soalnya ibunya sama cantiknya dengan anaknya” gombalku.
“Sudahlah, kamu makan saja dulu nanti kalau mau istirahat, kamar depan bisa dipakai, kebetulan tadi masak pepes” selesai berkata ibuku masuk ke kamarnya.

Aku bimbang, makan dulu atau menyusul mertua kekamar. Ternyata nafsuku mengalahkan rasa lapar, aku langsung menyusul masuk kekamar, tetapi bukan dikamar depan seperti perintahnya melainkan kekamar tidur mertuaku. Pelan pelan kubuka pintu kamarnya yang tidak terkunci, kulihat dia baru saja merebahkan badannya dikasur, dan matanya menatapku, tidak mengundangku tapi juga tidak ada penolakan dari tatapannya. Aku segera naik keranjang dan perlahan lahan kupeluk tubuhnya yang gemulai, dan kutempelkan bibirku penuh kelembutan. Mertuaku menatapku sejenak sebelum akhirnya memejamkan matanya menikmati ciuman lembutku. Kami berciuman cukup lama, dan saling meraba dan dalam sekejap kami sudah tidak berpakaian, dan nafas kami saling memburu. Sejauh ini mertuaku hanya mengelus punggung dan kepalaku saja, sementara tanganku sudah mengelus paha bagian dalam. Ketika jariku mulai menyentuh vaginanya yang tipis dan berbulu halus, dia sengaja membuka pahanya lebar lebar, hanya sebentar jariku meraba kemaluanya yang sudah sangat basah itu, segera kulepas ciumanku dan kuarahkan mulutku ke vagina merona basah itu.

Pada awalnya dia menolak dan menutup pahanya erat erat.
“Emoh.. Ah nganggo tangan wae, saru ah.. risih..” namun aku tak menghiraukan kata katanya dan aku setengah memaksa, akhirnya dia mengalah dan membiarkan aku menikmati sajian yang sangat mempesona itu, kadang kadang kujilati klitorisnya, kadang kusedot sedot, bahkan kujepit itil mertuaku dengan bibirku lalu kutarik tarik keluar.
“Terus nak Ton.., Enak banget.. oh.. Ibu wis suwe ora ngrasakke penak koyo ngene sstt”
Mertuaku sudah merintih rintih dengan suara halus, sementara sambil membuka lebar pahanya, pinggulnya sering diangkat dan diputar putar halus. Tangan kiriku yang meremas remas buah dadanya, kini jariku sudah masuk kedalam mulutnya untuk disedot sedot.
Ketika kulihat mertuaku sudah mendekati klimax, maka kuhentikan jilatanku dinya, kusodorkan ku kemulutnya, tapi dia membuang muka kekiri dan kekanan, mati matian tidak mau mengisap penisku. Dan akupun tidak mau memaksakan kehendak, kembali kucium bibirnya, kutindih tubuhnya dan kudekap erat erat, kubuka leber lebar pahanya dan kuarahkan ujung penisku yang mengkilat dibibr vaginanya.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Selingkuh Pasienku Menggodaku

Mertuaku sudah tanpa daya dalam pelukanku, kumainkan penisku dibibir kemaluannya yang sudah basah, kumasukkan kepala penis, kukocok kocok sedikt, kemudian kutarik lagi beberapa kali kulakukan.
“Enak Bu?”
“He eh, dikocok koyo ngono tempikku keri, wis cukup Ton, manukmu blesekno sin jero..”
“Sekedap malih Bu, taksih eco ngaten, keri sekedik sekedik”
“Wis wis, aku wis ora tahan meneh, blesekno sih jero meneh Ton oohh.. ssttss.. Ibu wis ora tahan meneh, aduh enak banget tempikku” sambil berkata begitu diangkatnya tinggi tinggi bokongnya, bersamaan dengan itu kumasukkan ku makin kedalam nya sampai kepangkalnya, kutekan ku dalam dalam, sementara Ibu mertuaku berusaha memutar mutar pinggulnya, kukocokkan penisku dengan irama yang tetap, sementara tubuhnya rapat kudekap, bibirku menempel dipipinya, kadang kujilat lehernya, ekspresi wajahnya berganti ganti. Rupanya Ibu anak sama saja, jika sedang menikmati sex mulutnya tidak bisa diam, dari kata jorok sampai rintihan bahkan mendekati tangisan.
Ketika rintihannya mulai mengeras dan wajahnya sudah diangkat keatas aku segera tahu bahwa mertua akan segera orgasme, kukocok ku makin cepat.

“Ton..aduh aduh.. Tempikku senut senut, ssttss.. Heeh mu gede, enak banget.. Ton aku meh metu.. oohh.. Aku wis metu..oohh.”
Mertuaku menjerit cukup keras dan bersamaan dengan itu aku merasakan semprotan cairan dalam vaginanya. Tubuhnya lemas dalam dekapanku, kubiarkan beberapa menit untuk menikmati sisa sisa orgasmenya sementara aku sendiri dalam posisi nanggung.
Kucabut penisku yang basah kuyup oleh lendirnya knya, dan kusodorkan ke mulutnya, tapi dia tetap menolak namun dia menggegam penisku untuk dikocok didepan wajahnya. Ketika kocokkannya makin cepat, aku tidak tahan lagi dan muncratlah lahar maniku kewajahnya.

Siang itu aku sangat puas demikian juga mertuaku, bahkan sebelum pulang aku sempat melakukannya lagi, ronde kedua ini mertuaku bisa mengimbangi permainanku, dan kami bermain cukup lama dan kami bisa sampai mencapai orgasme pada saat yang sama.

Tamat

Cerita Dewasa Jeritan Pembawa NIKMAT!!

$
0
0

Cerita Dewasa Jeritan Pembawa NIKMAT!! – Batang kemaluanku begitu kesulitan ketika berusaha melakukan genjotan – genjotan ala Ujang yang hebat, kucolok-colok belahan vaginanya dengan batang besar di selangkanganku. “Wahhh Shasha, memek lu enak banget sich” Aku semakin ngelunjak, kugenjot-genjot lubang vaginanya, semakin lama semakin kuat kuayunkan batang kemaluanku menyodok-nyodok belahan vagina Non Shasha yang menggigit batang kemaluanku.

“UJANGG…., Oww..!! Crrr Crrrrttt…..”lubang vagina Non Shasha terasa seperti sedang mengunyah batang kemaluanku, rasanya enak sekali ketika lubang vaginanya berkedut-kedut mengenyot batang penisku. “Cleppp, Cleppp, Cleppp, Clepppp” suara-suara becek terdengar semakin nyaring ketika batang kemaluanku menyodoki belahan vaginanya yang sudah banjir oleh cairan kenikmatannya, kutusuk-tusuk belahan vagina Non Shasha dalam gerakan-gerakan lembut yang teratur untuk menikmati kehangatan dan jepitan lubang vaginanya yang peret, kubelai rambutnya dan ia menatapku dengan tatapan matanya yang sayu.

Kupandangi buah dadanya yang bergoyang-goyang dengan indah ketika kusodokkan batang kemaluanku, kucubit dan kutarik-tarik putting susunya sampai ia mendesis sambil menggeliatkan tubuhnya yang sudah basah, bercucuran air keringat.. “Ohhh, Ujanggg….!! Enakkk…., Ujanggg…..!! ” kedua tangan Nona Shasha berpegangan pada lengan kursi ketika aku berusaha setengah mati menggerayangi dan meremas-remas buah dadanya sambil menyodok-nyodokkan batang kemaluanku.

Aku semakin ketagihan untuk menggenjot-genjot vagina Non Shasha, rasanya nikmat sekali ketika batang kemaluanku mengexplorasi lubang vaginanya yang sempit dan seret, kubenamkan batang kemaluanku dalam-dalam sambil meremas induk payudaranya. Ia menatapku seolah sedang memohon agar aku kembali menggenjoti vaginanya, sementara aku malah terkagum-kagum menatap lekuk liku tubuhnya sambil mengelusi kedua pahanya yang sedang mengangkang, tubuhnya yang putih mulus kini terkulai pasrah dihadapanku, ia tampak kecewa ketika aku mencabut kemaluanku, kubersihkan selangkangannya dengan kertas tissue.

“Ahhhhhhhhhhhh…., ” Non Shasha mendesah panjang ketika aku menjilati batang lebernya, kedua tangannya memeluk kepalaku, harum tubuh Nona Shasha semakin membuatku terangsang, kugeluti dan kucumbui lehernya, seperti film-film yang sering kutonton, hanya bedanya kini akulah aktor utama yang terganteng di dalam ruangan ini, tiba-tiba aku melirik ke kiri dan ke kanan, emang nggak ada laki-laki lagi selain diriku ini T_T Jari tanganku mencubit dan menjepit putting susu Non Shasha, kemudian kupelintir-pelintir putting yang keras meruncing itu, kuusap-usap pangkal payudara Non Shasha bagian bawah, kubelai dan kemudian kuremas-remas dengan lembut. Nona Shasha memberikan reaksi yang membuatku semakin bersemangat untuk mengelus-ngelus dan meremasi gundukan buah dadanya yang putih menggembung.

“Ujangg, kamu belajar dari mana sichhh, koq enak amattt….” Tanpa sadar Nona Shasha merintih lirih ketika aku menjulurkan lidahku keluar dan menggergaji putting susunya dengan lidahku, berkali-kali ujung lidahku yang lancip memutari putting susunya, lidahku menarikan tarian birahi untuk merangsang Non Shasha yang cantik.

“Cuppp Cuppppp, Hummmm.. Mummhhhh” kukecupi gundukan buah dada Non Shasha sebelum akhirnya kukemut-kemut putingnya yang berwarna kemerahan, kubenamkan kepalaku diantara kedua buah dadanya, dengan semakin rakus kujilati belahan dada Nona Shasha, sesekali kuciumi dan kugigit-gigit kecil induk pentil susunya yang semakin lancip.

Mataku sampai teler ketika ia mengangkangkan kedua pahanya lebar-lebar, ia seperti menantangku untuk segera menikmati belahan vaginanya, wajahnya yang cantik tertunduk malu, ia tidak berani menatapku. Kutundukkan kepalaku sambil menjulurkan lidah keluar. Perlahan-lahan lidahku menggelitiki belahan bibir vaginanya, kukorek-korek lubang vaginanya yang menebarkan aroma yang membuatku semakin gemas melumat-lumat vaginanya, kueemut-emut bibir vaginanya, kuhisap-hisap lubang vagina Non Shasha yang bertambah basah karena cairan nafsunya yang semakin banyak meleleh.

“Aaaaa…, Essshhh, Ouuhhhh… Ujangggg, Kamu nakallll Ekkhhh..”

Lidahku menggelitiki daging kecil mungil yang biasanya disebut sebagai itil atau kelentit, sesekali tubuh Nona Shasha tersentak ketika lidahku mengait daging itu.

Kugesek-gesek belahan vagina Nona Shasha dengan mengunakan kepala penisku, kemudian kujejalkan kembali batang penisku membelah belahan vagina Non Shasha, aku semakin bernafsu, ATAS NAMA CINTA, Emmmnh salah ding.., ATAS NAMA NAFSU!!!!, kurojok-rojokkan batang kemaluan kuat-kuat sampai Nona Shasha meringis kewalahan menerima sodokan-sodokanku.

“Ahhhhhhhhhhh…., ” Mata sipitnya terbelak lebar sementara mulutnya terbuka lebar seperti hendak mengucapkan huruf “A”, berkali-kali tubuh seksinya tersentak-sentak dengan kuat menerima jatah sodokan mautku yang menghajar lubang vaginanya.

“Ennnhhh, Ennnhhh…, Assshhhh,, Hssshhhhh” berkali-kali Nona Shasha mendesis pelan, kepalanya terlempar ke kiri dan ke kanan.

Tampaknya ia semakin kewalahan menghadapi genjotan-genjotan penisku, kuhajar belahan vaginanya sambil menatap dalam-dalam ekspresi wajahnya, dari ekspresi wajahnya tampaknya ia sangat menikmati sodokan-sodokan batang penisku. Aku semakin bernafsu menghantamkan penisku, kurojok dan kusentakkan batang kemaluanku kuat-kuat, akhirnya dalam hitungan menit Nona Shasha kembali menggelepar tanpa daya.

“Crrrr…, Crrrrtt Crrrrreettt….., Hssssshh, gila kamu.. Owww, pelannn Sssh”

kutarik dan kubetot batang kemaluanku kuat-kuat, kemudian kuayun-ayunkan dengan sentakan-sentakan kuat yang berirama, kusodok-sodok belahan vagina Non Shasha, Clepppp.. Clppppp… Clpppppp, suara-suara aneh itu terdengar ketika aku membenam-benamkan batang kemaluanku menyodok belahan vaginanya.

Aku menarik nafas panjang – panjang, kemudian kutarik tubuh Non Shasha, kini ia nungging diatas lantai, kugesekkan kepala kemaluanku pada belahan vaginanya kemudian kutekankan kepala penisku yang semakin terbenam di belahan vaginanya, setelah membekap mulutnya dengan bibirku kujebloskan benda panjang di selangkanganku menyodok vaginanya dari belakang.

“Haemmmm… !!” Non Shasha menjerit keras dan kupompa vaginanya dengan lembut, kedua tanganku meraih buah dadanya dari belakang, sambil menyodok-nyodok vaginanya aku meremas-remas kedua gunung kenyalnya.

“Hhhhh Hhhhhhhhhh.. Hssshh Ujanggg Hssssss “terdengar suara Non Shasha mendesis pelan ketika aku melepaskan kuluman bibirku , hembusan nafasnya yang harum dan hangat menerpa wajahku, entah kenapa tiba-tiba Non Shasha tiba-tiba terisak menangis, air matanya meleleh melalui pipinya, aku hanya tersenyum sambil mengecup pipinya, kubelai rambutnya yang dicat pirang, Shasha benar-benar cantik, pinggangnya ramping, perutnya rata, kuremas pinggulnya dan kutepuk bokongnya.

Non Shasha semakin kuat terisak ketika tubuhnya terayun-ayun, sambil mengayunkan batang kemaluanku aku memejamkan mataku untuk lebih meresapi kenikmatan belahan vaginanya, kuaduk-aduk belahan vaginanya kuat-kuat

“Crrrrr Crrrrr…… Crrrrrrr…… Nhhhhh” tubuh Non Shasha mengejang kemudian terkulai lemas, ia meringis ketika aku memompa dengan semakin cepat dan dalam, menusuki belahan sempit vaginanya dari belakang, kedua tanganku mengelus pinggangnya yang ramping, tubuhnya yang putih dan mulus terdorong maju mundur dengan teratur ketika aku menjejalkan benda besar di selangkanganku menyodok-nyodok vagina Shasha yang sedang menungging, sesekali terdengar suara isak tangisnya, si cantik Shasha menangis, tangisannya terdengar begitu merdu karena diiringi suara rintihan-rintihan kecil yang membuatku semakin bernafsu merojok-rojok liang vaginanya yang peret.

“UJANGGGG……!!! ” tiba-tiba terdengar suara jeritan keras memanggil namaku, jeritan penyihir tua yang menakutkan, membuat konsentrasiku buyar, pertahananku hancur berantakan.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Selingkuh Pasienku Menggodaku

“Huek…, ngahaaakkk Kecrotttt… Crrrotttttt….” jeritan keras itu membuatku kehilangan kendali, berkali-kali penisku menyemburkan lahar panas, padahal aku masih ingin menggarap tubuh mulus nona Shasha dengan batang kemaluanku yang besar dan panjang, Non Shasha menahan nafas ketika aku mencabut penisku. Aku segera bangkit dan memakai kembali pakaianku, karena kembali terdengar jeritan keras menggelegar memanggil namaku.

“UJANGGGGG……!! ” kembali terdengar jeritan pembawa nikmat melengking tinggi memanggil namaku, (Ujang lagi..!, Ujang Lagii…!!sabar atuhh..!! cape nihh abis ngentot tapi EUNAKKKKK )

Sebelum keluar dari ruangan itu aku masih sempat mengecup bibir Nona Shasha yang seksi, ia hanya diam menatapku yang meremas payudaranya kemudian menarik gemas putting susunya hingga ia mendesis lirih, sebelum menutup pintu ruangan itu aku kembali mengintip kedalam, Shasha sedang memakai celana dalamnya dengan terburu-buru, ia membalikkan tubuhnya ketika menyadari ada sebuah kepala yang tersembul dari sela-sela pintu yang hampir tertutup…., Kepalaku he he he…, ingatlah wajah burukku yang dipenuhi bekas luka bopeng ini Shasha sayang, karena AKULAH PEJANTANMU…….!!
“UJANGGGGGG…..!! “
“IYA BUUUUUU…….!!”
Di sore hari aku menggaruk-garuk kepalaku sambil membersihkan WC kantor, aku mengeluarkan dan memegang senjataku, kukocok benda di selangkanganku hingga menegang maksimal……… aku tersenyum mengingat kejadian tadi sore sepulang jam kantor, langkah Non Shasha agak mengangkang, ia tertunduk malu ketika aku menatapnya.

Tamat

Cerita Sex Libido Tante Yang Besar

$
0
0

Cerita Sex Libido Tante Yang Besar – Tempat berbagi Cerita & Foto Sex, Dewasa, ABG, HOT, Tips Bercinta : Cerita Seks Libido yang Besar. Aku sudah berkeluarga dan mempunyai 2 anak yang cantik dan ganteng, anak yang pertama masih kelas 2 SMP sedangkan anak ke dua masih 3 SD, saat ini aku berumur 38 tahun aku mempunyai istri yang lebih muda dari saya, aku bekerja di sebeuh telekomunikasi, sedangkan istri saya berkarier sebagai pegawai farmasi.

Istriku orangnya setia kami saling mencintai aku juga setia kepada istri saya, tapi kalo soal sex aku memang suka berselingkuh,setia ku hanya unutk istriku tapi untuk soal sex bisa ke semua wanita yang aku taksir, aku memiliki libido yang tinggi sehingga istri saya tidak cukup untuk melayaninafsu seks ku yang besar. Saya menginginkan hubungan paling tidak dua kali dalam seminggu.

Tetapi istri saya menganggap sekali dalam seminggu sudah berlebihan. Dia pernah bilang kepada saya, “Lebih enak hubungan sekali dalam sebulan.” Tiap kali hubungan kami mencapai orgasme bersama-sama. Jadi sebenarnya tidak ada masalah dengan saya.

Rendahnya minat istri saya itu dikarenakan dia terlalu terkuras tenaga dan pikirannya untuk urusan kantor. Dia berangkat ke kantor pukul 07.30 dan pulang lepas Maghrib. Sampai di rumah sudah lesu dan sekitar pukul 20.00 dia sudah terlelap, meninggalkan saya kekeringan.

Kalau sudah begitu biasanya saya melakukan onani. Tentu tanpa sepengetahuan dia, karena malu kalau ketahuan. Selama perkawinan kami sudah tak terhitung berapa kali saya berselingkuh. Kalau istri saya tahu, saya tak bisa membayangkan akan seperti apa neraka yang diciptakannya

Bukan apa-apa. Perempuan-perempuan yang saya tiduri adalah mereka yang sangat dekat dengan dia. Saya menyimpan rapat rahasia itu. Sampai kini. Itu karena saya melakukan persetubuhan hanya sekali terhadap seorang perempuan yang sama. Saya tak mau mengulanginya. Saya khawatir, pengulangan bakal melibatkan perasaan.

Padahal yang saya inginkan cuma persetubuhan fisik. Bukan hati dan perasaan. Saya berusaha mengindarinya sebisa mungkin, dan memberi kesan kepada si perempuan bahwa semua yang terjadi adalah kekeliruan. Memang ada beberapa perempuan sebagai perkecualian yang nanti akan saya ceritakan. Cerita Sex

Perempuan pertama yang saya tiduri semenjak menikah tidak lain adalah kakak istri saya. Oh ya, istri saya merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Semuanya perempuan. Istri saya sebut saja bernama Evi.

Kedua kakak Evi sudah menikah dan punya anak. Mereka keluarga bahagia semuanya, dan telah memiliki tempat tinggal masing-masing. Hanya saya dan istri yang ikut mertua dua tahun pertama perkawinan kami. Setiap minggu keluarga besar istri saya berkumpul. Mereka keluarga yang hangat dan saling menyayangi.

Mbak Raina, kakak istri saya ini adalah seorang perempuan yang dominan. Dia terlihat sangat menguasai suaminya. Saya sering melihat Mbak Raina menghardik suaminya yang berpenampilan culun. Suami Mbak Raina sering berkeluh-kesah dengan saya tentang sikap istrinya.

Tetapi kepada orang lain Mbak Raina sangat ramah, termasuk kepada saya. Dia bahkan sangat baik. Mbak Raina sering datang bersama kedua anaknya berkunjung ke rumah orang tuanya -yang artinya rumah saya juga- tanpa suaminya. Kadang-kadang sebagai basa-basi saya bertanya, “Kenapa Mas Wid tidak diajak?” “Ahh malas saya ngajak dia,” jawabnya.

Saya tak pernah bertanya lebih jauh. Seringkali saat Mbak Raina datang dan menginap, pas istri saya sedang tugas luar kota. Istri saya dua minggu sekali keluar kota saat itu.

Dia adalah seorang detailer yang gigih dan ambisius. Jika sudah demikian biasanya ibu mertua saya yang menyiapkan kopi buat saya, atau makan pagi dan makan malam. Tapi jika pas ada Mbak Raina, ya si Mbak inilah yang menggantikan tugas ibu mertua. Tak jarang Mbak Raina menemani saya makan.

Karena seringnya bertemu, maka saya pun mulai dirasuki pikiran kotor. Saya sering membayangkan bisa tidur dengan Mbak Raina. Tapi mustahil. Mbak Raina tidak menunjukkan tipe perempuan yang gampang diajak tidur. Karenanya saya hanya bisa membayangkannya. Apalagi kalau pas hasrat menggejolak sementara istri saya up country. Aduhh, tersiksa sekali rasanya.

Dan sore itu, sehabis mandi keramas saya mengeringkan rambut dengan kipas angin di dalam kamar. Saya hanya bercelana dalam ketika Mbak Raina mendadak membuka pintu. “Kopinya Dik Fredo.” Saya terkejut, dan Mbak Raina buru-buru menutup pintu ketika melihat sebelah tangan saya berada di dalam celana dalam, sementara satu tangan lain mengibas-ibas rambut di depan kipas angin. Saya malu awalnya.

Tetapi kemudian berpikir, apa yang terjadi seandainya Mbak Raina melihat saya bugil ketika penis saya sedang tegang? Pikiran itu terus mengusik saya. Peristiwa membuka pintu kamar dengan mendadak bukan hal yang tidak mungkin. Adik-adik dan kakak-kakak istri saya memang terbiasa begitu. Mereka sepertinya tidak menganggap masalah. Seolah kamar kami adalah kamar mereka juga.

Adik istri saya yang bungsu (masih kelas II SMU, sebut saja Vira) bahkan pernah menyerobot masuk begitu saja ketika saya sedang bergumul dengan istri saya. Untung saat itu kami tidak sedang bugil.

Tapi dia sendiri yang malu, dan berhari-hari meledek kami. Sejak peristiwa Mbak Raina membuka pintu itu, saya jadi sering memasang diri, tiduran di dalam kamar dengan hanya bercelana dalam sambil coli (onani). Saya hanya ingin menjaga supaya penis saya tegang, dan berharap saat itu Mbak Raina masuk.

Saya rebahan sambil membaca majalah. Sialnya, yang saya incar tidak pernah datang. Sekali waktu malah si Vira yang masuk buat meminjam lipstik istri saya. Ini memang sudah biasa. Buru-buru saya tutupkan CD saya. Tapi rupanya mata Vira keburu melihat.

“Woww, indahnya.” Dia tampak cengengesan sambil memolesi bibirnya dengan gincu. “Mau kemana?” tanya saya. “Nggak. Pengin makai lipstik aja.” Saya meneruskan membaca. “Coli ya Mas?” katanya. Gadis ini memang manja, dan sangat terbuka dengan saya. Ketika saya masih berpacaran dengan istri saya, kemanjaannya bahkan luar biasa. Tak jarang kalau saya datang dia menggelendot di punggung saya.

Tentu saya tak punya pikiran apa-apa. Dia kan masih kecil waktu itu. Tapi sekarang. Ahh. Tiba-tiba saya memperhatikannya. Dia sudah dewasa. Sudah seksi. Teteknya 34. Pinggang ramping, kulit bersih.

Dia yang paling cantik di antara saudara istri saya. Pikiran saya mulai kotor. Menurut saya, akan lebih mudah sebenarnya menjebak Vira daripada Mbak Raina. Vira lebih terbuka, lebih manja.

Kalau cuma mencium pipi dan mengecup bibir sedikit, bukan hal yang sulit. Dulu saya sering mengecup pipinya. Tapi sejak dia kelihatan sudah dewasa, saya tak lagi melakukannya. Akhirnya sasaran jebakan saya beralih ke Vira.

Saya mencoba melupakan Mbak Raina. Sore selepas mandi saya rebahan di tempat tidur, dan kembali memasang jebakan untuk Vira. Saya berbulat hati untuk memancing dia. Ini hari terakhir istri saya up country. Artinya besok di kamar ini sudah ada istri saya. Saya elus perlahan-lahan penis saya hingga berdiri tegak.

Saya tidak membaca majalah. Saya seolah sedang onani. Saya pejamkan mata saya. Beberapa menit kemudian saya dengar pintu kamar berderit lembut. Ada yang membuka. Saya diam saja seolah sedang keasyikan onani. Tidak ada tanggapan. Saya melihat pintu dengan sudut mata yang terpicing. Sialan. Tak ada orang sama sekali.

Mungkin si Vira langsung kabur. Saya hampir saja menghentikan onani saya ketika dari mata yang hampir tertutup saya lihat bayangan. Segera saya mengelus-elus penis saya dengan agak cepat dan badan bergerak-gerak kecil.

Saya mencoba mengerling di antara picingan mata. Astaga! Kepala Mbak Raina di ambang pintu. Tapi kemudian bayangan itu lenyap. Lalu muncul lagi, hilang lagi, Kini tahulah saya, Mbak Raina sembunyi-sembunyi melihat saya.

Beberapa saat kemudian pintu ditutup, dan tak dibuka kembali sampai saya menghentikan onani saya. Tanpa mani keluar. Malamnya, di meja makan kami makan bersama-sama. Saya, kedua mertua, Mbak Raina, Vira dan kakak Vira, Rainang. Berkali-kali saya merasakan Mbak Raina memperhatikan saya.

Saya berdebar-debar membayangkan apa yang ada di pikiran Mbak Raina. Saya sengaja memperlambat makan saya. Dan ternyata Mbak Raina pun demikian.

Sehingga sampai semua beranjak dari meja makan, tinggal kami berdua. Selesai makan kami tidak segera berlalu. Piring-piring kotor dan makanan telah dibereskan Mak Jah, pembantu kami. “Dik Fredo kesepian ya? Suka begitu kalau kesepian?” Mbak Raina mebuka suara. Saya kaget. Dia duduk persis di kanan saya.

Dia memandangi saya. Matanya seakan jatuh kasihan kepada saya. Sialan. “Maksud Mbak May apaan sih?” saya pura-pura tidak tahu. “Tadi Mbak May lihat Dik Fredo ngapain di kamar. Sampai Dik Fredo nggak liat. Kalau sedang gitu, kunci pintunya. Kalau Vira atau Ibu lihat gimana?”

“Apaan sih?” saya tetap pura-pura tidak mengerti. “Tadi onani kan?” “Ohh.” Saya berpura-pura malu. Perasaan saya senang bercampur gugup, menunggu reaksi Mbak Raina. Saya menghela nafas panjang.

Sengaja. “Yahh, Evi sudah tiga hari keluar kota. Pikiran saya sedang kotor. Jadi..” “Besok lagi kalau Evi mau keluar kota, kamu minta jatah dulu.”

“Ahh Mbak May ini. Susah Mbak nunggu moodnya si Evi. Kadang pas saya lagi pengin dia sudah kecapekan.”

“Tapi itu kan kewajiban dia melayani kamu?” “Saya tidak ingin dia melakukan dengan terpaksa.” Kami sama-sama diam. Saya terus menunggu. Menunggu. Jantung saya berdegup keras.

“Kamu sering swalayan gitu?” “Yaa sering Mbak. Kalau pengin, terus Evi nggak mau, ya saya swalayan. Ahh udah aahh. Kok ngomongin gitu?” Saya pura-pura ingin mengalihkan pembicaraan.

Tapi Mbak Raina tidak peduli. “Gini lho Dik. Masalahnya, itu tidak sehat untuk perkawinan kalian. Kamu harus berbicara dengan Evi. Masa sudah punya istri masih swalayan.” Mbak Raina memegang punggung tangan saya. “Maaf Mbak. Nafsu saya besar. Sebaliknya dengan Evi.

Jadi kayaknya saya yang mesti mengikuti kondisi dia.” Kali ini saya bicara jujur. “Saya cukup puas bisa melayani diri sendiri kok.”

“Kasihan kamu.” Mbak Raina menyentuh ujung rambut saya, dan disibakkannya ke belakang. Saya memberanikan diri menangkap tangan itu, dan menciumnya selintas. Mbak Raina seperti kaget, dan buru-buru menariknya.

“Kapan kalian terakhir kumpul?” “Dua atau tiga minggu lalu,” jawab saya. Bohong besar. Mbak Raina mendesis kaget. “Ya ampuun.” “Mbak. Tapi Mbak jangan bilang apa-apa ke Evi. Nanti salah pengertian. Dikira saya mengadu soal begituan.” Mbak Raina kembali menggenggam tangan saya. Erat, dan meremasnya. Isi celana saya mulai bergerak-gerak.

Kali ini saya yang menarik tangan saya dari genggaman Mbak Raina. Tapi Mbak Raina menahannya. Saya menarik lagi. Bukan apa-apa. Kali ini saya takut nanti dilihat orang lain.

“Saya horny kalau Mbak pegang terus.” Mbak Raina tertawa kecil dan melepaskan tangan saya. Dia beranjak sambil mengucek-ucek rambut saya. “Kaciaann ipar Mbak satu ini.” Mbak Raina berlalu, menuju ruang keluarga.

“Liat TV aja yuk,” ajaknya. Saya memaki dalam hati. Kurang ajar betul. Dibilang saya horny malah cengengesan, bukannya bilang, “Saya juga nih, Dik.” Setengah jengkel saya mengikutinya. Di ruang keluarga semua kumpul kecuali Vira.

Hanya sebentar. Saya masuk ke kamar. Sekitar pukul 23.00 pintu kamar saya berderit. Saya menoleh. Mbak Raina. Dia menempelkan telunjuknya di bibirnya. “Belum bobo?” tanyanya lirih. Jantung saya berdenyut keras.

“Belum.” Jawab saya. “Kita ngobrol di luar yuk?” “Di sini saja Mbak.” Saya seperti mendapat inspirasi. “Ihh. Di teras aja. Udah ngantuk belum?” Mbak Raina segera menghilang.

Dengan hanya bersarung telanjang dada dan CD saya mengikuti Mbak Raina ke teras. Saya memang terbiasa tidur bertelanjang dada dan bersarung.

Rumah telah senyap. TV telah dimatikan. Keluarga ini memang terbiasa tidur sebelum jam 22.00. Hanya aku yang betah melek. Mbak Raina mengenakan daster tanpa lengan. Ujung atas hanya berupa seutas tali tipis.

Daster kuning yang agak ketat. Saya kini memperhatikan betul lekuk tubuh perempuan yang berjalan di depan saya itu. Pantat menonjol. Singset. Kulitnya paling putih di antara semua sadaranya. Umurnya berselisih tiga tahun dengan Evi. Mbak Raina duduk di bangku teras yang gelap.

Bangku ini dulu sering saya gunakan bercumbu dengan Evi. Wajah Mbak Raina hanya terlihat samar-samar oleh cahaya lampu TL 10 watt milik tetangga sebelah. Itupun terhalang oleh daun-daun angsana yang rimbun.

Dia memberi tempat kepada saya. Kami duduk hampir berhimpitan. Saya memang sengaja. Ketika dia mencoba menggeser sedikit menjauh, perlahan-lahan saya mendekakan diri.

“Dik Fredo” Mbak Raina membuka percakapan. “Nasib kamu itu sebenernya tak jauh beda dengan Mbak.” Saya mengernyitkan dahi. Menunggu Mbak Raina menjelaskan. Tapi perempuan itu diam saja. tangannya memilin-milin ujung rambut.

“Maksud Mbak apa sih?” “Tidak bahagia dalam urusan tempat tidur. Ih. Gimana sih.” Mbak Raina mencubit paha saya. Saya mengaduh. Memang sakit, Tapi saya senang. Perlahan-lahan penis saya bergerak.

“Kok bisa?” “Nggak tahu tuh. Mas itu loyo abis.” “Impoten?” Saya agak kaget.

“Ya enggak sih. Tapi susah diajakin. Banyak nolaknya. Malas saya. Perempuan kok dibegituin,” “Hihihi.. Tadi kok kasih nasihat ke saya?” Saya tersenyum kecil.

Mbak Raina mencoba mendaratkan lagi cubitannya. Tapi saya lebih sigap. Saya tangkap tangan itu, dan saya amankan dalam genggaman. Saya mulai berani. Saya remas tangan Mbak Raina. Penis saya terasa menegang. Badan mulai panas dingin. Mungkinkan malam ini saya dan Mbak Raina..

“Terus cara pelampiasan Mbak gimana? Swalayan juga?” Tanya saya. Saya taruh sebelah tangan di atas pahanya. Mbak Raina mencoba menghindar, tapi tak jadi. “Enggak dong. Malu. Risih. Ya ditahan aja.”

Kapan terakhir Mbak Raina tidur sama Mas Wib?” Saya mencium punggung tangan Mbak Raina. Lalu tangan itu saya taruh perlahan-lahan di antara pahaku, sedikit menyentuh penis.

“Dua minggu lalu.” “Heh?” Saya menatap matanya. Bener enggak sih. Kok jawabannya sama dengan saya? Ngeledek apa gimana nih. “Bener.” Matanya mengerling ke bawah, melihat sesuatu di dekat tangannya yang kugenggam. “Mbak..” Saya menyusun kekuatan untuk berbicara. Tenggorokan terasa kering. Nafsu saya mulai naik.

Perempuan ini bener-bener seperti merpati. Jangan-jangan hanya jinak ketika didekati. Saat dipegang dia kabur. “Hm,” Mbak Raina menatap mata saya. “Mbak pengin?” Dia tak menjawab. Wajahnya tertunduk. Saya raih pundaknya.

Saya elus rambutnya. Saya sentuh pipinya. Dia diam saja. Sejurus kemudian mulut kami berpagutan. Lama. Ciuman yang bergairah. Saya remas bagian dadanya. Lalu tali sebelah dasternya saya tarik dan terlepas.

Mbak Raina merintih ketika jari saya menyentuh belahan dadanya. Secara spontan tangan kirinya yang sejak tadi di pangkuan saya menggapai apa saja. Dan yang tertangkap adalah penis. Dia meremasnya. Saya menggesek-gesekkan jari saya di dadanya. Kami kembali berciuman.

“Di kamar aja yuk Mbak?” ajak saya. Lalu kami beranjak. Setengah berjingkat-jingkat menuju kamar Mbak Raina. Kamar ini terletak bersebarangan dengan kamar saya. Di sebelah kamar Mbak Raina adalah kamar mertua saya. Malam itu tumpahlah segalanya. Kami bermain dengan hebatnya.

Berkali-kali. Ini adalah perselingkuhan saya yang pertama sejak saya kawin. Belakangan saya tahu, itu juga perselingkuhan pertama Mbak Raina. Sebelum itu tak terbetik pikiran untuk selingkuh, apalagi tidur dengan laki-laki lain selain Mas Wib. Bermacam gaya kami lakukan. Termasuk oral, dan sebuah sedotan kuat menjelang saya orgasme.

Semprotan mani menerjang tenggorokan Mbak Raina. Itulah pertama kali mani saya diminum perempuan. Evi pun tidak pernah. Tidak mau. Jijik katanya. Menjelang pagi, saat tulang kami seperti dilolosi, saya kembali ke kamar. Tidur. Saya tidak berani mengulanginya lagi.

Perasaan menyesal tumpah-ruah ketika saya bertemu istri saya. Mungkin itu juga yang dirasakan Mbak Raina. Selepas itu dia mencoba menghindari pembicaraan yang menjurus ke tempat tidur. Kami bersikap biasa-biasa, seolah tidak pernah terjadi apa pun.

Ketika tidur di samping istri saya, saya berjanji dalam hati Tidak akan selingkuh lagi. Ternyata janji tinggal janji. Nafsu besar lebih mengusik saya. Terutama saat istri saya ke luar kota dan keinginan bersetubuh mendesak-desak dalam diri saya. Rasanya ingin mengulanginya dengan Mbak Raina. Tapi tampaknya mustahil.

Mbak Raina benar-benar tidak memberi kesempatan kepada saya. Dia tidak lagi mau masuk kamar saya. Jika ada perlu di menyuruh Vira, atau berteriak di luar kamar, memanggil saya. Bahkan mulai jarang menginap.

Akhirnya saya kembali ke sasaran awal saya. Vira. Mungkinkah saya menyetubuhi adik istri saya? Uhh. Mustahil. Kalau hamil? Beda dengan Mbak Raina. Kepada dia saya tidak ragu untuk mengeluarkan benih saya ke dalam rahimnya. Kalaupun hamil, tak masalah kan. Paling-paling kalau anaknya lahir dan mirip dengan saya yaa banyak cara untuk menepis tuduhan.

Lagian masak sih pada curiga? Kehidupan terus berjalan. Usia kandungan istri saya menginjak bulan ke-4. Tahu sendirilah bagaimana kondisi perempuan kalau sedang hamil muda. Bawaannya malas melulu. Tapi untuk urusan pekerjaan dia sangat bersemangat.

Dia memang pekerja yang ambisius. Berdedikasi, disiplin, dan penuh tanggung jawab. Karena itu jadwal keluar kota tetap dijalani. Kualitas hubungan seks kami makin buruk. Dia seakan benar-benar tak ingin disentuh kecuali pada saat benar-benar sedang relaks.

Saya juga tak ingin memaksa. Karenanya saya makin sering beronani diam-diam di kamar mandi. Kadang-kadang saya kasihan terhadap diri sendiri. Kata-kata Mbak Raina sering terngiang-ngiang, terutama sesaat setelah sperma memancar dari penis saya. “Kacian adik iparku ini..” Tapi saya tak punya pilihan lain.

Saya tak suka “jajan”. Maaf, saya agak jijik dengan perempuan lacur. Tiap kali beronani, yang saya bayangkan adalah wajah Mbak Raina atau si bungsu Vira, bergantian. Vira telah tumbuh menjadi gadis yang benar-benar matang.

Montok, lincah. Cantik penuh gairah, dan terkesan genit. Meskipun masih bersikap manja terhadap saya, tetapi sudah tidak pernah lagi bergayutan di tubuh saya seperti semasa saya ngapelin kakaknya. Saya sering mencuri pandang ke arah payudaranya.

Ukurannya sangat saya idealkan. Sekitar 34. Punya istri saya sendiri hanya 32. Seringkali, di balik baju seragam SMU-nya saya lihat gerakan indah payudara itu.

Keinginan untuk melihat payudara itu begitu kuatnya. Tapi bagaimana? Mengintip? Di mana? Kamar mandi kami sangat rapat. Letak kamar saya dengannya berjauhan. Dia menempati kamar di sebelah gudang. Yang paling ujung kamar Mak Jah, pembantu kami.

Setelah kamar Rainang, kakak Vira, baru kamar saya. Kamar kami seluruhnya terbuat dari tembok. Sehingga tak mugkin buat ngintip. Tapi tunggu! Saya teringat gudang. Ya, kalau tidak salah antara gudang dengan kamar Vira terdapat sebuah jendela. Dulunya gudang ini memang berupa tanah kosong semacam taman.

Karena mertua butuh gudang tambahan, maka dibangunlah gudang. Jendela kamar Vira yang menghadap ke gudang tidak dihilangkan. Saya pernah mengamati, dari jendela itu bisa mengintip isi kamar Vira.

Sejak itulah niat saya kesampaian. Saya sangat sering diam-diam ke gudang begitu Vira selesai mandi. Memang ada celah kecil tapi tak cukup untuk mengintip. Karenanya diam-diam lubang itu saya perbesar dengan obeng.

Saya benar-benar takjub melihat sepasang payudara montok dan indah milik Vira. Meski sangat jarang, saya juga pernah melihat kemaluan Vira yang ditumbuhi bulu-bulu lembut. Tiap kali mengintip, selalu saya melakukan onani sehingga di dekat lubang intipan itu terlihat bercak-bercak sperma saya.

Tentu hanya saya yang tahu kenapa dan apa bercak itu. Keinginan untuk menikmati tubuh Vira makin menggelayuti benak saya. Tetapi selalu tak saya temukan jalan. Sampai akhirnya malam itu. Mertua saya meminta saya mendampingi Vira untuk menghadiri Ultah temannya di sebuah diskotik. Ibu khawatir terjadi apa-apa.

Dengan perasaan luar biasa gembira saya antar Vira. Istri saya menyuruh saya membawa mobil. Tapi saya menolak. “Kamu kan harus detailing. Pakai saja. Masa orang hamil mau naik motor?” Padahal yang sebenarnya, saya ingin merapat-rapatkan tubuh dengan Vira. Kami berangkat sekitar pukul 19.00. Dia membonceng.

Kedua tangannya memeluk pinggang saya. Saya rasakan benda kenyal di punggung saya. Jantung saya berdesir-desir. Sesekali dengan nakal saya injak pedal rem dengan mendadak. Akibatnya terjadi sentakan di punggung. Saya pura-pura tertawa ketika Vira dengan manja memukuli punggung saya.

Mas Fredo genit,” katanya. Pada suatu ketika, mungkin karena kesal, Vira bahkan tanpa saya duga sengaja menempelkan dadanya ke puggung saya. Menekannya. “Kalau mau gini, bilang aja terus terang,” katanya. “Iya iya mau,” sahut saya. Tidak ada tanggapan. Vira bahkan menggeser duduknya, merenggang. Sialan.

Malam itu Vira mengenakan rok span ketat dan atasan tank top, dibalut jaket kulit. Benar-benar seksi ipar saya ini. Di diskotik telah menunggu teman-teman Vira. Ada sekitar 15-an orang.

Saya membiarkan Vira berabung dengan teman-temannya. Saya memilih duduk di sudut. Malu dong kalau nimbrung. Sudah tua, ihh. Saya hanya mengawasi dari kejauhan, menikmati tubuh-tubuh indah para ABG.

Tapi pandangan saya selalu berakhir ke tubuh Vira. She is the most beautiful girl. Di antara saudara istri saya Vira memang yang paling cantik. Tercantik kedua ya Mbak Raina, baru Evi, istri saya. Rainang yang terjelek.

Tubuhnya kurus kering sehingga tidak menimbulkan nafsu. Sesekali Vira menengok ke arah tempat duduk saya sambil melambai. Saya tersenyum mengangguk. Mereka turun ke arena. Sekitar tiga lagu Vira menghampiri saya.

“Mas Fredo udah pesan minum?” tanyanya. Dagu saya menunjuk gelas berisi lemon tea di depan saya. Saya tak berani minum minuman beralkohol, meski hanya bir. Saya pun bukan pecandu.

“Kamu kok ke sini, udah sana gabung temen-temen kamu,” kata saya. Janjinya Vira dkk pulang pukul 22.00. Tadi ibu mertua juga bilang supaya pulangnya jangan larut.

“Nggak enak liat Mas Fredo mencangkung sendirian,” kata Vira duduk di sebelah saya.

“Sudah nggak pa-pa.” “Bener?” Saya mengangguk, dan Vira kembali ke grupnya. Habis satu lagu, dia mendatangi saya.

Menarik tangan saya. Saya memberontak. “Ayo. Nggak apa-apa, sekalian saya kenalin ama temen-temen. Mereka juga yang minta kok.” Saya menyerah. Saya ikut saja bergoyang-goyang. Asal goyang.

Dunia diskotik sudah sangat lama tidak saya kunjungi. Dulupun saya jarang sekali. Hampir tidak pernah. Saya ke diskotik sekedar supaya tahu saja kayak apa suasananya.

Sesekali tangan Vira memegang tangan saya dan mengayun-ayunkannya. Musik bener-benr hingar-bingar. Lampu berkelap-kelip, dan kaki-kaki menghentak di lantai disko. Sesekali Vira menuju meja untuk minum. Menjelang pukul 22.00 sebagian teman Vira pulang.

Saya segera mengajak Vira pulang juga. “Bentar dong Mas Fredo, please,” kata Vira. Astaga. Tercium aroma alkohol dari mulutnya. “Heh. Kamu minum apa? Gila kamu. Sudah ayo pulang.” Segera saya gelandang dia. “Yee Mas Fredo gitu deh.” Dia merajuk tapi saya tak peduli. Ruangan ini mulai menjemukan saya. “Udah dulu ya bro, sis. Satpam ngajakin pulang neh.”

“Satpam-mu itu.” Saya menjitak lembut kepala Vira. Vira memang minum alkohol. Tak tahu apa yang diminumnya tadi.

Dia pun terlihat sempoyongan. Saya jadi cemas. Takut nanti kena marah mertua. Disuruh jagain kok tidak bisa. Tapi ada senangnya juga sih. Vira jadi lebih sering memeluk lengan saya supaya tidak sempoyongn.

Kami menuju tempat parkir untuk mengambil motor. Saya bantu Vira mengenakan jaket yang kami tinggal di motor. Saya bantu dia mengancing resluitingnya. Berdesir darah saya ketika sedikit tersentuk bukit di dadanya. “Hayoo, nakal lagi,” katanya. “Hus. Nggak sengaja juga.”

“Sengaja nggak pa-pa kok Mas.” Omongan Vira makin ngaco. Dia tarik ke bawah resluitingnya. Dan sebelum saya berkomentar dia sudah berkata, “Masih gerah. Ntar kalau dingin Vira kancingin deh.” Segera mesin kunyalakan, dan motor melaju meninggalkan diskotik SO.

Sungguh menyenangkan. Vira yang setengah mabuk ini seakan merebahkan badannya di punggung saya. Kedua tangannya memeluk erat perut saya. Jangan tanya bagaimana birahi saya. Penis saya menegang sejak tadi. Dagu Virru disadarkan ke pundak saya.

Lembut nafasnya sesekali menyapu telinga saya. Saya perlambat laju motor. Benar-benar saya ingin menikmati. Lalu saya seperti merasa Vira mencium pipi saya. Saya ingin memastikan dengan menoleh. Ternyata memang dia baru saja mencium pipi saya.

Bahkan selanjutnya dia mengecup pipi saya. Saya kira dia benar-benar mabuk. “Mas Fredo, Vira pengin pacaran dulu,” katanya mengejutkan saya.

“Pacaran sama Mas Fredo? Gila kamu ya.” Penis saya makin kencang.

“Mau enggak?” “Kamu mabuk ya?” Dia tak menjawab. Hanya pelukannya tambah erat.

“Mas..”

“Hmm” “Mas masih suka coli?”

“Hus. Napa sih?”

“Pengen tahu aja. Mbak Evi nggak mau melayani ya?”

“Tahu apa kamu ini.” Saya sedikit berteriak. Saya kaget sendiri. Entah kenapa saya tidak suka dia omong begitu, Mungkin reflek saja karena saya dipermalukan.

“Sorry. Gitu aja marah.” Vira kembali mencium pipi saya. Bahkan dia tempelkan terus bibirnya di pipi saya, sedikit di bawah telinga.

“Saya horny Virr.”

“Kapan? Sekarang? Ahh masak. Belum juga diapa-apain” Saya raih tangannya dan saya taruh di penis saya yang menyodok celana saya. Terperanjat dia. Tapi diam saja. Tangannya merasakan sesuatu bergerak-gerak di balik celana saya.

“Pacaran ama Vira mau nggak?” kata Vira. Aroma alkohol benar-benar menyengat. “Di mana? Lagian udah malam. Nanti Ibu marah kalau kita pulang kemalaman.”

“Kalau ama Mas Fredo dijamin Ibu gak marah.”

“Sok tahu.”

“Bener. Ayuk deh. Ke taman aja.

Tuh deket SMA I ajak. Asyik lagi. Bentar aja.” Tanpa menunggu perintah, motor saya arahkan ke Taman KB di seberang SMU I. Taman ini memang arena asyik bagi mereka yang seang berpacaran.

Meski di sekitarnya lalu lintas ramai, tapi karena gelap, yaa tetap enak buat berpacaran. Kami mencari bangku kosong di taman. Sudah agak sepi jadi agak mudah mencarinya. Biasanya cukup ramai sehingga banyak yang berpacaran di rumputan.

Begitu duduk. Langsung saja Vira merebahkan kepalanya di dada saya. Saya tak mengira anak ini akan begini agresif. Atau karena pengaruh alkohol makin kuat? Entahlah. Kami melepas jaket dan menaruhnya di dekat bangku. “Kamu kan belum punya pacar, kok sudah segini berani Virr?” tanya saya

“Enak aja belum punya pacar.” Dia protes. “Habis siapa pacar kamu?” Saya genggam tangannya. Dia mengelus-elus dada saya. “Yaa ini.” Dia membuka kancing kemeja saya. Saya makin yakin dia diracuni alkohol. Tapi apa peduli saya. Inilah saatnya. Saya kecup keningnya.

Matanya. Hidung, pipi, lalu bibirnya. Dia tersentak, dan memberikan pipinya. Saya kembali mencari bibirnya. Saya kecup lagi perlahan. Dia diam. Saya kulum. Dia diam saja. Benarkah anak ini belum pernah berciuman bibir dengan cowok?

“Kamu belum pernah melakukan ya?” kata saya. Dia tak menjawab. Saya cium lagi bibirnya. Saya julurkan lidah saya. Tangannya meremas pinggang saya. Saya hisap lidahnya, saya kulum. Tangan saya kini menjalar mencari payudara.

Dia menggelinjang tetapi membiarkan tangan saya menyusiup di antara celah BH-nya. Ketika saya menemukan bukit kenyal dan meremasnya, dia mengerang panjang. Kedua kakinya terjatuh dari bangku dan menendang-nendang rumputan. Saya buka kancing BH-nya yang terletak di bagian depan.

Saya usap-usap lembut, ke kiri, lalu ke kanan. Saya remas, saya kili-kili. Dia mengaduh. Tangannya terus meremasi pinggang dan paha saya. “Mas Fredo..” “Hmm” “Please.. Please.” Saya mengangsurkan muka saya menciumi bukit-bukit itu. Dia makin tak terkendali. Lalu, srrt srrt..srrt.

Sesuatu keluar dari penis saya. Busyet. Masa saya ejakulasi? Tapi benar, mani saya telah keluar. Anehnya saya masih bernafsu. Tidak seperti ketika bersetubuh dengan Evi. Begitu mani keluar, tubuh saya lemas, dan nafsu hilang.

Saya juga masih merasakan penis saya sanggup menerima rangsangan. Saya masih menciumi payudara itu, menghisap puting, dan tangan saya mengelus paha, menyelinap di antara celap CD. Membelai bulu-bulu lembut. Menyibak, dan merasakan daging basah. Mulut Vira terus mengaduh-aduh. Saya rasakan kemaluan saya digeggamnya.

Diremas dengan kasar, sehingga terasa sakit. Saya perlu menggeser tempat duduk karena sakitnya. Agaknya dia tahu, dan melonggarkan cengkeramannya. Lalu dia membuka resluiting celana saya, merogoh isinya. Meremas kuat-kuat. Tapi dia berhenti sebentar. “Kok basah Mas?” tanyanya. Saya diam saja.

“Ehh,ini yang disebut mani ya?” Sejenak situasi kacau. Ini anak malah ngajak diskusi sih. Dia cium penis saya tapi tidak sampai menempel. Kayaknya dia mencoba membaui.

“Kok gini baunya ya? Emang kayak gini ya

“Heeh,” jawab saya lalu kembali memainkan kelaminnya. “Asin juga ya?”

Dia mengocok penis saya dengan tangannya. “Pelan-pelan Virr. Enakan kamu ciumin deh,” kata saya. Tanpa perintah lanjutan Vira mencium dan mengulum penis saya. Uhh, kasarnya minta ampun, Tidak ada enaknya. Jauhh dengan yang dilakukan Mbak Raina.

Berkali-kai saya meminta dia untuk lebih pelan. Bahkan sesekali dia menggigit penis saya sampai saya tersentak. Akhirnya saya kembali ejakulasi. Bukan oleh mulutnya tapi karena kocokan tangannya.

Setelah itu sunyi. Saya lemas. Saya benahi pakaian saya. Dia juga membenahi pakaiannya. Tampaknya dia telah terbebas dari pengaruh alkohol. Wajahnya yang belepotan mani dibersihkan dengan tissu.

Lihat Juga :  Cerita Seks Bercinta setelah Pesta Ulang Tahun

“Makasih pelajarannya ya Mas.” Dia mengecup pipi saya.

“Tapi kamu janji jaga rahasia kan?” Saya ingin memastikan.

“Iyaah. Emang mau cerita ama siapa? Bunuh diri?”

“Siapa tahu. Pokoknya just for us! Nobody else may knows.” Dia mengangguk. Kami bersiap-siap pulang. Sepanjang perjalanan dia memeluk erat tubuh saya. Menggelendot manja. Dan pikiran waras saya mulai bekerja.

Saya mulai dihinggapi kecemasan. “Virr..” “Yaa”

“Kamu nggak jatuh cinta ama Mas Fredo kan? Everyting just for sex kan?” “Tahu deh.”

“Please Virr. Kita nggak boleh keterusan. Anggap saja tadi kita sedang mabuk.

” Saya menghentikan motor. “Iya deh.”

“Bener ya? Ingat, Mas Fredo ini suami Mbak Evi.

” Dia mengangguk mengerti.

“Makasih Virr.” Saya kembali menjalankan motor.

“Apa yang terjadi malam ini, tidak usahlah terulang lagi,” kata saya.

Saya benar-benar takut sekarang. Saya sadari, Vira masih kanak-kanak. Masih labil. Dia amat manja. Bisa saja dia lepas kendali dan tak mengerti apa arti hubungan seks sesaat. Lalu saya dengar dia sesenggukan. Menangis. Untunglah dia menepati janji.

Segalanya berjalan seperti yang saya harapkan. Saya tak berani lagi mengulangi, meskipun kesempatan selalu terbuka dan dibuka oleh Vira. Saya benar-benar takut akibatnya.

Saya tidak mau menhancurkan keluarga besar istri saya. Tak mau menghancurkan rumah tangga saya. Saya hanya menikmati Vira di dalam bayangan. Ketika sedang onani atau ketika sedang bersetubuh dengan Evi. Sesekali saja saya membayangkan Mbak Raina.

Tamat


Cerita Ngentot Nikmatnya Bercinta Dengan Yuni

$
0
0

Cerita Ngentot Nikmatnya Bercinta Dengan Yuni – Nikmatnya Tubuh Yuni – Selasa siang di bulan maret aku terpaksa berteduh di sebuah dealer motor kecil di cibubur. hanya ada seorang gadis spg-nya. namanya Yuni umur 23 thn, gadis sunda yg manis. yang aku suka dari dia adalah bibirnya yang agak besar, seksi dan manis. Hampir sejam ngobrol akhirnya hujan berhenti dan aku pulang sambil meminta kartu namanya. singkat cerita kami sering berhubungan lewat telpon. aku terus terang ttg statusku yg sdh beristri tapi tampaknya tidak masalah buat dia, katanya banyak berteman banyak berkahnya. tapi aku memintanya utk menghubungiku hanya siang dng alasan takut istriku salah sangka.


hubungan kami terus makin akrab walau hanya lewat telpon. ada perasaan romantis setiap kali berbicara ditelpon dng Yuni. Yuni enak diajak ngobrol apapun pasti nyambung. Yuni pun tampaknya menikmati perhatianku. walau tinggalnya tidak terlalu jauh, aku biasa mengiriminya kartu pos yang isnya seringkali memuji suaranya, bibirnya atau alisnya yang tebal atau yang isinya berupa ucapan terimakasih atas persahabatan unik kami. melihat tanggapan Yuni yg hangat, aku yg mulanya iseng mulai berpikir kenapa aku tidak jadikan dia selingkuhanku. tiga bln setelah pertemuan pertama, aku mengajaknya ketemuan. kami janji bertemu di mall cijantung.

rabu sore aku duduk di mcD menunggu Yuni, jam 17.45 gadis itu muncul. blue jeans ketat membentuk pinggul, pantat dan pahanya. dan t-shirt ketat bertulis merk motor jepang Membungkus tubuhnya. buahdadanya terlihat sedang. padahal yang paling aku kagumi dari wanita adalah buah dada yang besar menantang seperti rizki pritasari. tapi it’s oke mumpungYuni menyukaiku. kami ngobrol dan seperti pertemuan pertama gadis ini mmg memikat saat sedang “ribut”. sepanjang pertemuan itu Yuni tidak menolak sewaktu kupegang tangannya, menyentuh kakinya.

dia bahkan melap mulutku yang katanya belepotan saos. mendapat angin aku makin yakin kalau ia mmg menyukaiku. aku mengantarnya pulang kekontrakannya di cibubur juga (ortunya tinggal di cengkareng). Yuni memintaku singgah sebentar.kuterima ajakannya. rumahnya kecil ruangnya ada tiga seperti umumya kontrakan di jkt. suasana romantis yang sdh tercipta sejak di mall cijantung tadi membuat udara di ruang tamu menyesakkan dadaku. situasi rumah memancing kelakianku. aku harus mengakhiri pertemuan ini dng kesan yang dalam. mata Yuni menatapku berharap aku memulai sesuatu. aku pura-pura mau kekamar kecil. Yuni mengantarku kedalam. ia berjalan didepanku. sampai diruang tengah yg adalah kamar tidurnya, kutarik tangannya, tubuh kami berhadapan.

“kenapa mas?”
aku tak menjawab pertanyaannya, kutarik tubuhnya, tdk ada perlawanan. kucium bibirnya, kukulum lembut, terasa aroma burger dimulutnya. bibirnya yang seksi terasa manis.Yuni mulai membalas kulumanku, lidahku menusuk menjelajahi mulutnya. tubuhku terangsang pengakuan Yuni, ia belum pernah bercinta, jadinya aku merasa tertantang utk membimbing dan memberinya kepuasan yg tak akan terlupa. lama kami berpagut, Yuni menikmati pagutan panas kami. aku merasakan tubuhnya memanas. kulepas t-shirtnya, eva menurut.

Bh Yuni berwarna pink, seperti yg kubayangkan susunya sedang. agak menyembul karena bh-nya
yang agak ketat. kujilati lehernya Yuni menggelinjang kegelian. “EHHHH…GELI MAS…” pelukanYuni mengencang. ia mendesah-desah lembut, “AAAHH….. AAAHHHH…..tubuhnya bergerak-gerak
erotis dlm pelukanku membuat nafsuku terus bergerak naik.
kulepas jeans-nya, Yuni pasrah dia bahkan membantuku melepas celananya. cd berwarna hitam,
“hhhmmm… warna kusuka, seksi…”
kubimbing tubuhnya ke kasur yg terletak diujung ruangan, (Yuni tdk punya ranjang)
kurebahkan tubuhnya. aku tersenyum menatapnya. Yuni membelai rambutku.
“aku mencintaimu Yuni…”rayuku menciumi wajahnya
“Yuni juga mas… ”
aku mulai bergerilya diatas tubuhnya kujilati lagi lehernya, bagian tubuh wanita yg paling
gampang membuat membuat mereka kegelian. kutelusuri dadanya menuju belahan susunya. tanganku
masuk kebalik bh-nya. kucubit nakal putingnya, Yuni meringis, mencubit pundakku.
kulepas bh-nya. sekarang semua terpampang indah dihadapanku. kunikmati susu itu, Yuni mengelinjang keenakan. darahku mendidih
aku turun menjilati, menciumi perutnya, kami terbawa suasan panas. yg aku heran kok Yuni
membiarkan pintu rumahnya terbuka dan tdk takut ketahuan org lain. yang aku perhatikan ada
beberapa rumah lain dekat sini
aku sampai di atas selangkangannya. kutarik turun pelan cd-nya tangan Yuni berhenti
mremas-remas rambutku. dia seperti menunggu sesuatu.
pelan tapi pasti kulorotkan sampai cd-nya terlepas. kusergap selangkangannya dng wajahku.
vaginanya kuoral.
sedikit terpekik Yuni menjambak rambutku. jambakan Yuni membuatku bergairah.
kuisap, jilat bibir vagina dan klitorisnya. lidahku menelusup masuk keliangnya.Yuni menggelinjang, mengejang. dan bergetar bergantian desahannya berubah menjadi erangan
cepat.
“EEENNNGGGHHHHH………RRRRRR RGGGGGGHHHHHHHHH…… MASSSS…….. OGGHHH….”
nafasku memburu, vagina Yuni terasa gurih. tubuhku ikut bergetar. nikmatnya vagina ini
rasanya lebih nikmat dari vagina istriku yg mulai longgar setelah melahirkan.
dng sigap kubuka semua pakaianku, sekarang akupun telanjang bulat.
kaki Yuni menjepit-jepit kepalaku. gadis ini terangsang hebat. tapi rasanya tidak adil kalau
ia terbang sendiri.
kuputar tubuhku menjadi gaya 69. ******ku yg tegang mengacung di wajahnya. Yuni shock
sewaktu melihat ******ku, ia terdiam, mungkin tdk tahu harus melakukan apa.
“pegang terus diremas sayang” ajarku.
agak lama baru Yuni mau meremas-remas penisku. enak ada sensasi nikmat menyerangku. rasanya
lebih nikmat dr pada kuremas sendiri atau istriku yg meremasnya.
pantatku bergoyang mengikuti gerak jari-jari Yuni. lama-kelamaan remasan eva makin pintar dan
lincah. ******ku menegang terus dan terasa panas.
kuteruskan oralku di vaginanya, Yuni makin semangat memaini batang kejantananku. vaginanya
basah oleh liur dan lendir.
aku sendiri tidak tahan lagi, “isap sayang…” pintaku dng nada memelas. mungkin dlm keadaan
fly, Yuni menurut saja, dilahapnya ******ku.
pertama agak pelan ragu, tapi kemudian Yuni jadi buas.
aku sulit menggambarkan rasa apa yg sedang menyerang tubuhku. luarbiasa. kami berpacu saling
memuaskan. gadis itu tdk perlu diajar banyak utk menikmati anugerah seks ini.
******ku terasa penuh terasa maniku mulai mengaliriku batangku. sesaat gerakan Yuni menggila
dan tangannya berhenti meremas ******ku. dia akan orgasme.
kuhentikan permainan binal kami. kuputar tubuhku ke posisi tradisional, eva tampaknya
keberatan.
wajahnya kelu nikmat. “jangan berhenti mas….” suaranya berat. nafasnya tersenggal.
“kenapa sayang…?” enak ya..?” godakuYuni mengangguk malu sambil menggigit dadaku.
aku tersentak, “jangan sayang nanti dilihat istriku”,
tapi terlambat bekas merah halus tergambar didadaku.
“kubalas kau..” kuisap belahan susunya, keras.. cupang merah kini menghiasi susunya.
“kita harus bercinta sebelum cupangmu hilang” “kalo tidak ada bencana yg bakal menimpa kita”
kataku.
“Ngarang..”
sambil agak menindih tubuhnya, kubelai rambutnya.
“bolehkah perawanmu untukku sayang?”
“mmgnya Yuni masih perawan skrg mas?” wajahnya agak heran.
“vaginamu dioral tdk berarti keperawananmu hilang” “tdk ada darah, yg ada hanya lendirmu”Yuni memelukku, “aku suka pada mas sejak pertemuan pertama dan tiga bulan ini telah jatuh
cinta padamu mas”.
“sekarang aku telanjang dihadapanmu, semua milikmu mas”
“aku sdh beristri” kataku
“aku tidak cemburu padanya” jawabnya polos.
inilah wanita, mereka memberi seks agar mendapatkan cinta. sedang pria memberi cinta utk
mendapatkan seks.
kuciumi wajahnya, Yuni membalas. birahi kami kembali bangkit. kulit kami bergesekan membawa
sensasi nokmat.
susunya hangat lembut dan kenyal menggosok dadaku.
“OOOOGGGGHHHHHHHHH…..” aku mengerang nikmat
kami kembali tenggelam dlm kemesuman.Yuni mengerang sewaktu jariku menusuk vaginanya yg banjir. kukocok tdk terlalu dalam, aku tdk
ingin merobek selaputnya, biar ******ku yg merobeknya. “MAS….. ENAKKKK… suaranya lirih.
tubuh Yuni mmemanas, akupun mendidih.
kutuntun tangannya memegang penisku. “bantu mas masuk ke vaginamu sayang..”Yuni meremas ******ku dan mengarahkan ke vaginanya.
alat kelamin kami bersentuhan. kepala batangku menyentuh bibir vaginanya.
inilah pertamakali kami seutuhnya bersatu.
kudorong masuk ******ku yang mengeras seperti batu.
mata Yuni terpajam sambil menggigit bibirnya.
pelan… pelan… tertahan. vagina yg basah dan sdh terbuka itu masih sempit utk di masuki
kutarik keluar kemudian masuk, terus berulang
“AAAGGGHH…’AAAGGGHH” “AAAGGGGHHHH” Yuni berteriak tertahan setiap kali ******ku mengocoknya.
“SAKIT MAAASSS…”suaranya bercampur sakit dan enak
“MAS LEPAS”
“JANGANNN…” tangannya menahan pantatku
terus kukocok, pantatnya bergerak maju mundur.
bercak darah segar menempel di ******ku. akhirnya aku mendapat keperawanannya.
lewat 5 menit…”SLEEEPPP….” penisku tertanam.
“OOOGGGHHHH….”nikmatnya penisku tertanam, dinding nya mengendut hangat, sebisa mungkin
kutancapkan ******ku sampai menyentuh dasar liangnya.
liang Yuni sempit tapi dalam, penisku yg panjangnya sedang saja sekitar 15-16 cm tenggelam
semua.
tubuh Yuni mengejang bergetar, ia menggigit lagi dadaku kali ini agak dekat leher. tapi krn
sedang fly aku tidak peduli.
setelah beberapa saat kami meresapi setiap butir kenikmatan. aku mulai mengocok vaginanya.
kami berburu dalam nafsu birahi. aku seperti seorang joki yang duduk diatas kuda. sementara Yuni menggelepar-gelepar seperti ikan kehabisan air.
kamar Yuni penuh dengan bau mani, nafas yg memburudan erangan. “PLAKK…CEEPLAK…CEPLAK…”
suara air dan kulit bertepukan
“OGGH…OGH..OGH.. hanya itu yg keluar dr mulutku berulang ulang. pikiranku tersumbat
tubuhku melayang kesurga.Yuni tambah membuatku bersemangat mencabulinya dengan suaranya yang merengek, mengerang
nikmat. berkali-kali ia menceracau tak karuan.
“HHOOOOOOGHHH……..MMMAAAAAS S…. EENNAAAKKK….
SAAA…KKKIITTT…
“EEvVV… LLAAGGIII……..” “NNNNNNNGGGGGGGGHHHHHHH……..”
setelah 10 menit yg rasanya seperti sepuluh thn. tubuh Yuni mengejang terdiam, suaranya
tersendat-sendat, “EGH…EGH…EGH…” Yuni memelukku erat.Yuni hampir sampai. kupercepat kocokanku tubuhku ikutan bergetar hebat.
terasa maniku mengaliri ******ku, sebentar lagi aku akan meledak. rasa nikmat menjalar dari
batang ******ku kepaha sampai ujung jariku, mengalir kesekujur tubuhku. inilah rasa yg
sampai skrg tidak bisa dijelaskan dan tak bernama.
geli, nikmat, ingin menangis, lemas bercampur aduk.
kemudian aku tak bisa bergerak, tubuhku kejang otakku berhenti bekerja.Yuni melenguh panjang, “EEENNNNGGGGHHHHHH……………..”
akupun menyusulnya, “EENNNGGGHHHHHHHHH………..”
kami orgasme bersama. kami berpelukan. aku tetap menindihnya tak ingin mencabut senjataku dari liangnya. kuseka keringat di wajahnya, wajahnya tersenyum manis memencarkan kenikmatan yg tiada tara. “terima kasih sayang”,Kau wanita yang hebat” “kau membawaku kesurga”, kukecup keningnya “mas aku cinta kau..jangan tinggalkan aku”suaranya lemah setelah kejadian malam itu, aku menunggu utk menidurinya lagi.

Lihat Juga :  Cerita Ngentot Kenikmatan Orgame Bersama Indah

Tamat

Cerita Bokep Kecanduan Ngentot sama Adik Kandung

$
0
0

Cerita Bokep Kecanduan Ngentot sama Adik Kandung – Nama gue Erlina, saat ini tercatat sebagai mahasiswi ekonomi Universitas swasta yang ada di Bandung. Ayah gw berasal dari Bandung, sedangkan ibu gw asli Sukabumi, mereka tinggal di Sukabumi. Cerita dewasa sedarah ini menceritakan kisah nyataku yang terjadi saat masih duduk dibangku sekolah, tepatnya saat kelas 1 SMA. Dan skandal seks tabu ini masih terus berlanjut sampai detik ini! gw terus kecanduan ngentot ama adik kandung gw sendiri. Sebagai kakak kandung hasrat hubungan sex dengan adik itu slalu saja gagal kubendung.

Gw anak yang paling tua dari tiga bersaudara. Gw mempunyai satu adik laki-laki dan satu adik perempuan. Umurku berbeda 1 tahun dengan adik lelakiku namu adik perempuanku beda lagi 10 tahun. Kami sangat dimanja oleh orang tua kami, sehingga tingkahku yang tomboy dan suka maksa pun tidak dilarang oleh mereka. Begitupun dengan adikku yang tidak mau disunat walaupun dia sudah kelas 2 SMP.

Waktu kecil, Gw sering mandi bersama bersama adik gw, tetapi sejak dia masuk Sekolah Dasar, kami tidak pernah mandi bersama lagi. Walaupun begitu, Gw masih ingat betapa kecil dan keriputnya penis adik gw. Sejak saat itu, Gw tidak pernah melihat lagi penis adik gw. Sampai suatu hari, Gw sedang asyik telpon dengan teman cewekku. Gw telpon berjam-jam, kadang tawa keluar dari mulutku, kadang kami serius bicara tentang sesuatu, sampai akhirnya Gw rasakan kandung kemihku penuh sekali dan Gw kebelet pengen pipis. Benar-benar kebelet pipis sudah di ujung lah. Cepat-cepat kuletakkan gagang telpon tanpa permisi dulu sama temanku. Gw berlari menuju ke toilet terdekat. Ketika kudorong ternyata sedang dikunci.

hallow..! Siapa di dalam buka dong..! Udah nggak tahan..! Gw berteriak sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi

Iyaaaaaaa..! Wait..! ternyata adikku yang di dalam. Terdengar suaranya dari dalam.
Nggak bisa nunggu..! Cepetan..! kata Gw memaksa.
aduhhhhhhhh….. Gw benar-benar sudah tidak kuat menahan ingin pipis.

kreottttttt..! terbuka sedikit pintu toilet, kepala adikku muncul dari celahnya.
Ada apa sih kak? katanya.
Tanpa menjawab pertanyaannya, Gw langsung nyerobot ke dalam karena sudah tidak tahan. Langsung Gw jongkok, menaikkan rokku dan membuka celana dalamku.
criitttttt keluar air seni dari vagina Gw.
Kulihat adikku yang berdiri di depanku, badannya masih telanjang bulat.

Yeahhhhh..! Sopan dikit napa kak? teriaknya sambil melotot tetap berdiri di depanku.
Waitttt..! Udah nggak kuat nih, kata Gw.
Sebenarnya Gw tidak mau menurunkan pandangan mata Gw ke bawah. Tetapi sialnya, turun juga dan akhirnya kelihatan deh burungnya si adik gw.
hahahahah.. Masih keriput kayak dulu, cuma sekarang agak gede dikit kataku dalam hati.
Gw takut tertangkap basah melihat kontolnya, cepat-cepat kunaikkan lagi mata Gw melihat ke matanya. Eh, ternyata dia sudah tidak melihat ke mata Gw lagi. Sialan..! Dia lihat vagina Gw yang lagi mekar sedang pipis. Cepat-cepat kutekan sekuat tenaga otot di vagina Gw biar cepat selesai pipisnya. Tidak sengaja, kelihatan lagi burungnya yang masih belum disunat itu. Sekarang penisnya kok pelan-pelan semakin gemuk. Makin naik sedikit demi sedikit, tapi masih kelihatan lemas dengan kulupnya masih menutupi helm penisnya.

Sialan nih adikku. Malah ngeliatin lagi, mana belum habis nih air kencing..! Gw bersungut dalam hati.
o0oooo.. Kayak gitu ya Kak..? katanya sambil tetap melihat ke vagina Gw.
Eh kurang ajar Lu ya dik! langsung saja Gw berdiri mengambil gayung dan kulemparkan ke kepalanya.
Kletokkkk..! kepala adikku memang kena pukul, tetapi hasilnya air kencingku kemana-mana, mengenai rok dan celana dalamku.

Ya… basah deh rok kakak… katGw melihat ke rok dan celana dalamku.
Syukurin..! Makanya jangan masuk seenaknya..! katanya sambil mengambil gayung dari tanganku.
Mandi lagi ahh..! lanjutnya sambil menyiduk air dan menyiram badannya.
Terus dia mengambil sabun dan mengusap sabun itu ke badannya.
Waduh.., sialan nih adik gw! sungutku dalam hati.
Waktu itu Gw bingung mau gimana nih. Mau keluar, tapi Gw jijik pake rok dan celana dalam yang basah itu. Akhirnya kuputuskan untuk buka celana dalam dan rokku, lalu pinjam handuk adikku dulu. Setelah salin, baru kukembalikan handuknya.

Udah.., pake aja handuk Gw kak! kata adikku.
Sepertinya dia mengetahui kebingunganku. Kelihatan kontolnya mengkerut lagi.
Jadi lucu lagi gitu..! Hihihi..! dalam hatiku.
Gw lalu membuka celana dalam gw yang warnanya merah muda, lalu dilanjutkan dengan membuka rok. Kelihatan lagi deh memek Gw. Gw takut adikku melihatku dalam keadan seperti itu. Jadi kulihat adik gw. Eh sialan, dia memang memperhatikan Gw yang tanpa celana.

kakak Memek tu emang gemuk kayak gitu ya..? kakakaka..! katanya sambil nyengir.
Sialan, dia menghina vagina Gw, Daripada culun kayak punya lhoo..! kata Gw sambil memukul bahu adik gw.

Eh tiba-tiba dia berkelit, wakzzzzzz..! katanya.
Karena Gw memukul dengan sekuat tenaga, akhirnya Gw terpeleset. Punggungku jatuh ke tubuhnya. Kena deh pantatku ke penisnya.
Iiihhh.., rasanya geli banget..! cepat-cepat kutarik tubuhku sambil bersungut, Huh..! kakak sih..!

kak.. kata Kakak tadi culun, kalau kayak gini culun nggak..? katanya mengacuhkan omonganku sambil menunjuk ke penisnya.
Kulihat penisnya mulai lagi seperti tadi, pelan-pelan semakin gemuk, makin tegak ke arah depan.
Ya.. gitu doang..! Masih kayak anak SD ya..? kata Gw mengejek dia.
Padahal Gw kaget juga, ukurannya bisa bertambah begitu jauh. Ingin juga sih tahu sampai dimana bertambahnya. Iseng Gw tanya, Gedein lagi bisa nggak..? kata Gw sambil mencibir.
Bisa..! Tapi kakak harus bantu dikit dong..! katanya lagi.
Megangin ya..? Wisssss.., ya nggak mau lah..! kataku.
Bukan..! kakak taruh ludah aja di atas kontolku..! jawabnya.

Karena penasaran ingin melihat penis cowok kalau lagi penuh, kucoba ikuti perkataan dia.

Gitu doang kan..? Mau kakak ngeludahin Kamu mah. Dari dulu Kakak pengen ngeludahin Kamu” ujarku

Sialan nih adikku, Gw dikerjain. Kudekatkan kepal Gw ke arah penisnya, lalu Gw mengumpulkan air ludahku. Tapi belum juga Gw membuang ludahku, kulihat penisnya sudah bergerak, kelihatan penisnya naik sedikit demi sedikit. Diameternya makin lama semakin gede, jadi kelihatan semakin gemuk. Dan panjangnya juga bertambah. keren banget melihatnya. Geli di sekujur tubuh melihat itu semua. Tidak lama kepala penisnya mulai kelihatan di antara kulupnya. Perlahan-lahan mendesak ingin keluar. Wahh..! Bukan main perasaan senangku waktu itu. Gw benar-benar asyik melihat helm itu perlahan muncul.
Akhirnya bebas juga kepala penis itu dari halangan kulupnya. Penis adikku sudah tegang sekali. Menunjuk ke arahku. Warnanya kini lebih merah. Gw jadi terangsang melihatnya. Kualihkan pandangan ke adikku.
Hehe… dia ke arahku. Masih culun nggak..? katanya lagi. Hehe..! Macho kan kak! katanya tetap tersenyum.

Tangannya tiba-tiba turun menuju ke selangkanganku. Walaupun Gw terangsang, tentu saja Gw tepis tangan itu.

Apaan sih dik..! kubuang tangannya ke kanan.
Kak..! Please kakkk.. Pegang aja kak… Nggak akan diapa-apain… Gw pengen tahu rasanya megang itu-nya cewek. Cuma itu aja kak.. kata adik gw, kembali tangannya mendekati selangkangan dan mau memegang memek gw.

ehmmmm.. sebenarnya Gw mau jaga image, masa mau sih sama adik sendiri, tapi Gw juga ingin tahu bagaimana rasanya dipegang oleh cowok di memek!hihihii…
Inget..! Jangan digesek-gesekin, taruh aja tanganmu di situ..! akhirnya Gw mengiyakan. Deg-degan juga hati ini.

Tangan adik gw lalu mendekat, bulu kemaluanku sudah tersentuh oleh tangannya. Ihh geli sekali… Gw lihat penisnya sudah keras sekali, kini warnanya lebih kehitaman dibanding dengan sebelumnya. opppssttttt… Hangatnya tangan sudah terasa melingkupi vagina Gw. Geli sekali rasanya saat bibir vagina Gw tersentuh telapak tangannya. Geli-geli nikmat di syaraf vagina Gw. Gw jadi semakin terangsang sehingga tanpa dapat ditahan, vagina Gw mengeluarkan cairan.
Hihihi.. kakak terangsang ya..?
Enak aja… sama adik mah mana bisa terangsang..! jawabku sambil merapatkan selangkangan gw agar cairannya tidak semakin keluar.
Ini basah banget apaan Kak..?
Itu sisa air kencing Kakak tahuuu..! kata Gw berbohong padanya.
Kak… memek tu anget, empuk dan basah ya..?
Tau ah… Udah belum..? Gw berlagak sepertinya Gw menginginkan situasi itu berhenti, padahal sebenarnya Gw ingin tangan itu tetap berada di situ, bahkan kalau bisa mulai bergerak menggesek bibir memek Gw.

Kak… gesek-gesek dikit ya..? pintanya.
Tuh kan..? Katanya cuma pegang aja..! Gw pura-pura tidak mau.
Dikit aja Kak… Please..!
Terserah adik aja deh..! Gw mengiyakan dengan nada malas-malasan, padahal mau banget tuh. Hihihi.. Habis enak sih…
Tangan adik gw lalu makin masuk ke dalam, terasa bibir vagina Gw terbawa juga ke dalam.
uhhhhhh..! Hampir saja kata-kata itu keluar dari mulut gw. Rasanya nikmat sekali. Otot di dalam vagina Gw mulai terasa berdenyut. Lalu tangannya ditarik lagi, bibir vagina Gw ikut tertarik lagi.
Ouughhhhhhhhh..! akhirnya keluar juga desahan nafasku menahan rasa nikmat di vagina Gw.
Badanku terasa limbung, bahuku condong ke depan. Karena takut jatuh, Gw bertumpu pada bahu adik gw.

Enak ya kak..?

Heeheee.., jawabku sambil memejamkan mata.
Tangan adik gw lalu mulai maju dan mundur, kadang klitoris gw tersentuh oleh telapak tangannya. Tiap tersentuh rasanya nikmat luar biasa, badan ini akan tersentak ke depan.
kak..! Adek juga pengen ngerasaain enaknya dong..!

Kamu mau diapain..? jawab gw lalu membuka mata dan melihat ke arahnya.
Ya pegang-pegangin juga..! katanya sambil tangan satunya lalu menuntun tanganku ke arah kontolnya.
Kupikir egois juga jika Gw tidak mengikuti keinginannya. Kubiarkan tangannya menuntun tangan gw. Terasa hangat penisnya di genggaman tangan ini. Kadang terasa kedutan di dalamnya. Karena masih ada sabun di penisnya, dengan mudah Gw bisa memaju-mundurkan tanganku mengocok penisnya.

Kulihat tubuh adikku kadang-kadang tersentak ke depan saat tanganku sampai ke pangkal penisnya. Kami berhadapan dengan satu tangan saling memegang kemaluan dan tangan satunya memegang bahu.
Tiba-tiba dia berkata, Kak..! Titit Adek sama memek Kakak digesekin aja yah..!
hooh Gw langsung mengiyakan karena Gw sudah tidak tahan menahan rangsangan di dalam tubuh.
Lalu dia melepas tangannya dari vagina Gw, memajukan badannya dan memasukkan penisnya di antara selangkangan gw. Terasa hangatnya batang penisnya di bibir vagina Gw. Lalu dia memaju-mundurkan pinggulnya untuk menggesekkan penisnya dengan vagina Gw.

ohhhhh..! Gw kini tidak malu-malu lagi mengeluarkan erangan.
Dek… masukin aja..! Kakak udah nggak tahan..! Gw benar-benar sudah tidak tahan, setelah sekian lama menerima rangsangan. Gw akhirnya menghendaki sebuah penis masuk ke dalam memek Gw.
Iya Kak..!
Lalu dia menaikkan satu paha Gw, dilingkarkan ke pinggangnya, dan tangan satunya mengarahkan penisnya agar tepat masuk ke itil Gw.

Gw terlonjak ketika sebuah benda hangat masuk ke dalam kemaluanku. Rasanya ingin berteriak sekuatnya untuk melampiaskan nikmat yang kurasa. Akhirnya Gw hanya bisa menggigit bibir gw untuk menahan rasa nikmat itu. Karena sudah dari tadi dirangsang, tidak lama kemudian Gw mengalami orgasme. Vagina Gw rasanya seperti tersedot-sedot dan seluruh syaraf di dalam tubuh berkontraksi.
ohhhhhh..! Gw tidak kuat untuk tidak berteriak.
Kulihat adik gw masih terus memaju-mundurkan pinggulnya dengan sekuat tenaga. Tiba-tiba dia mendorong sekuat tenaga hingga badanku terdorong sampai ke tembok.
Ouughhh..! katanya.
Pantatnya ditekannya lama sekali ke arah vagina Gw. Lalu badannya tersentak-sentak melengkung ke depan. Kurasakan cairan hangat di dalam vagina Gw.

Lihat Juga :  Cerita Bokep Ngentot Cewek Photocopy

Lama kami terdiam dalam posisi itu, kurasa penisnya masih penuh mengisi vagina Gw. Lalu dia mencium bibirku dan melumatnya. Kami berpagutan lama sekali, basah keringat menyiram tubuh ini. Kami saling melumat bibir lama sekali. Tangannya lalu meremas payudara dan memilin putingnya.
Kak..! Kakak nungging, terus pegang bibir bathtub itu..! tiba-tiba dia berkata.
Wahh..! Gila adik ya..!
Udah.., ikutin aja..! katanya lagi.

Gw pun mengikuti petunjuknya. Gw berpegangan pada bathtub dan menurunkan tubuh bagian atasku, sehingga batang kemaluannya sejajar dengan pantatku. Gw tahu adikku bisa melihat dengan jelas vagina Gw dari belakang. Lalu dia mendekatiku dan memasukkan penisnya ke dalam vagina Gw dari belakang.

uhhhhhh..! %@!#$&tt..! Gw menjerit saat penis itu masuk ke dalam rongga vagina Gw.

Rasanya lebih nikmat dibanding sebelumnya. Rasa nikmat itu lebih kurasakan karena tangan adikku yang bebas kini meremas-remas payudara Gw. Adikku terus memaju-mundurkan pantatnya sampai sekitar 10 menit ketika kami hampir bersamaan mencapai orgasme. Gw rasakan lagi tembakan sperma hangat membasahi rongga vagina Gw. Kami lalu berciuman lagi untuk waktu yang cukup lama.

Setelah kejadian itu, kami jadi sering melakukannya, terutama di kamar gw ketika malam hari saat orang tua sudah pergi tidur. Minggu-minggu awal, kami melakukannya bagaikan pengantin baru, hampir tiap malam kami bersetubuh. Bahkan dalam semalam, kami bisa melakukan sampai 4 kali. Biasanya Gw membiarkan pintu kamar gw tidak terkunci, lalu sekitar jam 2 malam, adik gw akan datang dan menguncinya. Lalu kami bersetubuh sampai kelelahan. Kini setelah Gw di Bandung, kami masih selalu melakukannya jika ada kesempatan. Kalau bukan Gw yang ke Sukabumi, maka dia yang akan datang ke Bandung untuk menyetor jatah spermanya ke memek Gw. Saat ini Gw mulai berani menelan sperma yang dikeluarkan oleh adik kandung gw sendiri! Begitulah cerita dewasa sedarah itu terjadi, dan terus terang gw kecanduan ngentot ama adik gw sampai sekarang !

Tamat

Cerita Mesum “Selingkuh dengan Bos Cantik”

$
0
0

Cerita Mesum “Selingkuh dengan Bos Cantik” – Sudah dua tahun aku bekerja di perusahaan swasta ini. Aku bersyukur, karena prestasiku, di usia yang ke 25 ini aku sudah mendapat posisi penyelia. Atasanku seorang wanita berusia 42 tahun. Walaupun cantik, tapi banyak karyawan yang tidak menyukainya karena selain keras, sombong dan terkadang suka cuek. Namun sebagai bawahannya langsung aku cukup mengerti beban posisi yang harus dipikulnya sebagai pemimpin perusahaan. Kalau karyawan lain ketakutan dipanggil menghadap sama Bu Melly, aku malah selalu berharap dipanggil. Bahkan sering aku mencari-cari alasan untuk menghadap keruangan pribadinya.

Sebagai mantan pragawati tubuh Bu Melly sangatlah bagus diusia kepala empat ini. Wajahnya yang cantik tanpa ada garis-garis ketuaan menjAdikannya tak kalah dengan anak muda. Saking keseringan aku mengahadap keruangannya, aku mulai menangkap ada nada-nada persahabatan terlontar dari mulut dan gerak-geriknya. Tak jarang kalo aku baru masuk ruangannya Bu Melly langsung memuji penampilanku. Aku bangga juga mulai bisa menarik perhatian. Mudah-mudahan bisa berpengaruh di gaji hahaha nyari muka nih.

Sampai suatu ketika, lagi-lagi ketika aku dipanggil mengahadap, kulihat raut muka Bu Melly tegang dan kusut. Aku memberanikan diri untuk peduli,
“Ibu kok hari ini kelihatan kusut? ada masalah?”, sapaku sembari menuju kursi didepan mejanya.
“Ia nih Ndy, aku lagi stres, udah urusan kantor banyak, dirumah mesti berantem sama suaminya kusut deh”, jawabnya ramah, sudut bibirnya terlihat sedikit tersenyum.
“Justru aku manggil kamu karena aku lagi kesel. Kenapa ya kalau lagi kesel trus ngeliat kamu aku jadi tenang”, tambahnya menatapku dalam.
Aku terhenyak diam, terpaku. Masak sih Bu Melly bilang begitu? Batinku.
“Andy, ditanya kok malah bengong”, Bu Melly menyenggol lenganku.
“Eeehh nggak, abisnya kaget dengan omongan Ibu kayak tadi. Aku kaget dibilang bisa nenangin seorang wanita cantik”, balasku gagap.
“Ndy nanti temenin aku makan siang di Hotel (***) ya.. Kita bicarain soal promosi kamu. Tapi kita jangan pergi bareng , nggak enak sama teman kantor. kamu duluan aja, kita ketemu disana”, kata Bu Melly.
Aku semakin tergagap, tidak menyangka akan diajak seperti ini.
“Baik Bu”, jawabku sambil keluar dari ruangannya.

Cerita Mesum. Setelah membereskan file-file, pas jam makan siang aku langsung menuju hotel tempat janji makan siang. Dalam mobilku aku coba menyimpulkan promosi jabatan apa yang akan Bu Melly berikan. Seneng sih, tapi juga penuh tanda tanya. Kenapa harus makan siang di hotel? Terbersit dipikiranku, mungkin Bu Melly butuh teman makan, teman bicara atau mudah-mudaha teman tidur.. upss mana mungkin Bu Melly mau tidur dengan aku. Dia itu kan kelas atas sementara aku karyawan biasa. Aku kesampingkan pikiran kotor.

Sekitar setengah jam aku menungu di lobby hotel tiba-tiba seorang bellboy menghampiriku. Setelah memastikan namaku dia mempersilahkanku menuju kamar 809, katanya Bu Melly menunggu di kamar itu. Aku menurut aja melangkah ke lift yang membawaku ke kamar itu. Ketika kutekan bel dengan perasaan berkecamuk penuh tanda tanya berdebar menunggu sampai pintu dibukain dan Bu Melly tersenyum manis dari balik pintu.

“Maaf ya Ndy aku berobah pikiran dengan mengajakmu makan di kamar. Mari.. kita ngobrol-ngobrol kamu mau pesen makanan apa?”, kata Bu Melly sambil menarik tangan membawaku ke kursi. Aku masih gugup.
“Nggak usah gugup gitu dong”, ujar Bu Melly melihat tingkahku.
“Aku sebetulnya nggak percaya dengan semua ini .aku nggak nyangka bisa makan siang sana Ibu seperti ini. Siapa sih yang nggak bangga diundang makan oleh wanita secantik Ibu?”, ditengah kegugupanku aku masih sempat menyempilkan jurus-jurus rayuan. Aku tau pasti pujian kecil bisa membangkitkan kebanggan.
“Ahh kamu Ndy bisa aja, emangnya aku masih cantik”, jawab Bu Melly dengan pipi memerah. Ihh persis anak ABG yang lagi dipuji.
“Iya Bu, sejujurnya aku selama ini memipikan untuk bisa berdekatan dan berduan dengan Ibu, makanya aku sering nyari alasan masuk keruangan Ibu”, kataku polos.
“Aku sudah menduga semua itu soalnya aku perhatikan kamu sering nyari-nyari alasan menghadap aku. Aku tau itu. Bahkan kamu sering curi-curi pandang menatapku kan?”, ditembak seperti itu aku jadi malu juga.
Memang aku sering menatap Bu Melly disetiap kesempatan, apa lagi kalau sedang rapat kantor. Rupanya tingkahku itu diperhatikannya.

Kami berpandangan lama. Lama kami berhadapan, aku di tempat duduk sedangkan Bu Melly dibibir tempat tidur. Dari wajahnya terlihat kalau wanita ini sedang kesepian, raut mukanya menandakan kegairahan. Perlahan dia berdiri dan menghampiriku. Masih tetap berpandangan, wajahnya semakin dekat.. dekat.. aku diam aja dan hup.bibirnya menyentuh bibirku. Kutepis rasa gugup dan segera membalas ciumannya. Bu Melly sebentar menarik bibirnya dan menyeka lipstik merahnya dengan tisu. Lalu tanpa dikomando lagi kami sudah berpagutan.

“Pesen makannya nanti aja ya Ndy”, katanya disela ciuman yang semakin panas.
Wanita cantik betinggi 165 ini duduk dipangkuanku. Sedikit aku tersadar dan bangga karena wanita ini seorang boss ku, duduk dipangkuanku. Tangan kirinya melingkar dileherku sementara tangan kana memegang kepalaku. Ciumannya semakin dalam, aku lantas mengeluarkan jurus-jurus ciuman yang kutau selama ini. Kupilin dan kuhisap lidahnya dengan lidahku. Sesekali ciumanku menggerayang leher dan belakang telinganya. Bu Melly melolong kegelian.
“Ndy kamu hebat banget ciumannya, aku nggak pernah dicium seperti ini sama suamiku, bahkan akhir-akhir ini dia cuek dan nggak mau menyentuhku”, cerocos Bu melly curhat.
Aku berpikir, bego banget suaminya tidak menyentuh wanita secantik Bu Melly. Tapi mungkin itulah kehidupan suami istri yang lama-lama bosan, pikirku.

Bu Melly menarik tangaku. Kutau itu isyarat mengajak pindah ke ranjang. Namun aku mencegahnya dengan memeluknya saat berdiri. Kucium lagi berulang-ulang, tangaku mulai aktif meraba buah dadanya. Bu melly menggelinjang panas. Blasernya kulempar ke kursi, kemeja putihnya kubuka perlahan lalu celana panjangnya kuloloskan. Bu Melly hanya terdiam mengikuti sensasi yang kuberikan. Wow, aku tersedak melihat pemandangan didepanku. Kulitnya putih bersih, pantatnya berisi, bodynya kencang dan ramping. Celana dalam merah jambu sepadan warna dengan BH yang menutupi setangkup buah dada yang walaupun tidak besar tapi sangat menggairahkan.
“Ibu bener-bener wanita tercantik yang pernah kulihat”, gumamku.

Bu melly kemudian mengikuti aksiku tadi dengan mulai mencopot pakaian yang kukenakan. Namun dia lebih garang lagi karena pakaianku tanpa bersisa, polos. Mr. Happy yang sedari tadi tegang kini seakan menunjukkan kehebatannya dengan berdiri tegak menantang Bu Melly.
“Kamu ganteng Ndy”, katanya seraya tanganya meraup kemaluanku dan ahh bibir mungilnya sudah mengulum.
Oh nikmatnya. Sentuhan bibir dan sapuan lidahnya diujung Mr.Happy ku bener-bener bikin sensasi dan membuat nafsu meninggi.

Aku nggak tahan untuk berdiam diri menerima sensasi saja. Kudorong tubuhnya keranjang, kuloloskan celana dalam dan BH-nya. Sambil masih tetap menikmati jilatan Bu Melly, aku meraih dua bukit kembar miliknya dan kuremas-remas. Tanganku merayap keselangkangannya. Jari tengahku menyentuh itilnya dan mulai mengelus, basah. Bu Melly terhentak. Sesekali jari kumasukkan kedalam vaginanya. Berusaha membuat sensasi dengan menyentuh G-spot-nya.

Atas inisiatifku kami bertukar posisi, gaya 69. Jilatan lidahnya semakin sensasional dengan menulur hingga ke pangkal kemaluanku. Dua buah bijiku diseruputnya Bener-bener enak. Gantian aku merangkai kenikmatan buat Bu Melly, kusibakkan rambut-rambut halus yang tertata rapi dan kusentuh labia mayoranya dengan ujung lidah. Dia menggeliat. Tanpa kuberi kesempatan untuk berpikir, kujilati semua susdut vaginanya, itilnya kugigit-gigit.
Bu melly menggelinjang tajam dan, “Ndy aku keluar lo.. nggak tahan”, katanya disela rintihan.
Tubuhnya menegang dan tiba-tiba terhemmpas lemas, Bu Melly orgasme.

Aku bangga juga bisa membuat wanita cantik ini puas hanya dalam lima menit jilatan.
“Enak Ndy, aku bener-bener nafsu sama kamu. Dan ternyata kamu pintar muasin aku, makasih ya Ndy”, ujarnya.
“Jangan terima kasih dulu Bu, soalnya ini belum apa-apa, nanti Andy kasi yang lebih dahsyat”, sahutku.
Kulihat matanya berbinar-binar.
“Bener ya Ndy, puasin aku, sudah setahun aku nggak merasakan orgasme, suamiku sudah bosan kali sama aku”, bisiknya agak merintih lirih.

Hanya berselang liam menit kugiring tubuh Bu melly duduk diatas pinggulku. Mr.Happy kumasukkan ke dalam vaginanya dan bless, lancar karena sudah basah. Tanpa dikomando Bu Melly sudah bergerak naik turun. Posisi ini membuat ku bernafsu karena aku bisa menatap tubuh indah putih mulus dengan wajah yang cantik, sepuasnya. Lama kami bereksplorasi saling merangsang. Terkadang aku mengambil posisi duduk dengan tetap Bu melly dipangkuanku. Kupeluk tubuhnya kucium bibirnya.
“Ahh enak sekali Ndy”, ntah sudah berapa kali kata-kata ini diucapkannya.

Mr.Happyku yang belum terpuaskan semakin bergejolak disasarannya. Aku lantas mengubah posisi dengan membaringkan tubuh Bu Melly dan aku berada diatas tubuh mulus. Sambil mencium bibir indahnya, kumasukkan Mr.Happy ke vaginanya. Pinggulku kuenjot naik turun. Kulihat Bu Melly merem-melek menahan kenikmatan. Pinggulnya juga mulai bereaksi dengan bergoyang melawan irama yang kuberikan. Lama kami dalam posisi itu dengan berbagai variasi, kadang kedua kakinya kuangkat tinggi, kadang hanya satu kaki yang kuangkat. Sesekali kusampirkan kakinya ke pundakku. Bu Melly hanya menurut dan menikmati apa yang kuberikan. Mulutnya mendesis-desis menahan nikmat.
Tiba-tiba Bu melly mengerang panjang dan “Ndy, aku mau keluar lagi, aku bener-bener nggak tahan”, katanya sedikit berteriak.
“Aku juga mau keluar nih.. bareng yuk”, ajakku.
Dan beberapa detik kemudian kami berdua melolong panjang “Ahh..”.
Kurasakan spermaku menyemprot dalam sekali dan Bu Melly tersentak menerima muntahan lahar panas Mr. Happyku. Kami sama sama terkulai.
“Kamu hebat Ndy, bisa bikin aku orgasme dua kali dalam waktu dekat”, katanya disela nafas yang tersengal.
Aku cuma bisa tersenyum bangga.
“Bu Melly nggak salah milih orang, aku hebat kan?” kataku berbangga yang dijawabnya dengan ciuman mesra.

Setelah mengaso sebentar Bu Melly kemudian menuju kamar mandi dan membasuh tubuhnya dengan shower. Dari luar kamar mandi yang pintunya nggak tertutup aku menadang tubuh semampai Bu melly. Tubuh indah seperti Bu Melly memang sangat aku idamkan. Aku yang punya kecenderungan sexual Udipus Comp-lex bener-bener menemukan jawaban dengan Bu Melly. Bosku ini bener-bener cantik, maklum mantan peragawati. Tubuhnya terawat tanpa cela. Aku sangat beruntung bisa menikmatinya, batinku.

Mr.Happyku tanpa dikomando kembali menegang melihat pemandangan indah itu. Perlahan aku bangun dari ranjang dan melangkah ke kamar mandi. Bu melly yang lagi merem menikmati siraman air dari shower kaget ketika kupeluk. Kami berpelukan dan berciuman lagi. Kuangkat pantatnya dan kududukkan di meja toalet. Kedua kakinya kuangkat setengah berjongkok lalu kembali kujilati vaginanya. Bu melly kembali melolong. Ada sekitar lima menit keberi dia kenikmatan sapuan lidahku lantas kuganti jilatanku dengan memasukkan Mr. Happyku. Posisiku berdiri tegak sedangkan Bu Melly tetap setengah berjongkok di atas meja. Kugenjot pantatku dengan irama yang pasti. Dengan posisi begini kami berdua bisa melihat jelas aktifitas keluarmasuknya Mr.Happy dalam vagina, dua-duanya memerah tanda nikmat.

Setelah puas dengan posisi itu kutuntun Bu Melly turun dan kubalikkan badannya. Tangannya menumpu di meja sementara badannya membungkuk. Posisi doggie style ini sangat kusukai karena dengan posisi ini aku ngerasa kalau vagina bisa menjepit punyaku dengan mantap. Ketika kujebloskan si Mr.Happy, uupps Bu Melly terpekik. Kupikir dia kesakitan, tapi ternyata tidak.
“Lanjutin Ndy, enak banget.. ohh.. kamu hebat sekali”, bisiknya lirih.
Ada sekitar 20 menit dalam posisi kesukaanku ini dan aku nggak tahan lagi mau keluar.
“Bu.. aku keluar ya”, kataku.
“Ayo sama-sama aku juga mau”, balasnya disela erangan kenikmatannya.
Dan.. ohh aku lagi-lagi memuncratkan sperma kedalam vaginanya yang diikuti erangan puas dari Bu Melly. Aku memeluk kencang dari belakang, lama kami menikmati sensasi multi orgasme ini. Sangat indah karena posisi kami berpelukan juga menunjang. Kulihat dicermin kupeluk Bu Melly dari belakang dengan kedua tanganku memegang dua bukit kembarnya sementara tangannya merangkul leherku dan yang lebih indajh, aku belum mencopot si Mr. Happy.. ohh indahnya.

Selesai mandi bersama kamipun memesan makan. Selesai makan kami kembali kekantor dengan mobil sendiri-sendiri. Sore hari dikantor seperti tidak ada kejadian apa-apa. Sebelum jam pulang Bu Melly memanggilku lewat sekretarisnya. Duduk berhadapan sangat terasa kalau suasananya berobah, tidak seperti kemarin-kemarin. Sekarang beraroma cinta.
“Ndy, kamu mau kan kalau di kantor kita tetep bersikap wajar layaknya atasan sama bawahan ya. Tapi kalo diluar aku mau kamu bersikap seperti suamiku ya”, katanya tersenyum manja.
“Baik Bu cantik”, sahutku bergurau.
Sebelum keluar dari ruangannya kami masih sempat berciuman mesra.

Sejak itu aku resmi jadi suami simpanan bos ku. Tapi aku menikmati karena aku juga jatuh cinta dengan wanita cantik idaman hati ini. Sudah setahun hubungan kami berjalan tanpa dicurigai siapapun karena kami bisa menjaga jarak kalau di kantor.

Lihat Juga :  Cerita Mesum Gara-Gara Ranjang Yang Kesempitan

Tamat

Cerita Dewasa Khusus Para Otak Mesum

$
0
0

Cerita Dewasa Khusus Para Otak Mesum – Cerita sex panas ini sangat seru dan mengairahkan, dan bermula dari sebuah pengangkatan pegawai, dan pegawai ini cewek yang bikin nafsu birahi . Cewek cantik ini sangat amoy, dan memiliki toket gede. Tentu para pria ingin banget ngentot dengan cewek ini. Jika terjadi gadis bugil telanjang ini, sangat amat di inginkan, terutama saya sendiri. Baiklah cerita 18 tahun ini akan segera saya mulai, simak cerita nya berikut ini. Saya adalah seorang Penjual alat-alat medis untuk keperluan rumah sakit.

Saya memliki kisah yang terjadi tahun 2002 lalu. Kisah ini bermula saat saya mengangkat seorang pegawai baru yang bernama Angelina, dia adalah orang yang supel, ceria dan memliki kesabaran mendengarkan orang lain terutama bagi konsumen. Perawakannya Tinggi, putih dan matanya “nakal”, “Biarin” pikir saya, selama dia mampu menjualkan alat-alat medis perusahaan, dia tetap layak dipertahankan sebagai karyawan marketing yang digaji dengan baik. Walaupun kadang melihat Angelina pengin banget ngerasain tubuhnya. tetapi saya tidak mau terlibat cinta dengan karyawati saya, apalagi Making Love, walaupun saya sendiri belum menikah, wibawa saya sebagai boss bisa luntur jadi bubur.

Alkisah saya memesan alat USG dua minggu yang lalu, dan kini tibalah barang pesanan senilai 450 juta tersebut dihadapan saya. USG (Ultra Sonografi) 3 dimensi berwarna. Angelina tentu saja ikut terlibat dalam transaksi ini. Siang itu setelah Angelina menjemput barang pesanan tersebut dari jasa courier, sekarang dua wujud menakjubkan itu ada di depan saya. Yang satu Angelina yang lain CKD-USG yang sangat istimewa itu. Kenapa istimewa, karena kalau untuk USG bayi dalam kandungan, wajah bayi pun bisa nampak seperti foto, juga untuk USG alat-alat dalam yang lain, baik itu ginjal, jantung,

Pembuluh darah yang besar, maupun ovarium (=telur) dari seorang wanita. Sempat saya telpon kepada Rumah Sakit pemesan bahwa barang pesanan mereka sudah datang, karena Direktur Medis sudah pulang. Saya telpon ke rumah beliau, dan beliau perintahkan untuk melakukan pengiriman barang jam 8 pagi besok di Rumah Sakit tempat beliau bekerja. Sambil dia pesan, agar barang yang diterima harus sudah siap dipakai dan dioperasikan. “Mati !’ pikir saya, karena itu artinya hari ini juga saya harus merakitnya,

Karena alat medis elektronik yang mahal seperti ini, semua komponen dalam bentuk lepas (CKD = Completely Knock Down). Akhirnya setelah menerima “perintah” dari pembeli, saya panggil bagian service yang Insinyur Elektro untuk mulai merangkai USG ini. Mulai sore tersebut, akhirnya dengan berdebar-debar, selesailah semua jam 12 malam. Angelina tentu saja tidak boleh pulang hingga malam tersebut, karena sebagai bagian Marketing diapun akan mendapat share keuntungan 5 % dari nilai transaksi ini. Selain melayani kami dengan membuatkan kopi. Pak Sabastian,

10 tahun lebih tua dari saya yang merakit alat ini sudah nampak kelelahan dan ikut tegang ketika saya mulai menancapkan kabel listrik. “ON”… hiduplah alat mahal ini, kami bertiga termangu-mangu didepan alat ini, selain ini untuk pertama kalinya juga perusahaan kami mendapat pesanan alat ini, juga pertama kali Pak Sebastian merakit. Tinggal kami bertiga di ruang elektrik perusahaan, semua karyawan tentu sudah pulang dan terlelap dirumah masing-masing. Kami bertiga takjub memandangi alat yang sudah hidup tersebut, nampaknya tidak ada trouble sedikitpun, “Ayo kita coba, kita hanya punya waktu 7 jam sebelum menyerahkan barang ini” suara saya memecah keheningan “Saya, Pak !” Pak Sebastian langsung menyahut, selain dia sudah hapal alat-alat medis kedokteran, dia juga tahu kecanggihan alat ini dan pemeriksaan yang berharga 500.000 untuk setiap kali total USG seluruh tubuh.

Dengan bersemangat Pak Sebastian melepas bajunya dan tidur dimeja kerja bagian elektronik yang sebenarnya meja ping-pong..Mulailah saya jadi ahli USG dadakan, berbekal buku manual dan seingat-ingatnya pelajaran Anatomi, saya mulai memeriksanya dengan memberinya lubricant / pelincir agar prop USG yang besar ini bisa digeser dengan mudah di badan pak Sebastian. Dari Jantung, Lambung, Kantong Empedu, Pembuluh Darah dan Ginjal.Luar Biasa !, dari layar nampak persis seperti mata saya ada didalam badan Pak Sebastian. Saya dan Angelina tertawa ketika nampak adanya batu kecil di Ginjal sebelah kiri Pak Sebastian, Pak Sebastian langsung meringis kawatir.

“Tenang saja Pak, masih kecil sekali, pakai obatpun saya harapkan bisa hilang”. “Saya gantian, Pak” Angelina ikut-ikutan muncul suaranya setelah takjub melihat percobaan saya pada pak Sebastian. Saya mendadak bengong, selain ruang yang penuh dengan alat elektronik dan hanya ada meja pingpong ini, hanya ada Saya, Angelina dan Pak Sebastian. Saya memandang Pak Sebastian, nampaknya dia mengerti kejengahan saya, “Iya, pak dicoba saja pada Angelina, sekalian untuk dicoba untuk melihat telur dan rahim”, “Tapi.”kata saya. “Sudahlah pak, dicoba daripada nanti kita diklaim nanti saya yang repot” dia menyahut “Cobalah Pak, tidak usah sungkan, biar saya pamit pulang dulu” Pak Sebastian matanya nampak serius, tapi nampak diujung bibirnya senyum kecil, pengertian sekaligus menantang saya untuk “memeriksa” Angelina. “Pamit Pak !, saya pulang dulu” , Langsung dia ngeloyor pergi, mungkin kelelahan,

mungkin tidak ingin mengganggu “acara” saya dengan Angelina. Setelah Pak Sebastian tidak lagi di ruang, tinggal saya bersama Angelina, “Jadi, Pak ?” suara Angelina kembali muncul, saya hanya bisa mengangguk-angguk ‘Ya, silahkan”. Tanpa ragu sedikitpun Angelina melepas kancing bajunya dan membaringkan diri di meja pingpong, nampak BH Krem dan sebagian payudara yang menyembul, kulit yang putih dan sangat bersih. Aduh…”My Dick” mendadak bangkit ditengah malam !. Mulailah saya memberikan pelincir di perutnya yang putih dan kencang, “Hi-hi- hi, dingin, pak”. ketika pelincir menetes diperutnya. Saya periksa lambung dan ginjalnya, normal semuanya. Saya tidak berani memeriksanya lebih lanjut.

“Pak, sekalian yang lain, mumpung gratis”. Saya mulai menggerakkan prop USG ke bagian tubuh atasnya, karena BHnya masih ditempat tentu saja saya tidak bisa mengarahkan prop tepat ke Jantungnya “Angelina, eh.eh.”..”Oh, ini Pak” Sambil memegang BHnya ” Sebentar, Pak” dengan gaya akrobat seorang wanita, BH Angelina sudah terlepas. Nampak payudara yang sangat indah di depan saya , puting yang kencang dan bagus , payudaranya walaupun tidak besar akan tetapi kencang, nampak kenyal dan sangat proporsional kiri dan kanan. Saya mulai mengarahkan prop USG ke arah Jantungnya dengan menggesernya dari daerah perut. Nampaknya Angelina menikmati geseran prop USG tersebut, kedua putingnya nampak mengeras menjulang. Lebih gila lagi malahan sekarang dia menutup kedua matanya, sambil berdesis pelan. Saya arahkan prop USG tepat di jantungnya, dengan pembesaran 200 X, saya mulai “membaca” ruang-ruang jantungnya.

Karena saya mencoba menelusuri bagian kiri dan kanan jantung, tentu saja saya harus berulang-ulang menggeser prop USG, sambil mengatakan padanya apa yang saya baca dari layar monitor. Tak pernah sekejappun Angelina membuka kedua matanya, sambil terus berdesis-desis pelan. “My Dick” sudah tidak tahan lagi, lihat keadaan seperti ini. Saat tangan kanan saya memegang dan menggeser prop USG, entah dari mana mendadak refleks tangan kiri meremas payudara kanan Angelina. Saya remas- remas dan memain-mainkan pelan payudaranya . Desis Angelina makin jelas kentara, “Terus.Pak”…”Terus Pak” Angelina berbisik…”Mana tahan” pikir saya. Sudah tidak ingat lagi antara boss dan karyawatinya. Saya letakkan prop USG tersebut, sekarang yang memeriksa jantungnya adalah tangan kanan saya di payudara kirinya. Saya isap-isap dan gigit- gigit pelan payudaranya. “Enak Pak.terus.terus”

sambil tetap terus menutup mata.. Saya jilat-jilat dan ciumi perutnya, tangan kanan saya sekarang sudah berpindah ke arah selangkangannya yang masih terbalut rapi dengan rok. Saya elus-elus dengan halus selangkangannya, terasa lembab. “Eh.eh..eh.enak pak”… Saya masukkan tangan saya kedalam roknya, teraba CD-nya, basah nian, kakinyapun tidak lagi sejajar seperti tadi, sekarang kakinya mementang lebar-lebar memberi kesempatan tangan saya untuk mengeksplorasi selangkangannya lebih lanjut. Saya tarik tepi CDnya, teraba vulvanya yang sudah basah, saya gosok pelan-pelan bibir dalam vaginanya. Lendir vaginanya mempermudah saya untuk menggosok-gosok jari tengah saya ke vaginanya, juga kelentitnya. “Ekh..ekh..ekh”..makin keras suara Angelina. “Sebentar yaa”..mendadak saya bangkit, saya segera matikan USG dan lampu ruang elektronik yang terang benderang itu dengan segera. Saya lepas segera semua baju yang saya kenakan juga CD saya.

Saya sudah tidak sabar lagi. Angelinapun juga tidak mau kalah, tanpa diperintahkan, langsung dia lepas semua baju, rok, dan CDnya. Dari remang-remang penerangan dari ruang sebelah sekarang nampaklah Angelina yang telanjang bulat dan menakjubkan. Bukit kewanitaannya dipayungi oleh rambut yang lebat, “Pantas, alisnyapun lebat” pikir saya. Kini saya langsung mengarahkan mulut saya ke vaginanya, karena lebatnya “hutan” kewanitaannya, saya terpaksa menggunakan kedua tangan saya untuk menyibak “hutan”nya. Gantian sekarang malah Angelina yang mengelus-ngelus dan memilin-milin payudaranya sendiri. Memeknya berbau khas yang agak keras dan berasa asin, seperti keju belanda. Maklumlah, kami berdua tidak sempat mandi sejak pagi hari tadi. Tapi sudahlah mulut saya sudah dalam posisi itu. Saya jilat-jilat kelentitnya dan naik turun di bibir dalam vaginanya naik – turun.

“Pak, masukin.pak” Angelina memohon. Tanpa perintah kedua, saya berdiri. Saya tarik tubuh Angelina ketepi meja pingpong, segera saya masukkan “tongkat naga” saya ke vaginanya. “Bless…” tanpa kesulitan saya masukkan “My Dick” saya, karena lendir di vagina Angelina sudah membanjir, selain posisi saya yang berdiri mempermudah hal itu. Saya pegang pinggulnya, saya tarik dan dorong tubuh Angelina, sesuai dengan arah laju pinggul saya yang maju mundur. “Ekh..ekh..ekh”.terus menerus suara Angelina terdengar keenakan. Setelah 10 menit mendadak tangan Angelina memegang sangat keras kedua tangan saya yang sedang memegang pinggulnya ‘Maaasssss..” Angelina menjerit tertahan… pada saat yang bersamaan, vagina Angelina berdenyut-denyut keras “My Dick” saya yang didalamnya seperti diremas-remas dengan lembut oleh vaginanya. Angelina orgasme hebat, pantatnya tidak lagi terletak dimeja pingpong tapi terangkat keras keatas.

Lihat Juga :  Cerita Dewasa Jeritan Pembawa NIKMAT!!

Rupanya dia sedang menikmati semaksimalnya orgasme dan keheningan sesaat yang timbul pada dirinya. Setelah dia agak tenang, saya baru kembali memompanya, terasa agak kering sekarang vaginanya, habis lendirnya. “Sakit, mas..sakit, mas” dia mengeluh. “Tanggung” pikir saya. Segera saya ambil pelincir USG yang tergeletak dekat kami, saya olesi kepala “My Dick” saya dan juga vagina Angelina, segera saya masukkan kembali “My Dick” saya kedalam vaginanya, sekarang kembali licin seperti semula. “Terus. mas, enak”… saya tetap dalam posisi semula, sekarang dengan bekal sedikit pelincir diibu jari saya, saya bantu Angelina dengan menggosok-gosok kelentitnya.

Kali ini, sungguh sulit saya orgasme, konsentrasi saya buyar total, setelah Angelina memanggil saya dengan sebutan “Mas”, aduh saya ini boss-nya. Tapi “what the hell, what will be, will be”. Kembali saya berusaha konsentrasi untuk mengeluarkan semua isi “My Dick” saya. Rupa-rupanya “perkosaan” saya dengan ibu jari kanan saya memakai pelincir di kelentitnya mengundang kembali orgasme Angelina. Sedangkan otak saya masih berperang antara “Mas dan Pak”. “Tahan mas.tahan.saya mau keluar lagi”..dalam hitungan menit muncullah “Maaasss.masss..masss.” dan remasan lembut vagina Angelina yang berdenyut- denyut di “My Dick” saya. Angelina orgasme untuk kedua kalinya, tetapi tidak sehebat yang pertama, tangannya meremas keras tangan kiri saya, sedangkan tangan kanan saya masih aktif di kelentitnya. “Rugi, kalau saya tidak orgasme” pikir saya. Segera gantian saya menutup mata, konsentrasi penuh membayangkan vaginanya Sharon Stone. Saya percepat pompaan saya di selangkangannya.

“Akkkkhhhhhhhhhhh..” saya mendengus panjang, saya keluarkan semua isi “My Dick” saya kevaginanya, dan saya tanamkan sedalam-dalamnya “tongkat naga” saya..saya orgasme. Saya tergeletak disamping Angelina, dua manusia telanjang bulat dengan vagina dan “My Dick” yang berleleran sperma. Angelina memeluk saya , dijilat-jilat pelan telinga saya “Maaf ya mas, sejak tadi malam memang saya lagi “kepengin”” Angelina berbisik. “Puas mas ?, saya puas sekali”. Saya mengangguk. “Ayo kita pulang” saya mengingatkan, jam sudah menunjukkan jam 2 malam. Segera kami berdiri dan merapikan baju, Angelina kekamar mandi membersihkan sisa-sisa sperma yang berleleran di vaginanya. Saya sekarang sendirian di ruang elektronik, lampu sudah saya hidupkan kembali, sambil merokok dan menunggu Angelina kembali ke ruang ini, saya termangu-mangu. “Aduh, sekarang dia panggil saya Mas, padahal saya bossnya, belum lagi kalau dia hamil”.

Tamat

Cerita Seks Nikmatnya Vagina Cewek Bunting

$
0
0

Cerita Seks Nikmatnya Vagina Cewek Bunting – Aku adalah seorang pemuda yang gila seks. Ditunjang dengan wajahku yang tampan, tubuhku yang atletis, dan kemaluanku yang besar, banyak wanita yang tergila-gila padaku. Dengan mudahnya aku bisa menikmati mereka kapan saja, dimana saja. Kuliahku yang di fakultas ekonomi disebuah unifersitas yang ternama di bandung membuatku dikerubungi cewek2. Maklum, difakultasku perbandingan cowok-ceweknya 30-70. Apalagi kebanyakan cewek ditempatku cantik2.

Namun ada yang membuatku penasaran, dan belum pernah kulakukan, yaitu menyetubuhi wanita hamil. Aku pernah membaca bahwa katanya menyetubuhi wanita hami itu sangatlah nikmat, karena memek mereka sangat panas, hangat dan tebal. Ternyata pengalaman itu kudapati saat aku berlibur dirumah pamanku.

Aku berlibur dirumah pamanku, yang juga menyewakan kamar2 di rumahnya sebagai tempat kost putri. Namun, sekarang peminat sedang sepi, sehingga kamar kost yang terhuni hanya satu saja, yaitu oleh mbak Hafzah, Mbak hafzah adalah seorang pengajar di sebuah sekolah islam di dekat rumah pamanku.

Usianya yang menjelang 25 tidak membuatnya kehilangan kecantikan yang ia miliki. Wajahnya yang halus terawat, serta kulitnya yang kuning langsat saungguh mempesona. Ia sudah memiliki suami seorang pelaut, yang pulang kerumah setiap 6 bulan sekali. Jadi, setiap enam bulan, ia kembali ke rumahnya di kampung untuk bertemu dengan suaminya tercinta, dan selain itu ia nge-kost dirumah pamanku. Sekarang ia sedang hamil empat bulan, dan itu justru semakin membuatku terangsang ingin mencoba memeknya. Apalagi pembawaan wanita berjilbab ini yang kalem dan malu-malu terlebih kepadaku yang tampan dan atletis ini, membuatku semakin berahi.

Suatu pagi yang dingin, aku sengaja keluar tidak memakai celana, dan hanya berbalut handuk. Aku masuk kekamar manid, melewati Mbak Hafzah yang sedang mencuci baju. Sekilas aku lihat ia melotot kearahku, yang memang bertubuh atletis. Selesai mandi, aku keluar dan masih menjumpainya mencuci. Sekarang ia berusaha untuk tidak melihatku. Terlihat semburat merah diwajahnya. Aku berpura-pura menjatuhkan handukku, dan terlihatlah kontolku yang panjangnya 17 cm, tegak mengacung. Matanya melotot melihat kemaluanku yang menjulur bebas, Dan Mbak Hafzah sempat tertegun melihat kejantananku yang lumayan besar, panjangnya 17 cm tapi kemudian.. “Aouuww, Dik itunyaa!” kata nya sambil menutup wajahnya. Aku langsung mengambil handukku dan melilitkannya kepinggang, namun tak bsa menyembunyikan kontolku yang berdiri. Segera aku kembali masuk ke rumah utama.

Cerita Sex. Dikamar, aku langsung membayangkan kecantikan wajah Mbak Hafzah tadi. Ingin sekali rasanya memperkosanya, ditambah lagi situasi di rumah itu hanya kami berdua, karena paman dan bibi ada acara mendadak diluar kota. Lalu timbul niat isengku untuk mengintip, lalu kucari ke kamarnya. Saat di depan pintu samar-samar aku mendengar ada suara rintihan dari dalam kamar samping, kebetulan nako jendela kamar itu terbuka lalu kusibakkan tirainya perlahan-lahan. Sungguh pemandangan yang amat syur. Kulihat Mbak Hafzah sedang masturbasi, kelihatan sambil berbaring di ranjang dia menyibakkan rok panjang yang ia kenakan sampai perut. kakinya dikangkangkan lebar, tangan kirinya meremas liang kewanitaannya sambil jarinya dimasukkan ke dalam lubang senggamanya, sedang tangan kanannya meremas buah dadanya tadi bergantian. Kancing bajunya sudah terbuka hingga perut, memperlihatkan payudara yang sangat montok, berputing merah yang besar., Sesekali pantatnya diangkat tinggi sambil mulutnya mendesis seperti orang kepedasan, wajahnya kelihatan memerah dengan mata terpejam, terlihat Sangat erotis.

“Ouuhh.. Hhhmm.. Ssstt..” Aku semakin penasaran ingin melihat dari dekat, lalu kubuka pintu kamar wantia cantik yang sedang hamil itu pelan- pelan tanpa suara aku berjingkat masuk. Aku semakin tertegun melihat pemandangan yang merangsang birahi itu. Samar-samar kudengar wanita alim yang montok itu mendesis…desis “…i.. Sss Ahh..” Ternyata dia sedang membayangkan sedang bersetubuh , dia sedang bermasturbasi……………….. aku sangat bernafsu menyaksikannya…..paha dan payudaranya yang mulus walau perutnya agak membuncit, justru menambah nafsuku. Lalu pelan-pelan kulepaskan pakaianku satu-persatu hingga aku telanjang bulat. Batang kemaluanku sudah sangat tegang, kemudian tanpa suara aku menghampiri Mbak Hafzah, kuikuti gerakan tangannya meremasi buah dadanya. Wanita itu tersentak kaget lalu menghindar ke sudut tempat tidur, dan berusaha membenahi pakaiannya.

“Sedang apa Anda di sini!, tolong keluar!” katanya agak gugup. “Mbak nggak usah panik.. kita sama-sama butuh.. sama-sama kesepian, kenapa tidak kita salurkan bersama,” kataku merajuk sambil terus berusaha mendekatinya tapi wanita montok itu terus menghindar. “Ingat Dik, saya sudah bersuami dan sedang hamil!!” Dia terus menghiba. “Mbak, terus terang saya sangat terpesona oleh Mbak.. Nggak ada orang lain di sini.. cuma kita berdua.. pasti nggak ada yang tahu.. Ayolah saya akan memuaskan Mbak, saya janji nggak akan menyakiti Mbak, kita lakukan atas dasar suka sama suka dan sama-sama butuh, mari Mbak!” “Tapi saya sekarang sedang hamil, Dik.. kumohon jangan,” pinta wanta ayu itu terus. Aku hanya tersenyum. Secepat kilat aku menyambar tangannya, lalu dengan cepat kutarik dia dan kujatuhkan di atas ranjang dan secepat kilat kutubruk tubuh indah wanita itu, dan wajahnya kuhujani ciuman tapi dia terus meronta sambil berusaha mengelak dari ciumanku. Segera tanganku beroperasi di dadanya, . Buah dadanya yang lumayan besar itu jadi garapan tanganku yang mulai nakal.

“Ouughh jangaan Diik.. Kumohon lepaskaan..” rintihnya. Tanganku yang lain menjalari daerah kewanitaan wanita montok itu, bulu-bulu lebatnya telah kulewati dan tanganku akhirnya sampai di liang senggamanya, terasa sudah basah. Lalu kugesek-gesek klirotisnya dan kurojok-rojok dinding kemaluannya, terasa hangat dan lembab penuh dengan cairan mani. “Uhh.. ss..” Akhirnya wanita itu mulai pasrah tanpa perlawanan. Nafasnya mulai tersengal-sengal. “Yaahh.. Ohh.. Jangaann Diik, Jangan lepaskan, akuuuuuu…..ssshhhhhhhh..” Gerakan Mbak Hafzah semakin liar dan binal, dia mulai membalas ciumanku bibirku dan bibirnya saling berpagutan. Aku senang, kini wanita montok ini mulai Menikmati permainan. Tangannya meluncur ke bawah dan berusaha menggapai laras panjangku, kubiarkan tangannya menggenggamnya dan mengocoknya. Aku semakin beringas lalu kusedot puting susunya dan sesekali menjilati buah dadanya yang masih kencang. “Yahh.. addduhhhhh diiikkkkk………….ssshhhhh..” kata wanita itu sambil menggelinjang. daster sudah awut2an. Wajahnya sudah merah menahan birahi.

Kemudian aku bangun, kembali kunaikkan daster ke perut, kulebarkan kakinya dan kutekuk ke atas. Aku semakin bernafsu melihat liang kewanitaan wanita cantik yan ini yang merah mengkilat. Dengan serta merta kuelus dan kuraba kemaluannya….yang indah merekah itu…….. “Aaahh.. Ohh.. mmmhhh…ssshhhhh Diik.. Yaakh……..ssshh..”. Klirotisnya tampak merah merekah, menambah gairahku untuk ubahnmenggagahinya. “Sudaahh Dikk.. sekarang.. ayolah sekarang.. masukkan.. aku sudah nggak tahan..” pinta Mbak Hafzah. Tanpa buang waktu lagi kukangkangkan kedua kakinya sehingga liang kewanitaannya kelihatan terbuka. Kemudian kuarahkan batang kejantananku ke lubang senggamanya dan agak sempit rupanya atau mungkin karena diameter kemaluanku yang terlalu lebar.

“Pelan-pelan Dik, punya kamu besar sekali.. ahh..” wanita yang biasanya alim dan pemalu itu menjerit jalang saat kumasukkan seluruh batang kemaluanku hingga aku merasakan mentok sampai dasar rahimnya. Lalu kutarik dan kumasukkan lagi, lama-lama kupompa semakin cepat. “Oughh.. Ahh.. Ahh.. Ahh..” Mbak Hafzah mengerang tak beraturan, tangannya menarik kain sprei, tampaknya dia Menikmati betul permainanku. Bibirnya tampak meracau dan merintih, aku semakin bernafsu, dimataku dia saat itu adalah wanita yang haus dan minta dipuaskan, tanpa berpikir aku sedang meniduri istri orang apalagi dia sedang hamil.

“Ouuhh Diik.. Mbak mau kelu..arrrrr……. aahh..” Dia menjerit sambil tangannya mendekap erat punggungku. Kurasakan, “Seerr.. serr..” ada cairan hangat yang membasahi kejantananku yang sedang tertanam di dalam kemaluannya. Wanita itu mengalami orgasme yang pertama. Aku kemudian menarik lepas batang kejantananku dari kemaluannya.

Aku belum mendapat orgasme. Kemudian aku membaliknya, berniat memompanya dari belakang. Wanita itu kemudian menungging, kakinya dilebarkan. Perlahan-lahan kumasukkan lagi batang kebanggaanku dan, “Sleep..” batang itu mulai masuk hingga seluruhnya amblas lalu kugenjot maju mundur. Mbak Hafzah dengan jalang menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan batang kejantananku. “Gimaa.. Mbaak, enak kan?” kataku sambil mempercepat gerakanku.

“Yahh.. …ssshhhhhh…duhhhh dik…… Aahh.. Aaah.. Uuuhh.. Aaahh.. ehh..kok……gini…..shhhhhhh” wanita cantik yang itu semakin bergoyang liar seperti orang kesurupan. Tanganku menggapai buah dadanya yang menggantung indah dan bergoyang bersamaan dengan perutnya yang membuncit. Buah dada itu kuremas-remas serta kupilin putingnya. Akhirnya Aku merasa sampai ke klimaks, dan ternyata wanita alim ini juga mendapatkan orgasme lagi. “Creett.. croott.. serr..” spermaku menyemprot di dalam rahimnya bersamaan dengan maninya yang keluar lagi.

Kemudian kami ambruk bersamaan di ranjang. Aku berbaring, di sebelah kulihat Mbak Hafzah dengan wajah penuh keringat, sampai jilbab dan bajunya ikut basah kuyup. “mbak capek……..ahhhhhhhhhhhh” katanya. “Mbak, setelah istirahat bolehkah saya minta lagi?” tanyaku. “Sebenarnya saya juga masih pengin, tapi kita sarapan dulu kemudian kita lanjutkan lagi.” Mbak Hafzah hanya memandangku. Aku tahu, ia sebenarnya ingin menolak, namun gairah birahinya juga ingin dilampiaskan.

Lihat Juga :  Cerita Sex Libido Tante Yang Besar

Tamat

Viewing all 143 articles
Browse latest View live